Seoea toelisannja Opa kwee soedah pindah ke sini http://tjamboek28.multiply.com/

Friday, September 23, 2005

TONARIGUMICHOH (V-HABIS)

(V)
Di zaman Djepang boeat jang tida bisa atawa tida maoe djadi toekang tjatoet atawa mendjadi “yes-man” (gondal) dari pembesar Djepang ini atawa itoe lakoe “segala” matjam pekerdjaan asal bisa dapet oewang, boeat mereka itoe hidoepnja rada serat. Tempo senggang banjak dan pekerdjaan sedikit.
Ledigheid is des duivels oorkussen, katanja Belanda. Doedoek menganggoer itoe ada sjaitan poenja bantal. Pikiran jang menganggoer bisa timboelken kainginan dan perboeatan jang seharoesnja tida akan dilakoeken bila pikiran dan perhatian kita bisa disaloerkan ke pekerdjaan jang lebih bergoena. Tetapi boeat kebanjakan dari kita hidoepnja itoe waktoe goelang-galoeng sadja. Satoe2 waktoe berkoempoel boeat omong kosong dan bertjanda dari omong kosong dan bertjanda ini lambat laoen bisa timboelken plesiran, ja itoe... djoedi !
Saja sebetoelnja memang tida soeka berdjoedi, tetapi sifat tida soeka ini jang bikin saja kena “didjoeal” oleh teman2 di Soerabaia; ada jang dari koran, ada jang dari perdagangan atawa jang soedah “hidoep” dari toendjangan anak2nja.
Doedoek perkara ada begini, ditaon 1932 saja telah diangkat sebagai voorzitter dari Nanjang Societeit di Kapasari, jang katanja Koen Hian ada boeat bantoe segala orang jang sekiranja pantas di bantoe. Dalam praktijknja toedjoean boeat bantoe memang benar di oesahakan, tetapi boeat bantoe orang2 jang mendjadi pegawai dari Nanjang Societeit, bantoe pemegang2 saham2nja boeat garoek kaoentoengan. Sedeng si voorzitter goblok tjoema boleh makan dan minoem prei di boeffet.
Nanjang Societeit itoe beroepa satoe perkoempoelan djoedi dalem oekoeran besar. Ada “baccarat”, ada “djie it”, ada “tjap dji kie” (kalaoe permaenan poker masih djarang saat itoe). Dan dalem djoemlah2 jang besar seperti jang bisa diliat dari toempoekan oewang kertas jang segala keliatan di medja djoedi. Dan mereka ini dateng dari Banjoewangi, Djember, Malang, Semarang, Solo, Djokja, Batavia. Pendapetan Nanjang Societeit beroepa oewang tong jang mengalir deras sekali ke latji2 kasir. Dan djoestroe oewang ini bantoe “orang2 jang sekiranja pantas di bantoe” menoeroet versinja Koen Hian cs orang2 jang beroepa pegawai dan pemegang saham Nanjang Societeit. Topvoort, hoofdcomissarts polisi Soerabaia, sobat baek saja, jang kasi tahoe, idzin berdiriken Nanjang Societeit dikasih karena nama saja tertjantoem sebage voorzitter. Dan saja memang bersih dalam hal itoe, tetapi achirnja toch Nanjang Societeit itoe tida bisa hidoep terlaloe lama sebab didapat dari “Oewang panas”.
Akan kombali ke Rampal dimana saja oleh kawan2 moelai dikasi beladjar main “poker”. Bagaimana satoe pair kalah dengen doea pair; ini aken toendoek pada “sa-kie” (3 kartoe jang sama warna) jang sebaliknja minggir boeat “soen” (straight). Soen dibikin toendoek oleh full-house jang kalah terhadap “thoeng-hoa” (5 kartoe dengen satoe warna) dan toeng-hoa ini keok kalaoe berhadepan dengen “sie-kie”(4 kartoe sama) dan poentjaknja ada “toenghoa-soen”(royal flash straight).
Begitoelah pada soeatoe hari “kaki poker” sebanjak 8 orang soedah pada doedoek disekitar 2 medja di satoe kamar. Dan selagi enak2 kita banting kartoe, pelajan saja masoek dengen goegoep kasi tahoe, di pekarangan depan ada masoek seorang opsir Nipon jang hendak preksa roemah. Mampoes loe! Saja boeroe2 lari ke depan, tida perdoelikan lagi segala oewang dan kartoe. Itoe opsir ternjata masih ada di bagian deket djalanan kebon saja jang memang besar. Begitoe poela jang berada di belakang roemah.
Itoe opsir Djepang ternjata ada sopan sekali. Ia “salueer” dan minta permisi liat roemah saja karena ia memang diwadjibken tjari roemah oentoek mess kaoem opsir. Selagi saja djalan disebelahnja menoedjoe ke roemah, seriboe matjam pikiran mengoelek dalem kepala. Andai kata, roemah djadi diminta, kemana saja moesti pergi? Dan itoe kawan2 jang lagi maen dibelakang? Barisan jang dibanting didepan kantor polisi di Oro2 Dowo terbajang dengen teges sekali.
Achirnja kita sampe di roemah depan. Ini opsir liat ini dan itoe dan kamoedian teroes masoek. Kalaoe bisa lontjat pasti djantoeng saja soedah menggoeloendoeng dibawah. Sesampenja diroeangan tengah, jang biasa digoenaken sebage roeangan makan, hampir saja tida berani berpaling kekamar sebelah kiri, dimana biasa kita berdjoedi. Itoe opsir masoek dikamar terseboet dan saja tida pertjaja pemandengan mata sendiri. disatoe podjok ada ditaroh dipan berikoet bantal dan goelingnja, semoea serba netjis. Didekatnja ada medja ketjil dan korsi. Di laen podjok ada medja dan beberapa korsi; diatas medja ada terdapat beberapa djilid boekoe. Tetapi tida ada barang satoe lembar kartoe dan oewang kertas.
Sebaliknja itoe 8 kawan saja liat siboek sekali dikebon belakang. Ada jang lagi menimba aer dari soemoer, ada jang sapoe selokan, ada jang patjoel dikebon belakang. Pendeknja semoea bekerdja. Dan jang paling aneh marika semoea tida pake sepatoe, hanja pake tjelana pendek, dan singlet. Persis seperti orang jang bener2 lagi diroemah merawat ini dan itoe.
Nipon itoe tanja siapa adanja itoe orang? Saja bilang, marika ada sanak saoedara jang datang dari pedalaman dan memang tinggal pada saja. Sebagian bekerdja tjoema sekarang kebetoelan lagi tjoeti dan ada jang masi sekolah (saja bilang begini waktoe inget bale dan boekoe2 diatas medja ketjil). Kita keloear lagi dan tetamoe saja boeka pintoe dari kamar disebrangnja. Mendadak ia salueer dengen hormat dan moedoer sesoedah perlahan toetoep daon pintoe. Dalam tempo jang sependek itoe saja liat bagaimana iboe mertoea saja rebah di pembaringan dengen berselimoet, itoe opsir keloear kedepan dan teroes menoedjoe ke djalan. Selagi saja anter ia, opsir itoe kasih tahoe, saja tida oesah koeatir apa2; roemah saja dianggap tida soeroep boeat digoenaken sebage mess. Tentoe sadja saja hantoerken terima kasih saja jang selagi kita orang berdjabat tangan, itoe opsir lagi sekali berpaling ke djoeroesan roemah. Dan siapa jang bisa di liat lagi berdiri diambang pintoe? Iboe dengen disertai Istri saja! Tetapi zonder oetjapkan barang satoe patah, opsir itoe kamoedian naek mobil tentara jang sedeng menoenggoe.
Ketika saja balik lagi, pikiran belon bisa telan itoe perobahan jang diloear doegaan saja. Tetapi ternjata keheranan kedoea moentjoel. Bale, rak boekoe dan sebagenja hilang; doea medja djoedi ditaroh teroes ditempat biasa dipoeterin oleh korsi2 diatas mana ada doedoek... kawan2 jang tadi poera2 bekerdja. Sekarang soedah komplit pake sepatoe dan segala dan tangan lagi pelirit kartoe. Adjaib apa tidak? Istri saja kasi tahoe ia jang kasih pikiran soepaia iboe poera2 sakit. INILAH NAMANJA SIASAT ALOES BOEAT TOLAK MOESOEH

TONARIGUMICHOH (IV)

(IV)
Nipon poenja gerakan “kampong kawat” djoega menjedot beberapa orang dari lingkoengan saja. Tida semoea, sebab mirip sebage totok karena warna ramboet dan mata, tetapi ada djoega jang maoe masoek kampong kawat dengen soeka rela; dipikir oleh orang2 ini tertimbang diloaran menghadepin penghidoepan jang tida tentoe dan belon tahoe kapan habis penderitaan, ada lebi baek masoek sadja dibelakang kampong kawat. Toch alamin nasib jang lebih djelek tidak aken bisa. Sedikit banjak perasaan seperti ada jang “awasin” ada lebi mantap berhoeboengan dengen adanja pager kawat itoe.
Saja pernah sambang disana boeat liat bagaimana mana keadaan orang2 jang tadinja dari lingkoengan saja jang sekarang mendjadi penghoeni kampong kawat itoe. Roepanja memang ada lebi aman karena orang loear tida begitoe leloeasa boeat main masoek seperti roemah2 di loear.
En wij doen`t voor onze meisje... meneer Kwee, menerangkan satoe njonja jang karena poenja gadis2 jang roepawan. roemah nja doeloe sering didatengin lelaki, baik Tionghoa maoe poen Indonesia. Mala tida djarang opsir2 Djepang masoek dengen alasan hendak liatin roemah jang ditinggali itoe pamilie. Saja benarkan itoe njonja poenja masoek kampong kawat karena hendak lindoengin gadis2nja. Seperti soedah dibilang, bagian loear dari seloeroeh kampong kawat dikiterin oleh kawat berdoeri. Tjoema beberapa bagian tinggal terboeka boeat penghoeni2nja keloear masoek.
Pada soeatoe hari, karena satoe keperloean saja dengen sepeda liwat disepandjang “Idjen boulevard” jang seanteronja meroepakan loear dari kampong kawat. Di depan saja ada satoe nona indo, djoega naek sepeda. Ketika liwat didepan satoe roemah, dari dalem ada keloear satoe nona Belanda. Roepanja mereka ada mendjadi sobat satoe pada lain, sebab doea-doeanja lambaikan tangan dan pada bertreak “Dag.....dag....”. sampai di satoe tikoengan itoe nona indo depan saja mendadak membiloek ke kiri.
Saja tida perhatiken lebi djaoeh ketika sekonjong-konjong dari sebelah kanan saja ada liwatsatoe agen polisi jang djoega naek sepeda. Sesoedah liwatin saja, ia berenti dan perintah saja boeat stop.
“Tadi toewan bitjara apa sama nona didalem itoe? Tanja ia, saja djawab tida bitjara apa2.
“Mari ikoet!” dan saja diadjak pergi ke posnja jang berada tida djaoeh dari tikoengan dimana tadi saja liat nona indo pergi. Ini stogantol lagi mabok kebesaran pikir saja, ia kira si tjina ini (saja) ada makanan empoek jang mana dirinja main digertak dan dikoenjah pergi dateng.
Sesampenja dikomandannja, itoe agen bilang jang saja gapain dan bitjara dengen satoe nona Belanda jang ada didalem kampong kawat. Saja terangkan andai kata saja berbitjara dengen itoe nona didalam, tjara bagaimana ini agen bisa tahoe? Toch ia tida bisa liat moeloet saja, dengen temboesin kepala saja. Karena ia ada dibelakang. Dan saja tida berasa kasih “Dag.....dag...” dan sebagenja. Saja tida kenal itoe nona dan djoega nona indo jang tadinja ada didepan saja dan lambaikan tanganja pada sobatnja jang ada didalam. Kalaoe hendak bitjara, siapa jang larang, karena larangan begitoe tida ada. Saja sendiri sering masoek di kampong kawat boeat tengok kenalan saja.
“Sampoen, dipoen betoh mawon !”, si semproel andjoerin komandanja, jang disoeroh bawa saja kekantor polisi sadja. Kalaoe sampe kadjadian begitoe ada berat djoega. Ketika liat itoe komandan moelai mendojong, tida ada laen djalan boeat saja selaen dari keloearkan “gertak londo” saja.
Toewan, kata saja pada itoe komandan (waktoe itoe panggilan bapak belon moesim) kalaoe toean sangsiken saja, mari kita sama2 pergi ke roemah sana itoe, ja itoe roemah sekertaris dari residen Nipon. Itoe sekertaris saja kenal baek dan nanti baroe toewan tahoe saja ini siapa! Oentoeng gertak londo mempan djoega. Si komandan terangken, boeat polisi ada serba soesah, karena poen polisi ada diamat-amatin oleh polisi jang berpakean preman.
Ia nasehatkan saja soepaia laen kali djangan naek sepeda terlaloe dekat pada kawat berdoeri itoe. Kamoedian ia persilahken saja pergi. Saja sabenarnja tida kenal itoe orang Djepang jang memang mendjadi sekertaris Gunsaikan (kalaoe tida salah) jalah residen. Tjoema tahoe memang ia tinggal disana, karena soedah tiga kali saja tahoe datang di roemah nja boeat...... ketemoeken djongosnja pada siapa saja terimaken “champignon” saja jang dipesan oleh madjikannja, memang sedari beberapa waktoe berselang saja djoega bikin champignon (djamoer) dari merang di kota-lama. Harga didjoeal itoe waktoe 35 sen per kilo!
----$$$-----
Ketika liwat di Kajoetangan ditikoengan ke djoeroesan Oro2 Dowo, dimana memang ada kantor besar polisi Malang, saja nampak satoe kadjadian jang saja pikir boleh djoega dikasih tempat dikenangan ini. Di pekarangan depan saja dan banjak orang lain pada liat barisan dari kira2 tiga poeloeh orang2 lelaki. Ada Indonesia, ada Tionghoa, ada Arab, mala djoega ada satoe atawa doea Belanda indo. Tida lama kamoedian dari dalem kantor ada keloear seorang polisi Djepang. Kendati ada rada pendek sedikit tetapi potongan badanja tjoekoep kasih kesan jang sedikitnja ia poenja kampioen djoedo. Poendak dan dadanja dempal dan pasek seperti tembok beton sadja; kedoea lenganja jang penoeh dengen otot2 jang pada menondjol keloear kasih kepastian lebi baek berada djaoeh dari orang ini djika ia memang lagi tjari kita.
Sesampenja didepan barisan, zonder oetjapkan barang satoe patah si Djepang moelai pegang satoe demi satoe korbannja jang dibanting via ia poenja poendak. Dari kerasnja soeara “gedeboek” begitoe lekas toeboehnja jang dibanting djatoh ditanah, kita bisa oekoer heibatnja bantingan ala djoedo. Ada djoega korban, jang sasoedahnja dibanting dengen sesambat dan pegang2 belakang dan bebokongnja merangkang kepinggir. Apa lagi jang soedah masoek golongan toea, kalaoe tida remoek dalam ia soedah boleh bersoekoer. Dan saban kali ada toeboeh jang dibanting sampe bikin deboe berterbangan, saban kali djoega doea ekor ajam djago dalem koeroengan disebelah depan, ikoet berkaok-kaok, seperti itoe doea binatang lagi bersorak-sorak liat itoe orang2 jang sekarang dibanting, ketika mereka saksikan bertaroengnja doea ajam djago. Ternjata itoe orang2 ditangkap selagi adoe djago !
Waktoe datang gilirannja seorang Madoera jang hendak dibanting, sebelonnja tangan si Nipon bisa tjankeram badjoenja. Ini orang soedah didjatohkan dirinja sembari meratap :...”Ampon, toean boele njoewoen ampon, tak bengal poleh” si Madoera ditinggal dahoeloe, masih ada empat orang jang belon dilempar ke atas dengen gerakan jang terkenal.
Sasoedahnja semoea habis dibanting, si Nipon sekarang menoedjoe ke orang Madoera itoe jang masih mendekam ditanah. Dengan satoe kali tarik ia dibikin berdiri; kamoedian lengan kanannja di toempangkan keatas poendaknja si Nipon dan...... sjrrrt! Ia dilempar keatas dan djatoh ketanah lagi. Belon sempat atoer napasnja jang tersengal-sengal, dari bawah ia tarik poela dan dilempar keatas via poendak. Satoe “schouderworp” jang subliem. Poen bantingan katiga tida ada tjatjatnja, semoea dilakoekan menoeroet tjara djoedo sedjati. Tjoema sadja boeat orang Madoera itoe jang dibanting 3x beroentoen sebab berani maen gila, belon apa2 soedah djatohkan diri lebi dahoeloe, tida ada kebagoesan systeem ini dan itoe dari djoedo.
Jang ada jalah tjari doekoen pidjat dan obat boeboek. Biasanja orang Madoera soeka bilang : “Oreng Medure tak djera njorot ondhoer” tetapi adja kalaoe dibanting poelang pergi zonder boleh atawa berani melawan, siapa orangnja jang tida mendjadi koentjoep njalinja ?.

TONARIGUMICHOH (III)

(III)
Ada djoega kadjadian ini. Di waktoe tengah malam, selagi enak2nja orang tidoer, mendadak pintoe roemah saja diketok dengen tjara jang loear biasa kerasnja. Ketika saja boekain ternyata tetamoe malem ini ada seorang Djepang golongan Sakoera (tida termasoek golongan militer aktif) dan jang saja kenal memang tinggal dibagian tengah dari wijk saja. Ia boeroe2 minta saja ikoet, sembari moeloetnja tida berentinja bilang “Potong kepara!”....potong kepara !.
Seperti jang pembatja tahoe, orang Djepang totok soekar boeat oetjapken letter “L”, jang diganti dengen letter “R”, sebaliknja orang Tionghoa totok soesah boeat bilang R jang selaloe diganti dengen letter L. Ada baiknja djoega bisa dengerin pertjakapan antara totok Djepang dan totok Tionghoa dalam bahasa Indonesia.
Ini Sakoera ada pegawai dari Kaigoen dan diwadjibken tjari serta koempoelken segala keperloean boeat angkatan laoet, seperti engsel, selot, koentji, martil dan sebagenja. Menoeroet penoetoerannja, pada soeatoe hari ada datang seorang Tionghoa, toekang tjatoet jang tawarkan si Sakoera pakoe bikinan Eropa; ia kasih oendjoek tjontohnja. Djoeal beli kamoedian ditoetoep. Dan 20 peti pakoe Eropa itoe diantar ke roemah di Rampal dan ditoempoek disalah satoe kamar. Oewang pembelianpoen soedah dibajar loenas. Tetapi ketika Kaigoen perloeken pakoe dan peti2 diboeka, ternjata kendati timbangannja betoel, semoea isinja pakoe2 bekas jang soedah karatan, bengkong2, mala banjak sisa semen jang masih melengket. Koerang adjar apa tidak ? si toekang tjatoet tjilaka tjoema pikirkan dirinja sendiri jang bisa ingoesin si Djepang dan dengen ketawa lebar kantongin doeitnja, hasil pendjoelan pakoe bekas sebage pakoe bikinan Eropa.
Si Sakoera minta saja boeat bantoe ia tjari si toekang tjatoet. Bagaimana saja bisa, sedeng pembelinja sendiri poen tjoema pernah bertemoe doea kali. Tetapi pertjoema berdebat dengen si Djepang jang dalem moerkanja djalan moendar-mandir teroes antjam hendak “potong kepara”. Saja nanti tjoba tjari itoe penipoe; begitoe saja kemoekakan. Ia aken saja bantoe si Djepang “potong kepara” si keparat.
----$$$----
Di masa pendoedoekan Djepang memang kita bisa alam-ken atawa saksiken hal2 jang tida bisa didoega lebi dahoeloe. Saja liwatin djalan tjelaket dan di depan djalanan jang menoejoe ke rumah sakit militer saja liat ada berkeroemoen banjak orang. Bermoela saja kira ada terdjadi satoe katjilakaan, tida tahoenja kalaoe orang2 itoe pada menonton seorang Indonesia jang bongkok-in toeboehnja dalem sekali, kedjoeroesan djalan besar, didekat gardoe pendjagaan laskar Djepang.
Dari keterangan2 jang bisa di koempoelken dari marika jang tahoe doedoek perkaranja hingga bikin itoe orang Indonesia melengkoengken toeboehnja kedepan, jalah sikorban tadinja liwat di gardoe pendjagaan, tetapi alpa boeat medjoera dalem di hedepin serdadoe jang lagi djaga, seperti jang memang dianggap sebage satoe koadjiban saban kali kita ketemoe pos pendjagaan begitoe.
Sebagai hoekoeman boeat kealpaan itoe, si korban dipaksa mendjoera dalam ke djoeroesan djalan besar. Dan kalaoe ada orang jang liwat serta manggoet pada serdadoe jang lagi djaga, ia ini tida balas itoe tjara menghormat hanja dengen ketawa ia toeding sadja pada korbannja jang dianggap soedah mawakili ia. Berapa lama itoe orang soedah disoeroh membongkok begitoe. O, sedikitnja soedah lebih dari.... tiga djam. Kalaoe badan lagi apes!.
Sesampenja di roemah saja djoega tjoba mendjoera begitoe, tjoema ingin tahoe otot mana dibagian belakang jang moelai dirasaken sakit. Belon sepoeloeh menit saja soedah tida tahan lagi. Dan orang itoe soedah membongkok soedah lebi delapan belas kali lebi lama. Sedikitnja !.
-----$$$-----
Di kotalama didekat djalan kereta-api, djoega ada pos djaga begitoe. Ditempatkan dalam satoe gardoe. Pada tjabang pohon didekatnja ada dipakoe sepotong kertas karton dengen toelisan, segala orang haroes beri hormat pada Dai Nipon. Jang naek sepeda haroes toeroen. Tetapi karena ketjilnja kertas pengoemoeman itoe, banjak orang tida perhatikan.
Ketika berada ditoko diseberangnja. Habis sambang pamilie saja jang ada dikota-lama, saja liat si serdadoe kaokin doea nona Belanda Indo jang tadinja liwat dengen bersepeda dan asik pasang omong. Jang dikaokin pada berenti dan baroelah mereka insaf soedah loepa mendjoera pada itoe serdadoe dari negara Matahari Terbit.
Sebagi hoekoeman sepedanja disenderkan ditembok gardoe sementara itoe doea nona haroes djepit masing2 poenja hidoeng. Kalao sampe berani lepaskan djepitannja, ia aken digampar. Dan begitoelah pertoendjoekan djepit hidoeng ini berlakoe boeat lamanja satoe djam. Saja tahoe betoel karena saja sengaja toenggoe dalem toko itoe sampai habisnja ini pertoendjoekan djepit hidoeng. Dan bila ada orang jang kebetoelan liwat dan berani ketawa, poen orang itoe digampar oleh si serdadoe. Di masa itoe penghidoepan seperti orang maen loedroekan sadja. Saja poenja neef, karena tida toeroen dari sepedanja hanja manggoet sadja dimestikan panggoel sepedanja sampe satoe djam lamanja. Dengan mata pandang ke djoeroesan matahari.

------$$$-----
Liwat pertengahan taon 1944 kombali pendoedoek Belanda dibikin gempar dengen tersiarnja kabar-an jang mereka aken di “kampong kawat” bila masoek golongan totok atawa setengah totok (bapa totok iboe kelahiran sini). Djoega tentoe sadja orang2 jang tinggal dalem wijk saja. “Kampong kawat” berarti mereka itoe akan ditempatkan dalem satoe wijk jang ditoendjoek dan wijk itoe aken dikelilingi dengen pagar kawat berdoeri. Tida diasingken tetapi djoega tida merdeka sepenoehnja.
Oentoek boektiken jang mereka ini boekan tergolong pada Belanda totok atawa separoh totok dan sedikitnja masih poenja tjampoeran darah dengen orang Indonesia, maka akal dikasi keloear. Ada jang bikit potret di batoe nisan dikoeboeran leloehoernja jang menboektikan mereka ini boekan totok. Ada djoega pamilie jang perlihatkan pada saja potret dimana bisa diliat seloeroeh pamilie jang berdiri keliling dibelakang korsi diatas mana ada doedoek seorang kakek jang oendjoekan roman heran dan terperandjat. Tetapi terang sekali ia boekan Belanda, biar jang godong(hitam) sekalipoen. Itoe kakek pake sepatoe, kaos, tjelana dan djas dril poetih, kendati oekoeranja ada rada longgar poen dasinja tida katinggalan.
Ketika saja tanja pada satoe njonja jang gambarnja djoega ternampak dipotret itoe, siapa adanja si kakek jang katanja ada mereka poenja “grootvater” ia dengen berbisik mendjawab “Onze tuinjongent” toekang kebon kita !. Pantas sadja adanja itoe kenakan pakean jang tida terdoega dan terkira sigrootvater toekang kebon keliatan heran dan terperandjat.

TONARIGUMICHOH (II)

(II)
Saja tinggal di Rampal Wetan no 27 disebelah saja, di no 29 di roemah podjok dari Wilhelminalaan (sekarang djalan Dr tjipto kalaoe tida salah) ada ditempatkan orang2 Belanda dari roemah miskin jang tadinja terletak di djalan Oro2 Dowo. Diantara marika ada kenalan saja jang tinggal di Djember diantara 1933 sampe achir 1934. Ia ada seorang Belanda Indo dengen istrinja. Namanja Westhoff dan saja doeloenja kenal sebage hoofcomiss dari kantor assistent resident lens di Djember.
Sekarang ia dan istrinja soedah keliatan toea sekali; boleh djadi karna keadaan jang memang sangat menjedihkan. Seringkali saja bantoe ia dengen makanan sederhana menoeroet kekoeatan saja sendiri, karena Westhoff ini bener2 haroes dikasihani. Pensioen tentoe sadja soedah tida dapet lagi. Bantoean oewang poen soedah distop sedari Djepang ambil alih pemerintahan dari tangan Belanda.
Sedih bener kalaoe denger istrinja meratap dengen soeara perlahan....”Meneer Kwee, ik heb zo`n honger” amat lapar katanja. Dan boekan tjoema westhoff sadja, poen orang2 Belanda lain keadaannja djoega pajah, kendati tidak sampe begitoe ngenes seperti si Westhoff. En toch ini Westhoff dan lain2 orang Belanda djoega dalem lingkoengan saja, jang bisa bilang pada saja : .... Meneer Kwee, wilt U zorgdragen dat de Inlanders niet hier komen?.
Tetapi baik tentang hal ini saja toetoerken dibagian pengalaman saja sebagai kepala Roekoen Tetangga di zaman Indonesia soedah njatakan dirinja merdeka dan berdaoelat penoeh.
Di waktoe diantara pendoedoekan pasoekan Djepang dan pemerintah Belanda roepanja didapat persetoedjoean, boeat palang merah Belanda boleh terbang diatas lapangan di Rampal (depan tangsi bataljon 10 dan depan roemah saja djoega) oentoek didjatohkan boengkoesan2 obat dan makanan boeat pendoedoek Belanda jang tinggal disana.
Kota Malang, jang terletak ditanah datar jang tinggi dikelilingi oleh goenoeng2 roepanja dipilih oentoek mendjadi tenpat mengasoh dari Djepang poenja Kaigoen (angkatan laoet). Karena disana banjak sekali laskar jang masoek bagian terseboet.
Pada soeatoe hari oleh pamilie jang tinggal dikota-lama, saja dikasih tahoe bahwa pekarangan depan roemah, jang memang rada loeas djoega, diminta oleh Kaigoen oentoek digoenaken sebage tempat menimboen barang2 keperloean marika. Di zaman itoe permintaan begitoe tjoema poenja satoe matjam djawaban, jaitoe meloeloeskannja.
Ketika saja datang disana, dibagian sebelah kiri soedah dipasang tenda2 dari kain dan diatas papan2 jang ditaroh dibawahnja soedah ditoempoek karoeng2, peti2 dan sebagenja. Djoega dibagean kanan. Tetapi tentoe sadja masih terboeka djalanan boeat orang2 roemah masoek keloear dengen leloeasa. Dan haroes diakoei, selamanja menempati pekarangan depan, belon pernah kita alamken ganggoean sedikitpoen dari laskar jang dikemahnja. Belon pernah marika masoek kedalam roemah atawa pergi kepekarangan belakang. Tata tertib marika haroea diakoei ada sanget djempol. Jang mendjadi kepala keseloeroehannja ada seorang opsir angkatan laoet Djepang jang kita kenal dengen seboetan toean “Hirao”.
Persies pangkat apa, ini kita tida tahoe, tetapi dari halnja Hirao itoe, selaloe berkendaraan mobil, dalem mana ia doedoek sendirian di bangkoe belakang, poenja sopir laskar dan pedang samoerainja pandjang amat, bisa didoega jang pangkatnja Hirao ada tinggi. Menoeroet katanja. Dan pedang samoerai Hirao tida bisa dibilang pendek.
Hirao ada seorang perwira jang baek sekali, ramah tamah, sopan dan sama sekali tida ada agoengkan dirinja, beoesia 30 taon keatas. Iapoen sering datang di Rampal, dimana kadang2 ada djoega tinggal iboe saja. Teroetama pada iboe ini Hirao berlakoe baek sekali. Ia selaloe bilang, iboe ingatkan pada iboenja sendiri di “Tokyo”, Hirao poen soeka maenkan lagoe2 Djepang di piano. Malah njanjikan njanjian2 anak2 dan demonstrasiken tjara menarinja anak2 di Djepang, selagi ia lontjat, djongkok dan madjoe-mondoer didepan iboe. Dan itoe semoea bikin saja soekar boeat loepakan Hirao.
Ketika Djepang menjerah kalah dan Kaigoen dikoempoelkan di Poedjon (jang rikoegoen, angkatan darat di Dampit) saja dengen naek sepeda pada soeatoe hari berangkat poela ke Poedjon oentoek tjoba ketemoeken Hirao, kendati kalaoe djalanan sepeda haroes ditoetoen. Achir amat menandjak tentoe sadja, toch sampe djoega saja ditempat dimana Kaigoen dikompoelken. Tetapi boekan dibelakang kawat dan sebagenja, hanja satoe bagian dari Poedjon poenja roemah2 digoenakan boeat pengoempoelan terseboet.
Djoega jang djaga seorang Nipon, tjoema soedah tidak pake pakean seragam lagi, hanja pakean preman, seperti kimono, pijama, dan sebagenja.
Ketika saja bertemoe Hirao, ia ketawa liat saja mandi keringet, Hiroe masih tanja djoega bagaimana dengen iboe saja, apa baek? Dan apa kita tida dapat ganggoean dari adanja roemah kita di Rampal jang digoenakan sebage pengoempoelan barang2. Saja djawab, ganggoean sama sekali tida ada; poen barang2 soedah diangkoet pergi oleh pihak jang berkoeasa. Ketika kita berpisahan Hirao masih minta sampekan ia poenja hormat pada iboe dan para pamilie, serta harap satoe waktoe kita bisa saling ketemoe lagi di Tokyo.

TONARIGUMICHOH (I)

INDONESIA RAYA
Kwee Thiam Tjing bertjerita

T O N A R I G U M I C H O H (I)
SEDARI taon 1943 saja tinggal di Rampal Wetan no 27, dimana semasa Djepang saja di tantjapkan sebagai tonarigumichoh (kepala kampoeng), moengkin sebab saja di wijk Belanda itoe ada orang Tionghoa satoe2nja jang paham bahasa Belanda dan bahasa Indonesia hingga amat mengampangkan pihak Djepang djika ada oeroesan dengen orang2 Belanda jang tinggal dalem wijk saja.
Pekerdjaan tonarigumichoh (satoe djabatan kehormatan zonder gadjih) tida soekar, tjoema saja memang berabe, teroetama djika diperloekan keterangan dan djawaban ini dan itoe jang menjangkoeat orang2 Belanda dalem lingkoengan saja. Dan di masa itoe boleh dibilang pegangan atas oendang2 negara tida ada; segala apa terserah pada nasib dan pada orang2 jang pegang kekoeasaan.
Satoe kisikan sadja jang kita ada anti Nipon, zonder banjak tjingtjong si korban perboeatan sawenang-wenang bisa diringkoes dan “dipreksa” via matjan2 alat siksaan. Kalaoe terboekti toch tida ada apa2 dan orang jang bersangkoetan ternjata tida salah, ia dilepas lagi. Tetapi kebanjakan dengen toeboeh jang soedah djadi setengah boeboer.
Dalam lingkoengan saja ada tinggal pamilie Banning, jang ada sopan, baek dan terhormat. Apa maoe, satoe waktoe selagi gadisnja dari oesia kira2 17 taon mertamoe dilaen pamilie Belanda jang memang ada mendjadi sobatnja dan tinggal dilain lingkoengan, ini pamilie diringkoes oleh Kempeitai, setahoe sebab apa?. Gadis banning ikoet ditangkap kendati baroe sadja datang boeat sambang. Siapa orangnja jang waktoe itoe tahoe kesalahan apa jang ia boeat?. Tahoe2 ditangkap dan habis perkara !.
Saja terangken didjalan Semeroe (markas Kempeitai) tentang itoe anak gadisjang saja taoe pasti tida sampe akan berboeat apa2 jang melanggar oendang2 pemerintah Djepang mala saja tawarkan diri saja sebgai tanggoengan. Tetapi sia2 sadja.
Baroe 2 minggoe kamoedian ia di merdeka-kan kombali, ketika saja sambang ia di roemah nja, saja terperandjat ketemoekan laen gadis. Artinja, orangnja sama tetapi segala gerak-geriknja tida begitoe loewes dan pendiam sebagai biasa. Meneer Kwee katanja pada saja, “ik heb de hel al van binnen geizen, ik ben nu voor niets bang meer”.... Apa ini ada itoe gadis jang biasanja ramah tamah, alim dan manis boedi bahasanja? Hampir tida bisa dipertjaja ketika ia terangkan pada saja jang sekarang, sasoedah pernah liat di dalam-nja “neraka”, ia tida takoet terhadap apa djoega. Tjoema Toehan jang tahoe siksaan apa jang ia haroes alam-ken selagi “dipreksa” dimarkas Kempeitai.
------$$$-----

Satoe waktoe di pendjara di Lowokwaroe, barangkali saja tahoe namanja atawa kenalin seorang Belanda Indo jang mati dipendjara dan jang djenasahnja hendak dikoeboer di Sukun, saja datang diroewangan dimana ada terdapat beberapa sosok toeboeh manoesia jang di boengkoes dalam tikar. Salah satoe boengkoesan itoe diboeka dan saja liat majatnja seorang Belanda Indo kira2 dari oesia 50 taon. Dan dengan perasaan amat terharoe saja saksiken jang majat itoe diboengkoes dalan tikar dengen hampir telandjang boelat, tjoema pake tjelana pendek jang soedah tjompang tjamping dan singlet jang robek dibanjak tempat.
Saja kasih taoe tida kenal itoe orang. Atas pertanjaan saja, pegawai pendjara terangkan jang namanja itoe orang “kesingsal”, setahoe ditjatat dimana dan sekarang haroes dikoeboer di Sukun. Apa saja djoega soeka toeroet hantarkan ? saja bersedia, toch saja ada bawa sepeda.
Begitoe boengkoesan tikar dimoeat di tjikar dorongan dalam satoe peti papan jang haroes dibawa kombali. Tegasnja, sasoedah djenasah itoe ditaroh dalem lobang koeboer, petinja dibawa balik boeat dipake oentoek lain majat. Begitoelah dengen pelahan endjot sepeda saja ikoet dibelakang tjikar dorongan itoe. Mendjadi “hauw-lam” anak lelaki jang hantar djenasah ajahnja ketempat mengasoh boeat selamanja.
Sesampenja di Sukun dimana lobang koeboeran soedah disediakan, peti papan diboeka toetoepnja, boengkoesan tikar diangkatdan ditaroh dalem lobang. Dan segala oepatjara soedah selesai, tjoema tinggal lobang itoe dioeroek lagi dengen tanah jang tadinja di galih. Tidak ada selembar kembang, tida ada barang satoe tetes aer mata !.
Saja tida menganoet aliran agama tertentoe, tetapi saja pertjaja penoeh adanja Toehan jang Maha Esa. Begitoelah sedapat-dapatnja saja pandjatkan doa saja kepada Toehan pentjipta dari segala-galanja jang dalem moerahNja jang tida terhingga, tentoe soeka ampoenin segala dosanja orang jang majatnja saja lagi hadepin dilobang koeboeran jang soedah sedeng ditoetoep lagi.
Orang2 jang dorong tjikar soedah lama balik, ketika saja achirnja ambil selamat berpisah dari orang jang saja tida kenal itoe. Semoga arwahnja diterima oleh Toehan !. Pengalaman begini bisa didjoempain dimasa kaloet itoe.
Sebagai tonarigumichoh seberapa bisa saja lakoekan apa jang saja pikir haroes berboeat. Perkara dihargaken atawa tida, ini boekan soal boeat saja. Sedapat moengkin saja tjoba mendjadi tonarigumichoh jang baek boeat lingkoengan saja seperti soedah dibilang diatas, terdiri dari orang2 Belanda meloeloe.
Sesoedah Nipon lantjarkan “gerakan kesilir” kemana segala lelaki Belanda jang soedah dewasa dan berbadan sehat haroes dikirimkan, katanja boeat dididik bertjotjok tanam (dihoetan beloekar!) jang ketinggalan tjoema, wanita, ada anak2 dan orang2 lelaki jang soedah toea.
Tetapi pernah saja liat dengen mata kepala sendiri, waktoe kebetoelan liwat di gedong deket sekolah zuster di Tjelaket, seorang lelaki Belanda jang bener badannja kaliatan sehat, tetapi haroes bergerak dengen goenakan kerosi roda sebab kedoea kakinja loempoeh. En toch orang jang soedah begitoe masih digiring kesilir djoega!.

Sunday, September 18, 2005

Pendapat saja semata


Indonesia dalem Api dan Bara .. wah soeatoe karja jang ......... ach ampe soelit mentjari kelemahan atawa kekoerangan dari ini tjerita, atawa saja kaliwat mengagoeminja ? dan belon pernah ada satoepoen diantero toelisan dari beberapa orang jang memang achli dalam doenia joenarlies atawa sastra melajoe jang menbitjarakan itoe kelemahan atawa kekoerangan dari karja Kwee Thiam Tjing si tjamboek berdoeri.Meliat moentjoelnja kembali karja Opa Kwee berkat Prof Ben Anderson dimana jang di seboetken sebagi tjetakan kedoewa taon 2004 dengan penerbit PT ELKASA. Kita semoea toeroet girang dan senang hati dan sanget-sanget berterima kasih sebanjak-banjaknja. Rasa-rasanja saja sebagi pengagoem berat Opa Kwee jang baroe ini taon, taoe akan itoe pengarang jang kebetoelan peranakan tionghoa jang menoeroet saja belon ada tandingannja dalen segala ia poenja hal, entah terlaloe berlebihan atawa tidak ? dan terlaloe tjepet atawa tida saja merasa inilah tjontoh taoeladan jang moesti dipoenjai oleh kita orang. Sebage orang, jang sebagen kalangan mengatakan kita adalah warga Indonesia keturunan tjina dan boekan priboemi asli? pas atawa tida itoe seboetan sepertinja saja tak pantas mendjawabnja.Kombali keboekoe jang ditjitak oelang oleh penerbit PT ELKASA jang konon ingin membangkitkan soeatoe karja jang maha hebat dari salah seorang djagoan prosa di Indonesia, Sebenarnja tida ada kritik terhadap isi dari keseloeroehan boekoe jang ditjitak oleh PT ELKASA, tjoeman sebagai pengagoem si Tjamboek Berdoeri saja ada perbedaan pendapat mengenai soesoenan toelisan jang diedit oleh ini penerbiet, atawa ini dapat dikatakan kritik dan oesoelan dari saja jang hanja seorang biasa.1. Kenapa tidak mendjaga keorisinilan dalam mentjitak karja Opa Kwee, moengkin dimoelai dari sampoel moeka boekoe terseboet? seperti memberi bingkai sadja dari sampoel asli (terbitan pertama) rasa-rasanja Opa Kwee Thiam Tjing aken tersenjoem senang djika saoempama saat ini ia masih hidoep dan dapat melihat kombali karjanja ditjitak oentoek kedoewa kalinja.2. Sebenernja ini oesoel berasal dari saja poenja rekan jang rasanja tidak perloe saja tjamtoenken, moengkin djoega ini oesoel dari Opa langsoeng jang membisikan dari itoe saja poenja teman ! ..... jalah kenapa kata penganter oleh Dr. Bennedict O.R.G Anderson (79 hal) dan kerja "intel Melajoe (18 hal) berada dimoeka karja Opa sendiri? jang dimana disampoel moeka djelas2 tertoelis Indonesia dalem Api dan Bara serta Tjamboek berdoeri? Tampa setjoewilpoen mengoerangi rasa hormat dan terima kasih saja kepada toewan Dr. Bennedict O.R.G Anderson sang pemboewat isi itoe penganter dan pendjelasan jang menoeroet saja soedah baek dan bagoes. Dan kenapa itoe segala kata penganter dari toewan Dr. Bennedict O.R.G Anderson, intel melajoe(Arief W Djati), tentang singkatan, tentang edjaan kaga maoe ngalah sedikit seh sama Opa jang marika kagoemi, moengkin djejak Epilog : Malang, tjamboek, dan djaman peralihan oleh : Stenley dapat dilihat sebagi tjontoh jang baek .3. Demikian poela sampoel belakangnja , kalaoepoen maoe ditoelis komentar seperti boekoe2 djaman kini, toelis adja dibagian jang kosong dari itoe sampoel aslinja jang oedah terbingkai seperti sampoel moeka.Rasa-rasanja ini menbagkitkan perasaan pembatja jang seolah-olah kita membatja boekoe aslinja jang dimana pada saat Opa masih hidoep, seperti halnja kita melihat kembali itoe karja bener2 hidoep lagi, atawa seperti kita memidjam boekoe dari perpustakaan "Ohio Libary" dimana dikatalogter seboet masih terbatja djelas Indonesia dalem Api dan Bara dengan penerbiet perfectas. Sekali lagi maap atas kritik saja ini boekan maksoed oentoek mendjatohkan atawa menjoedoetkannja penerbiet ELKASA jang soedah bersusah padjah menerbitkan boekoe jang sangat berharga ini, ini tida laen hanja sekedar kritik semata akan seboeah karya jang dari soedoet isinja belom dan sulit oentoek saya melihat kemelahan atawa kekoeranganja

Thursday, September 15, 2005

Boekoe jang sanget menghebohken


Djoedoel : INDONESIA DALEM API DAN BARA.
LELATOE JANG DJADI LAOETAN API tjetakan taon 1947, Malang
Pencerita : Tjamboek Berdoeri
Kata penganter :Kwee Thiam Tjing.
Prof DR Bennedict O.R.G. Anderson.
Arief Widodo Djati (Aktipis di-yayasan arek Soeroboyo)- Intel Melajoe.
Stanley. - Malang, Tjamboek, dan Jaman peralihan. (epilog)
penerbit : ELKASA, Djakarta. XIII+398 hal 10 bab oentoek Lelatoe jang djadi laoetan api. + 40 foto. + joega 980 tjatetan kaki
Oewe bertjarita tentang seorang warga Indonesia jang menboeat kagum oewe baek itu iapoenya dongengan jang ditjoerat-tjoeret dalem sebuah boekoe jang diberi djoedoel diatas. maap para pembatja kalo terasa kurang pas inipoenja bahasa setjara gado2 ini oewe punja tulisan dikarenaken oewe sanget terpengaroeh atas karangan itoe si tjamboek jang memang betol boeko itu terdiri atas lebi sembilan iapoenya bahasa. nah tuh kan aneh kaga? diseneh oewe kaga mau bertjerita isi bukonja, biar sendiri pembaca terpingkel-pingkel membatjanya itu semoa oewe berani mendjaminnja. jujur saya akoei bahwa si Tjamboek itu sangat pinter bertjarita pengalamannja ditaon-taon panca roba (1938-1947), jang sepertinja soedah takdir hadernya seorang djagoan proza melayu yang terheibat setelah pram dan ini semua saya aminin perkataan peropesor B. Anderson. bahkan kalo penelaian saya sendiri si tjamboek lebih berasa kata2nya disebabkan kata2 terseboet sering saya dengerin dari mama bapa saja diwaktu saya kecil teroetama pada bahasa melayu pasarnja.
si Tjamboek, (OPA) yg dibahasain oleh pak aderson boekanja Enpe, koh, Mas atawa Mbah. Opa adalah sanget pas. ini semoa disebabken si Tjamboek sendiri dari kecil mendapat pengajaran holan spreken boekanja sekolah cina (THHK). tjuman ini semoea tidak menjadikan opa berpihak pada satu golonganpoen apa itu Indonesia, Belanda , Cina(sebage mana kaoemnja) apalagi NIPON. Opa melihat orang bukan dari warna dan mata itu orang melaenkan dari tabeat masing2 orang terseboet, ini terlihat dari seringnya ia mengataken "bootjenli" pada semoea orang jang tak pantes dimatanja sebage manusia yg mau untung sendiri tampa meliat orang laen diroegiken dan itu semoea ditjeritaken di pada masa2 jang sangat pancaroba jang bole djadi setiap generasi blom tentoe mengalami itoe masa dimana dihampir waktoe jang tak terlaloe lama dipamarentah aken 3 toean jang berbeda tjara mamarentahnja (Belanda, NIPON, Repubelik) ( iri rasanja boeat kita2 yg tak mengalami djaman terseboet).
Adoeh.!!!, sesoengohnya saja maoe kasih tahoe resia bahwa saja blom toentas membaca boekoe terseboet baroe 65 persen, cuman soedah enga tahan pengen kasih taoe sobat2 di milis, hal ini aken saja teroeskan ceritanja setjara berkala, djadi saya mohon pembatja djangan tjepet ketjewa akan tulisan ini karena ini baroe prolognja sadja.
1. Saja(mungkin kita semua) harus beterima kasih sama Prof B O.R.G.Anderson jang kalo ia tidak iter-iter dipasar boekoe lowak di Jl Surabaya DJAKARTA jang kemoedian menenoeken seboewah ekssempelar dari "master piece" proza melayu ditaon 1963.
2. baroe setelah 39 taon mendjadi misteri si Tjamboek, soedara Ben Anderson berani mempublikasikan kepada kita-kita ditaon 2004 soepaja karya Opa Tjamboek tidak teroes tertimboen dalam tanah koeboer, jang dimana sang Opa telah wafat 28 Mei 1974 di Djakarta tampa pernah menerbitkan kembali kardjanja.
3. Berbahagialah untuk warga Indonesia (teroetama kota Malang kaoem peranakan thionghwa) bahwa ada diantara mereka seorang djagoan proza sekaligus seorang jurnalies yg handal di djaman pergolakan bangsa Indonesia. tampa sedikitpun tjioet itu iapoenja njali oentoek mengatakan jang benar itoe benar tampa perloe mendjilat dari 3 toean pemarentah disaat itu.
4. Inilah satoe-satoenja boekoe jang membahas kaoem peranakan Tionghwa di Indonesia jang sanget detil di DJAMAN PERGOLAKAN tsb, makanja boeat kaoem moeda peranakan semestinya tidak bisa bilang tidak bangga bahwa seorang dari kaoemnja mendjadi "maestro proza" walapun si tjambuk sendiri mengambarkan setjara gamblang itu tjatjat dari sebagean golongan peranakan tionghwa tampa maloe-maloe, Djoega boeat gol pribumi bahwa di bumi ini (INDONESIA) pernah melahirkan seorang jagoan proza melayu, jujur brani, bersih, tampa pernah mendjeboetken dirinja paling tahoe dan tjinta akan ibu pertiwinja. Lebih dari itu tidak ragoe-ragoe mendjodorkan kebuasan dan kebengisan sebagian orang yang mengatas NAMAKAN IBU PERTIWINJA.
5. satoe lagi jang kaga oemoen dari seboewah buku ini jalah ada 3 kata penganter jang keseloeroehannja berdjumlah 130 haleman ( ben 78, arief 20 stenley 32 haleman) mala dikardja si Tjamboek sendiri ada 980 tjatetan kaki goena mempermoedah pengertian dari kardja si tjamboek itoe.
6. Baru membaca 65 % adja serasa banget bagi oewe bahwa si tjamboek itu berada percis didepan saya sambil bertjerita sambil bergerak-gerak iapoenja badan (terlaloe muja kali oewe ini.! tapi biar itoe kan pendapat dan hak oewe adja). Malah ager lebih terasa kata om Ben buku ini dibatja setjara koempoel-koempoel sobat-sobat jang kemoedian bergantian maseng-maseng 5 atoe 6 haleman bisa terasa mendengarkan orkes (duh ampe segitoenja om ben terhadep kardja si Opa
7. Sekali lagi mohon ma`ap, kalo tulisannja oewe ini ambroel adoel ini semoga pebatja djaman lekas mentjibirkan bibir jah
Gemana kabarnja pembatja? soekor-soekor dah batja itu tulisan oewe mengenai siapa itu si tjamboek jang bukan laen adalah seorang peranakan thionghwa jang sanget beda dari pada tabeat dan kebiasaannya dengan kebanyakan tionghwa laen-laen, didjaman itoe, tuh pembaca bisa boektiken dengan ...... membaca tuh boekoe. hahaha.
menoeroet pendapet saja tuh boekoe dibagi dalem 3 pembahasan jang penuh lika-likoe dramatis diberengin ama hoemor2 seger dari retjep jang ditulis oleh si tjamboek
1. "STADSWACH" (Hansip dalem kota dijaman Belanda) nah dari sini deh toeh lika likoe si tjambuk di moelai, tjuman pembatja moesti buang tuh djaoeh2 angepan hansip di jaman sekarang ini jang kebanjakan mental dan segalanja beda jaoeh dari apa yang dinamaken lelaki.
2. "SANG PETROEK INGKANG DADOS RATOE" kedatengannya soedara toewa.
seorang Tonarigumityo (RT = rukun tetangga) mentjeritakan segalanja dengan detil, djujur tampa berpihak manapoen selain suatoe kewajiban dan tanggoeng djawab jang tjotjok dengan akal sehatnja sebage manoesia.
3. "DJAMINO dan DJOLITENG"...dah pernah denger blom? pembatja yg tertjintrong!!! hehehehe saya djoega baru kali ini tahoe toeh dan denger toeh istilah dari si tjamboek tentoenya. oentoek jang ini sepertinya saya akan bahes terakhir seblom saja tahoe betul toeh istilah tjiptaan si TJAMBOEK sepertinya juga perlu didiskoesiken dengan tjara toeker pendapet oleh temen-temen sekalian .......setoejoe enga yah kiranja ??.
Rasa-rasanya tidak afdol beeng kalo saja tidak memberiken satoe contoh dari masing2 satoe darepada 3 bahasaan terseboet
"STADSWACH" jalah.........Dengan tolak pinggang, officer kita mendongak keatas dan bilang pada saja, jang itoe waktoe berada dideketnya : "ini sergeant, inikita poenja Vliegende forten(benteng terbang). Tjoba kaoe liat, toejoe belas bidji, ja? jang disana itoe ada jagers (Pemburu) jang hendak kasi demonstratie bagaimana moesti buru musoeh !!.
Belon sempet saja maoe manggotien kepala saja sebagai tanda setoejoeh, atawa mendadak pesawat terbang jagers jang didepan tadi djato terdjoengkel dengen kaloerken asep tebal sementara.................. Ini soedah terang boekan oefening, luit ! kata saja pada kita poenja commandant sectie, jang djoega berpaling pada saja dengen warna moekanya berobah mendjadi sangat poetjet. Saja berasa sajapoen moesti keliatan poetjet djoega..........keada`amat kaloet. Prentah jang satoe di boentoetin oleh parentah jang laen........... Mala saja oleh officer terseboet diprentah boeat balikin kraag uniform saja, soepaia steep tembaga saja tida kaliatan. Ia sendiri poen simpen baek-baek iapoenja doewa bintang.
"SANG PETROEK INGKANG DADOS RATOE" jalah ....... Mala keong katanya dagingnya amat baek boeat kesehatan badan, menoeroet pemeriksa`an professor Nipon diTokyo. Dan apa pembatja tida tahoe koelitnya pisang sabenernya ada kandoeng lebi banyak vitaminen dari pisangnya sendiri ?? ini kombali menoeroet pemeriksa`an jang katanyasoedah dilakoeken oleh achli-achli di negeri Dai Nipon.
Tapi selamanya berada disini, saja belon perna liat seorang Djep........... eh salah, pembatja, moestinya seorang toean Nipon jang pernah masak atawa goreng daging keong, atawa gragotin (kata kasar untuk sebutan makan) koelitnya pisang. Hanya jang disantap jalah daging sapi dan daging babi, sementara pisangnya boeat "tjoetji moeloet" ! Pantes jang toeboehnya mendjadi begitoe soeboer dan koelitnya mengkilap tjinklong kaja katja. Masih selamet jang marika tida soeka daging kambing, tjoba tida, bole djadi kita orang tjoema kabagean tandoeknja sadja, jang baek sekali boeat koaetken toelang-toelang kita agar diserang penjakit linoe. kombali menoeroet recept Tokyo..........
oentoek bahasan "DJAMINO dan DJOLITENG" enti aja disitoe saja brani djamin pembatja bermoela akan terpingkel-pingkel itoe peroet, mesti achirnya gemes dan meloewapken amarah sambil teroes meneroes usapken itoe dada meliat tabeat itoe "DJAMINO dan DJOLITENG" dibagen achir tulisan oewe.
sekian dolo yah tabe lagi dari saya Awiemasih bersamboeng............................................ampe paham betoel jenisnya tuh si tjamboek hingga terongkap nama aslinya
Kombali si Tjamboek meletjoetken tuh poetloodnja jang ditoejoehken ke pembatja jang soekoer-soekoer beloem pada moemoet aken doengeng ini. dalem boekoe Indonesia dalem api dan bara.
seblom saja landjoetken tjerita di bagean katiga ini saja maoe oetjapken kemardikaan bangsa Indonesia jang akan selalu diinget aken riwajat dalem sedjarah jalah tanggal 17 Augustus 1945.
Dimana kemudian timboel soeatu istilah "DJAMINO dan DJOLITENG" jang menoeroet si Tjamboek diIndonesia terdapat 2 aliran DJAMINO dan DJOLITENG jang satoe gepeupel (jelata) jang laen gespuis(bajingan) ( lebih tegesnya pembatja koedoe batja boekoenja jah.... itoeng-itoeng promosi).
............warna koelit bisa laen, romannja bisa laen, bahasa bisa laen, joega tida mandang sama sekali statoes, tapi bathinnya djamino dan djoliteng tetep sama. di Tiongkok, Nederland, Perancis,djerman, rusia, amerika, tegesnya ditiap-tiap negeri dan bangsa moesti terdapet djamino dan djoliteng begitoe.......
Bahkan di perancis djamino dan djoliteng sampe memenggal batang leher radja dan itoe poenja permisoerinja, tjuman kadang waktoe djamino dan djoliteng bisa berbuat kekanak-kanakan (kindervoorstelling) maoe boekti liat si tjamboek berkisah lagi neh :
..................sekoempoelan djamino dan djoliteng zonder kelas, zonder Toehan, zonder pondokan mengadoek-adoek koeboeran Belanda, mala batoe marmernya koeboeran toeroet didjoegil.......... Belakangan, di sala satoe toekang rombeng jang dasarken barang-barangnya dipinggir djalanan diTongan, saja ketemoeken batoe marmer begitoe, di atas mana dengen teges masih bisa dibatja Hier rust zacht en kalm (disini beristirahat dengan tenang) enz. Waktoe saja tanja , boeat apa batoe bongpay begitoe didjoeal, djawabnja si boeng toekang rombeng, itoe batoe marmer toch bisa digoenaken sebage medja. Djadi ada harepan, djika mertamoe diroemahnja jang bakal beli itoe marmer dan ia, selagi doedoek dipinggirnja medja, mengintjeng dibawahnya, nanti itoe tetamoe bisa batja Hier rust zacht en kalm ......... iapoenja tjankir koffie, koewee dan laen-laen soegoehan dari toean roemah.............
Ini semua belom seberapa kalau pembatja membeli toeh boekoe, gemana toeh djamino dan djoliteng mengasak gigi emas dari batoek kepala majit tionghowa hingga kain kafan majit orang Indonesia jang paginja dikoeboer maklum dah abis jaman si petroek berlalu pakean penutoep toeboehpoen susah didapet. semoea kebiadaban2 djamino dan djoliteng itoe tjoeman kita bisa oesap2 dada sadja walau diakhir boekoe ini sanget memilukan dan horor jang dipertontonken itoe djamino dan djoliteng.
Demikian sekelumit tentang djamino dan djoliteng. seblom oewe lanjoetken tjerita ini oewe akan memboeka soatoe resia pada pembatja jang kiranja pembatja soedah mendoega-doega nama asli tokoh begundal kita ini jang memake nama si tjamboek berdoeri tida laen tidak bukan jalah seorang sergent STADSWACH dimasa petroek belom daeng, seorang Tonarigumityo dimasa petroek hingga awal2 repolusi meledos bernama KWEE THIAM TJING seorang peranakan tionghwa jang lahir 9 Februari 1900 ( bintangnya Aquarius sama ama Pram 6 feb dan oewe 28 jan) jang diberi gelar "OPA" oleh Prof DR Bennedict O.R.G. Anderson.
Rasanya kurang seimbang kalau saja berkisah tentang si Tjamboek melulu, untuk selanjutnya saya akan bertjerita :
1. Kenapa saja mengunakan toeh bhs jang mungkin dari sebagian orang mentjibirkan.
2. Pandengan Opa ttg buku kebanggannya, ttg orang Belanda, Djepang, priboemi (Iindonesia) sampai pada pandangan kaoemnja sendiri djakni para cina baek jang totok maupoen yg peranakan umumnya, dan khususnya di jawa timur hingga sedetil2nya yg kata prof anderson belon ada yg mengupas begitoe detil (bahkan seorang poedjangga besar sekelas Pram poen belon pernah, kata om Ben toeh).
3. Pengalaman dan pandangan seorang Bennedict O.R.G. Anderson yang seoemoer hidoepnya belon pernah berjoempa dengen "Opa-nja" itu dari menemoeken mahligai terpendam hingga mendjadikan seboewah boekoe jang dapat dibatja oleh doenia, Indonesia, khususnja para pemoeda2 tionghwa oentoek seteroesnja mengingat bahwa pendahoeloe-pendahoeloenja begitoe gigih dan oelet....
ini terlihat jelas pada hal 77-78 yakni :.............pandangan opa Kwee mentjakoep semoeanja (boekan hanja tionghwa, belanda dan indonesia saja) .............Opa membatasi gelanggang tjeritanja pada kota2 soerabadja khoesoesnya Malang dimana soeatoe kehidoepan sehari-hari pada masa jang sanget genting itoe bisa diamati dan digambarkan secara kongkrit dan meyakinkan. karena itoe tjeritanja selalu sangat hidoep. Dia (OPA) tidak berpretensi sebage seorang teoriticoes, tidak sebagai orang jang banjak taoe tentang revoloesi Indonesia atawa masa Djepang sebagai masing2 satoe gejala yang dengan gampang digeneralisasikan. Dia(OPA) hanya melukiskan apa yang ia sendiri liat dan dengar, dengan mata dan kuping yang tak terkalahkan tajamnya dan joejoernja.
4. Akan saya kisahkan seorang OPA Kwee yg pandai bercerita hingga kita tertawa senang ternyata mampu menguras air mata para pembaca, bahkan akan saya cerita sindiran2 segar OPA, hingga cerita HORROR yang sangat mencekam, yg diakhiri oleh buah pikiran yang sangat "wise Man" menurut saya loh. semua akan saya kisahkan, buat yang udah nga tahan segera cari tuh buku ampe dapet walau harganya cukup menguras kantong nga apalah.
Nb : Akan saya lampirkan poto2 OPA dan kota malang
jika sempet diseken dan Berlanjut ke jilid 4 (jilid pamungkasnya)
salam dari saya Awie.

Tuesday, September 13, 2005

Oh...Djamino&Djoliteng ... masih adakah ?


Inilah bagean pemungkas dari tulisan saya tentang Indonesia dalem api dan bara sebelomnja saja aken mentjeritaken kenapa saja ampe begitoe bersoemanget menulis tentang ini boekoe. pertjatja atawa tidak saja aken tetep mentjeritaken pengalaman ini.
Biasanja tempoe jem sepoeloeh ampe tertidoer saja membatja boekoe2 jang "baroe" saja beli dari pasar senen, tepat diboelan djoeli 2005 ini saja mendapet boekoe itoe (IDAB), setjara nga sengadja, tadinja saja bermakasoed mentjari novel Pramoedya jang belom saja punja, pas ada didepan tuh kios ada seorang empe beroesia kurang lebi 60an taon berbisik.... "toeh boekoe moesti loe punja".... , sambil tjengar-tjengir saja tanja "sebagoes apa seh koh" ?... zonder dijawab diapoen tjengar-tjengir meleos pegi sambil mententeng tas kresek pelastik berisi 2 atawa boekoe. belom sempet pikir tuh si lae (biasa saja panggil) penjual boekoe bilang "bener bagoes neh buku" utjap si lae moengkin dikarenaken boekoe Pram nga ada saat itoe. singkat tjerita disetoejoei harga 25 rebu jang pada taon 2004 di toko buku berharga 72 rebu, goewa nga pedoeli ama tuh bandrol, pokoknja udah ampe disana tuh boekoe kudu beda harganya ama ditoko.
Baru 35 persen saja batja bab III neh boekoe aih...aih senengnja kaga ketoelongan dikarenaken ; sering denger toeh kata2 dari Opa Kwee jang doeloenja dioetjapken papa mama saja joega tjeritanja dari mama jang semasa kecil tinggal di kota Tasikmalaja sedikit lagi amper dibakar tuh kota, mala mama saja bertjerita djoega tentang ia dioepah oentoek ngoepasin kentang, ikoet serdadu ambil buah salak, menjasikken sendiri toekang pemboeat sepatu ditokonja, dijemoer diroemah seng ampe sore hari jang mendjadiken item iapoenja moeka oleh kempetai jang disebabken cuman terlambat memboeat sepatu koelit oentoek tuh kempetai. mama saja disaat itoe ber-oesianya 9 taon, anak boengsoe dari 8 saudara dimana 6 kakak2nja wanita dioengsiken ke RRC karena takoet akan keboeawas dan kekedjeman djepang, tjuman tjeritanya enga sepandai Opa Kwee bertjerita jang pada saat itoe beroesia 40 an , djoega dari papa saja jang beroesia 13 taon di djakarta.
Setelah batja boekoenja Opa Kwee kembali teringet saja diwaktoe kecil ditjeritakan sebelom saja pergie tidoer teroetama bahasa melajoe pasarnja itoe loe jang bikin saja seneng poenja hati. diatas soedah saja kataken bahwa saja setelah malem sebelom tidoer membatja neh boekoe kadang-kadang jam 4 atawa jem 5 pagi tiba2 bangoen terasa ada hasrat menoelis oentoek pembatja soepaja pembatja tertarik soekoer2 mendapatkan tuh karja Opa kwee nga pedoeli gemana mendapatkannja, pinjem keq (jangan loepa kembaliin setjepatnya), fotokopi keq atawa beli pada jang punja (oentoek jang saja miliki tidak akan pernah dijoeal).
Sebenarnja saja rada malu dan segen meboeka ini resia, tjuma ini telah saja janjiken pada jilid 3 kenapa saja koq menoelis memakai ejaan jang tidak disoekai oleh orde baroe (anehnja kepale geng Orba noelis namanya kadang Soeha.......... males saja, biar pembatja aja yg terusin tuh nama ). Moengkin rasa2nja neh tangan gatel banget kalo nga nulis seperti jang Opa Kwee tulis, dalem membahas karja Opa ini, moengkin joega saja begitoe mengagoemi Opa jang goewa sendiri enga pernah kenal. moengkin juga goewa kesambet rohnya Opa Kwee (jang terachir ini nga masoek akal hehehe).
Pemandengan Opa terhadep 3 gol bangsa jang saling berinteraksi disaat taon dimana Opa kwee sendiri meliatnja. oentoek bahasan ini saja nga mau kasih(enga berhak) komentar, gemana neh pembatja ? .... jangan kecil hati disini saja akan menjalin saja terlebi dahoeloe dari tulisannya Opa jang saja baca.
Terhadep golongan Belanda ,..........itoe waktoe saja "buiten baan", alias "boo thauwlo" (Pengangguran). Begitoelah saja dipertengahan taon 1941 mendjadi orang pertama dari rentetan toeroenan leloehoer saja, sedari merika tjari penghidoepan ditanah Indonesia toejoe toeronan poenja lama jang pake pakean Koempenie dengen beladjar baris dan panggoel senapan.....hal102 .......Waktoe kita orang pasang itoe band-band di uniform kita, zonder dirasa lagi saja dan banjak kawan laen pada .... menangis. Ja menangis pembatja!. Saja soeka akoein itoe disini, zonder merasa maloe apa-apa Aer-mata jang kita koetjoerken saking sedih hati saja............. hati saja dirasaken sangat piloe djoega seperti moesti lagi berpisahan sama sobat karib jang lama. Ini sobat karib soedah tahoe habis isi peroet kita, seperti djoega kita kenal betoel watek dan bathinnja. sedeng jang bakal dateng (Djepang) itoe masih belon tentoe beroepa kawan atawa lawan......hal154.
Disaat itoe Opa Kwee memiliki 2 sobat karib dari Belanda totok dan seorang anak boewah Belanda totok poela jang dapet pembatja liat dalem oeraian jang agak pandjang ini :......... Dari ini tempat akan saja sampeken saja poenja rasa hormat, kagoem dan menjoendjoeng terhadep itoe doewa orang, jang saja tidak taoe sekarang berada dimana. biarpoen oempama kata kita orang saling tida bisa ketemoe moeka lagi, pertjajalah marika itoe sampe dateng waktoe saja boeat berangkat ka tempat "appel" boeat segala apa jang hidoep di ini doenia, saja aken masih kenang-kenangken marika sebage orang jang berharga boeat didjadiken tjontoh dan toeladan...hal165 BANDINGKAN DENGAN INI :......Djadi waktoe sala satoe serdadoe saja orang Belanda, tjoba adjak saja kongkalikong meloewapnja darah saja boekan bikinan. Dengan soera jang manis sekali ia tjoba boedjoek saja boeat kasi ia permisie oentoek sebentar sadja tengok iapoenja istri kerna roemahnja is hier vlakbij, san, daar precies bij de kromming, katanja. Saja djawab, bole ia pergi, asal sadja larinja lebi tjepat dari larinja pelor saja. karna saja aken tembak ia djika berani mbolos. saja pikir, ini orang terlaloe kurang adjar. Saja sendiri poen itoe waktoe tida tahoe anak istri saja berada dimana. saking beratnja ikoet Belanda lakoeken koeadjiban. Tapi itoe orang Belanda sendiri maoe tjoba-tjoba maen sampek-engtay! sama istrinja. hal155.

Terhadep golongan Djepang, ........Opa mendasar bener ama seorang almarhoem Poedjanggo Ronggo Warsito perlambangken kedatengannja Djepang jalah "SANG PETROEK INKANG DADOS RATOE" Opa menilai semoea kelakoean dan tabeat,dan keboewasan dari pada bala tentara Djepang dengen nada sinis jang diboemboehken dengen tjerita2 loetju dan joejoer. disini terliat dengen teges gaja seorang djagoan proza melajoe bernama Kwee Thiam Tjing. tjuma diachir tjerita tentang itoe petroek Opa masih meliat sedikit segi baeknja dari bala tentara Djepang jang tertoetoep oleh keboewasan2 kempetai, bisa kiranja pembatja meliat ini saja bertjerita : .......lelakoen di ini doenia, toch tida bisa hilangken Djepang poenja djasa terhadep Asia, terhadep bangsa2 berwarna. ja itoe. Djepang soedah tanem bibit jang pertama dari soemanget baroe jang achir-achirnja nanti bisa angkat djeradjatnja soeloeroeh bangsa2 jang berdiam benoea Asia........ boekan sadja uniformnja, tapi segala tindakannja, gerakannja, commandonja, (keboewasanja Opa ?? ) berbaoe Djepang.... mala saja soeka tambahken djalannja serdadoe dan officier T.N.I. memang sengadja dibikin srrrat-srrret precies kaja si kate, tjoema kakinja koerang bengkong sedikit. Gerakannja poen idem, hingga tida ada perbedaan lagi antara serdadoe Djepang dan serdadoe Repoeblik. Oempama tjara manggoetnja, djika pengoveran wacht, ada seperti pinang dibelah doewa. Commandonja tjoma berbedah ini, jang satoe dibriken dalam bahasa Djepang dan jang laen bahasa Indonesia. Tapi kendati begitoe, toch itoe letter "T", jang kedengeran diboentoetnja tiap commando Djepang, tida keloepaan di tjangking sekali. Commando "Madjoe" dibikin pendek mendjadi "Djoe", tapi kerna adanja si letter "T" tadi, djadi kedengeran "Djoet". Di zamannja Dai Nippon, dilapangan Rampal tiap pagi, kalo lagi taiso orang bisa denger iet niet sang siet. di zaman Repoebliek djoega begitoe, tapi sekarang diindonesiaken mendjadi toe wa ga pat....

Terhadep golongan tjina jang adalah kaoemnja dari sang Opa sendiri............disini saya membatasi pendapat Opa Kwee terhadep golongan Tjina hanya doewa pendapet sadja jalah tentang militerisme golongan tjina (jang pada masa Orba dilarang secara tersoeloeboeng)dan kenapa golongan tjina kerap kali menjadi sasaran dari golongan laen, mengenai tjajatnja tabeat kebanjakan dan kegigihan dari golongan tjina akan oewee toelisken pada bagen achir dari inipoenja toelisan.
silahken pembatja menilai toelisan Opa ini :........Terpisah dari keberatan2 diliat dari soedoet politiek menoeroet pendapetan saja,boeat kebanjakan orang thionghwa di Indonesia ada faedahnja oentoek mengenal apa jang dinamaken krijgstucht (disiplin militer)
krijgstucht oendang-oendang jang berlakoe oentoek orang2 jang lakoeken dienst militer, jang kasih kita pengertian bahoea tiap2 koeadjiban jang diserahken pada kita haroes tjoba lakoeken sebaek-baeknja kita bisa; jang kasi kita peladjaran dalem hal ketertiban, zonder lantas kemoekaken kepentingan2 diri sendiri lebi doeloe ; jang kasi pendjelasan laen tentang artinja kawan. Pendeknja menoeroet pengalaman jang saja dapetken , dari krijgstucht orang bisa dapetken sifat kelakian, dengen boewang itoe onzinng gedoe jang bikin kita kadang2 pelemboengken dadah kerna anggep kita jang paling pinter, paling kajah, paling berpengaroeh, paling berkoeasa, paling ini-itoe dan paling soeroep djadi kodok dalem soemoer.........................
.....Ketika Belanda masoek Malang... kombali oleh bebrapa grombolan orang2 Indonesia dalem marahnja pada Belanda , orang2 Tionghwa jang dibabatin......dizaman Asia Timoer raja, Djepang jang hendak diarah, katanja, tapi pelor2nja Peta beristirahat di dada Tionghwa doeloe, di zaman Belanda ditoedoeh ingin mendjadi pendjajah kombali, boekannja si Belanda jang di tjari tapi orang2 Tionghwa jang disembeleh !
Saja tida maoe tanja, apa salahnja orang2 tionghwa itoe jang dijadiken korban ; saja tida maoe kemoekaken seolah-olah orang2 tionghwa itoe meloeloe terdiri dari orang2 jang poetih bersih lahir dan bathinnja, kerna zoo iets zal niet kunnen bestaan Orang tionghwa seperti djoega orang dari bangsa manapoen , sama bersihnja sama koprotnja Brangkali kesalahan paling besar terletak pada fihak Tionghwa sendiri dengan sikepnja apem-apeman. Bila fihak Tionghwa beladjar lempar itoe sikep kaja koewee peroet-ajam, beladjar bikin kakoe sedikit toelang belakangnja hingga tida mabat mabit. toerot aliran angin jang lagi menioep, beladjar bikin tjioet sedikit tenggorokannja hingga tida maen telen sadja apa jang disoegoehken didepan moeloetnja brangkali baroe fihak tionghwa bisa dipensioenken sebagi bliksem afleider.
Terhadep golongan Indonesia ......tidak banjak pendapet Opa tentang golongan Indonesia. ini dikrenakan sebage bangsa jang baroe lahir dari masa pendjajahan. hanja berkiser masalah jang Opa sendiri namaken DJAMINO dan DJOLITENG jang masih bersifat kindervoorstelling (kekanak-kanakan) walaoe jang pada achirnja masalah DJAMINO dan DJOLITENG ini mendjadi klimaxs boekoe Indonesia dalem api dan bara.
Pengalaman dan pandengan si penggali boekoe INDONESIA DALEM API DAN BARA keloear dari koeboernja jalah Prof DR Bennedict O.R.G. Anderson. (om ben)rasa2nja paling tidak kita harus berterima kasih kepada beliau(om ben), jang soedah takder menemoeken (beli) satoe ekslempar dipasar boekoe seken di jl surubaya djakarta taon 1963 hingga ashirnja meloenasinja dengen menerbitken kombali karja Opa jang paling ia banggaken. Tentang om ben saya salut banget padanja jang setahoe saja om ben lebi banjak berketjimpoeng di malasah politiek teroetama ORBA, enga tahoenja dia poenja perhatian jang sangat serius pada sebuah karja Proza apalagi proza melajoe.....wah asli saja nga njangka pada om ben jang baroe kali ini saja kenal lebih deket, selebihnja saja menganggap beliau nga lebih dari seorang pengeritiek rezim ORBA.
dipengater boekoe jang berjoemlah 78 haleman beliau toelis ada beberapa nama pejabat dan instansi , nama koran sampai acehpun ada jang ia sindir dengan sinis dan tadjem. pendapet saja itoe sah2 saja toh om ben berhak dan kalo ada jang ampe kebakaran djenggot terhadep toelisan om ben nga perloe sakit ati. Terlepas dari soedoet politiek dan kepentingan dari beliau itoe semua saja utjapken terima kasih jang sangat besar pada beliau dan teamnja jang telah bersoesah pajah menemoeken si begundal Tjamboek Berdoeri alias Opa Kwee Thiam Tjing. moengkin kalau Opa masih hidoep ia akan tersenjoem meliat kata penganter dari boekoe kebanggaannya ditoelis oleh om ben jang saya rasa mengadoeng sifat politiek dan sindiran jang sangat tajem seperti jang ia lakoeken.
Saja aken mentjamtoengken nama pejabat , instansi dan nama media jang ditoelis oleh om ben :
1...Kalau Indonesia Raya tak dibredel oleh orba rasanya mustahil tidak dimuat salah satu obituari jang pantes untuk Opa Kwee. Jang blon jelas Kompas (kempes) dan sinar harapan (sirna harapan) bener2 tidak tau siapa sebenernya Opa Kwee Thiam Tjing atawa pura2 tida taoe karena lagi poetjat sama itoe ORBA?? hal 2
2.... (halo, halo Gudang Garam ?? misih inget nggak Mbahmu) hal9
3....Pokoknya dunia pers masa itu memang penuh gairah, risiko dan polemik jang terus terang dan galak begitu laen dari dunia persnja kempes, sirna harapan, pos kotor, Djawa pes , reduplikat malahan tempe pun. hal10
4...Opa dikubur dipekuburan landhoff Tanah Abang I. baru 19 bulan setelah itu seluruh komplex pekuburan ini digusur (Demi Pembangunan) Opo meneh??--- atas perintah Bang(sat) Ali Sadikin, jang belakangan habis dipensiunkan, tahu2 menjadi "djagoan demokrasi").
5.kalo bitjara soehar...... (males banget oewe toelis tuh nama radja Orba) nga oesah ditanja lagi bejiboen banjak banget om ben sindir setjara sinis !
6. Ternjata dalem tjatetan om ben ternjata Opa kwee berpantoen tentang rakjat atjeh neh denger apa kata Opa dalem bahasa belanda jang telah diterjemahin, sekalean kata om ben : kalaoe saja seorang atjeh/ bagaimanakah rentjongkoe akan berbitjara!!/ kalaoe saja seorang atjeh/ klewangkoe aken basah dengen darah manoesia !!. dilanjoetken oleh om ben ... soekoer Opa tidak hidoep sekarang (djaman Orba), pasti soedah diamanken lalatijoe(intel ABRI), dan moengkin oentoek selamanja.!
Aken saja kisahken seorang OPA Kwee jang pandai bercerita hingga kita tertawa senang ternyata mampu menguras air mata para pembaca, bahkan akan saya cerita sindiran2 segar OPA, hingga cerita HORROR yang sangat mencekam, yg diakhiri oleh buah pikiran yang sangat "wise Man" menurut saya loh. semua akan saya kisahkan, buat yang udah nga tahan segera cari tuh buku ampe dapet walau harganya cukup menguras kantong nga apalah.....ach.... enga djadi ah... biar pembatja beli adja boekoe kebanggaan Opa..!!! hehehe djangan marah dan meloeapken darah ja pembatja jang tertjintrong...!!!!!
Salam dari pengagum berat Kwee Thiam Tjing- Awie-

Monday, September 12, 2005

Toelisan Opa Kwee di harian Indonesia raya taon 1972 saja


Boelan Feboeari taon 1972 tepatnja tanggal doea Opa moelai menoelis tjerita bersamboeng lagi di "Harian Indonesia Raya" kali ini mohon maap pembatja jang boediman saja tida bisa menerangken setjara detiel toelisan Opa jang ini semoea diakibatken tidak bisanja itoe soerat kabar oentoek di potokopi entah kebijaksanan apa jang didjalenken itoe perpoetakaan nasional ?, oentoek selanjoetnja kamera digital soloesinja pikir saja, tapi apapoen alesannja saja aken tetep menoelis aktipitas Opa Kwee ditaon terseboet, semampoe saja inget saat itoe, walaupoen saja tida dapat menjiplak semoea isi itoe soerat kabar namoen ada beberapa hal jang menarik dari ini tjerita.

Tida tanggoeng-tanggoeng 12 edisi terbit diawal taon 1972, Opa gebrak dengan djoedoel "Penghoeni Kali Sosok" dimana 16 Feb 1972 berachir tjerita terseboet, disaat jang sama saja liat diphoto "headline news"-nya itoe soerat kabar terpampang seorang Ali Sadikin sedang tertawa-tawa? entah jang ditertawakan saja tak pedoeli kepada itoe pedjabat jang sadar memberi parentah 2 taon kemoedian oentoek goesoer itoe makam peristirahatan Opa Kwee Thian Tjing didaerah Tanah Abang dan "moengkin dia loepa saat dia tertawa bangga tertampang di itoe head line sementara Opa sedang memberi soeatoe tjerita kepada pembatja setianja itoe soerat kabar. Setelah itoe 17 Feb Opa teroes loentjoerken
"Kalo Bintang Lagi Terang" (2edisi),
"Iboe" (2edisi),
"Nederland in Nood" (2edisi),
"Pemuda di Zaman Kuno (2edisi),
"Wild West Journalies" (3edisi).

Kalo liat itoe djoedoel, sajang banget kalo ampe goea tida memiliki boedoelnja, sajang roepanja itoe petoegas perpustakaan nga paham banget kalo ampe ada orang beniat baek memperbaroei itoe toelisan jang moengkin menoeroet marika adalah djimat jang selaloe berprasangka djelek ama sebarang orang jang baru beberapa menit ia kenal, padahal saja taoe banget itoe kepala petoegasnja entjim-entjim, koq ampe begitoe pelit tiada ketoeloengan, apa saja moesti sembah itoe entjim soepaia ia mengerti akan ia poenja salah satoe leloehoernja seorang djagoan proza jang beloen tertandingi dan hampir diloepaken?.... ach tjape dan boohwat omongin itoe entjim.
Tida berselang seharipoen Opa tetep bertjerita kali ini berdjoedoel
"Contra sana Contra sini" (2edisi),
"Srigendem Pinggir Kali" (1edisi),
"Gerak djalan N.I.A.U" (2edisi) boeat sobat2 jang soedah batja Indonesia dalam Api dan Bara dan pasti inget waktoe Opa gerak djalan di Soerabaia dimana sobat akan tertawa terpingkel-pingkel apalagi diitoe soerat kabar jang berselang 25 taon pasti dong tjerita Opa akan lebih loetjoe dan seger di 2edisi terseboet, karena saja baca sekilas dan bener lebih seger dari jang diboekoe (maap pembatja kalo iri hehe),

lanjoet deh
"Balik kekampoeng Halaman(2edisi),
"Soeka Doeka Djadi Stadwacht" (4edisi),
"Tetap Bodoh lebih Baik"(2edisi),
"Sersan Godverdom" (1edisi).
Selanjoetnja Opa ambil napas dengan 12 djoedoel di taon ini doang (1972), roepanja itoe soerat kabar paham banget ama kondisi nja Opa (hehe neh seh kata goea adja )
20 Djoeli 1972 "Indonesia Raya" ber "headline news" " 600 Sopir /Kondektur bis "Gamadi" Mogok !..... djadi inget lagi kalo doeloe waktoe "SD" (sekolah dasar) sering banget ikoet papa ama mama ke blok M naek itoe bis. Dan bersamaan dengan itoe pemogokan sang djagoan prosa Opa Kwee Thiam Tjing melepaskan tjerita bertoeroet kepada khayalak rame jang berdjoedoel
"Bahasa Bogem Mentah" (6edisi),
"Oegal2-an" (3edisi),
"Gila Belanda"(1edisi),
"Digelintir-gelintir Ketjepoot" (2edisi), dimana edisi tanggal 3 agoestoes ini ada hadiah jang kaliwat sepesial boewat saja dan pembatja boediman, tjeritanja begini entah kenapa diedisi terseboet tertpampang photo asli Opa beroekoeran 2x2 cm yg beroemoer 72 taon ? dan tiba2 sewaktoe saja hendak poelang dari tempat itoe entjim berkerja photo terseboet terselib diboekoenya Opa sendiri Indonesia dalem Api dan Bara jang saja bawa dari roemah ? ach... moengkin tangan saja menoeroet kata hati itoe photo, oentoek mengoerat2 itoe kertas jang ampir lapoek, hehehe dan moengkin itoe photo kalo ia bisa berbitjara .."biar saja ikoet dengen boekoe saja sadja, dari pada moesti kembali keroengan jang dingin dipojok itoe perpustakan." Sebeloen sampai diroemah saja mampir di"warnet" oentoek langsung "scan", Aneh setelah sampai diroemah itoe pohto hilang entah kemana ? jang tersisa hanja hasil scan-nja sadja jang bersamaan dengen toelisan ini akan saja lampirkan. Hilang... hilang....hilang?...... biarlah seperti "Supersemar"poen hilang namoen negara tetap djalan hehehe.....
Ohh djadi segini djaoeh saja bertjerita maap pembatja jang boediman, dan mari kita fokoesken pada karja Opa lagi jang selanjoetnja djoedoel
"Dipajungi Soedara Toea"
"kalo Semproel djadi Ratoe",
"Sang Petroek Ingkang Dados Ratoe" jang masing2 1edisi
"Tonarigumicho" (5edisi)
"Kepala Roekoen Tengangga"(3edisi)
"Awal dan Achir"(6edisi).jang berakchir tanggal 25 Agoestoes

25 Agoestoes taon 1972 Opa mengachiri toelisannja jang akan dilanjoetken ditaon depan. bersamaan dengan hari terseboet iseng-iseng saja liat isi soerat kabar terseboet dengan agak seksama, ada 3 kadjadian jang maoe saja lontarkan pada achir toelisan ini ialah boewat pengermar "Cliff Ricard" akan manggoeng diSenajan. Opa nonton nga yah ? dibagean Olah Raga besok 26 Agoestoes "Olimpiade Munich" diboeka, sebuah olimpiade jang hingga kini akan teroes dikenang dengan adanja paristiwa "Black September", kalo Opa akan dikenang nga jah ? dan di-"Headline"-nya "Mashuri" mentri "PdanK" memberi penghargaan "Anoegrah"Seni pada 3 seniman jang salah satoenja bernama "Goenawan Mohamad" wah.. wah pasti yang djagoan jang mendapat itoe penghargaan, Opa djagoan seni nga yah ? dan kapan kiranya Opa dapet itoe penghargaan ? seperti itoe "djagoan" Goenawan Mohamad jang kata boeng Pram adalah salah satoe bagian dari Orba liat Tempo Kolom NO. 05/XXIX/3 - 9 April 2000 Saya Bukan Nelson Mandela (Tanggapan buat Goenawan Mohamad) biar nga salah- salah toelis.


Salam dari saya Awie05

Saturday, September 10, 2005

Tjoeman seboewah boekoe tjatetan oentoek tjoetjoe


Suatu buku yang saya rasa agak uniq dari buku2 junarlis yang pernah saya baca atau buku2 pengetahuan lainnya, ini terlihat dari maksud dibuatnya buku ini. Jelas-jelas penulis (selanjutnya dibaca "Opa") mengatakan buku ini jangan dilihat dari sebuah buku Hikayat atau buku untuk menambah pengetahuan tentang soal2 peperangan atau revolusi suatu Bangsa. (..duh rendah diri sekali Opa) Selanjutnya penulis hanya mengatakan buku ini hanya bermaksud sekedar catetan2 peringatan untuk anak cucunya, supaya mereka mengetahui apa yang pernah dialamkan oleh mereka yang hidup dijaman yang sangat genting itu (anak cucu Opa tercinta jangan sampai dibohongin oleh cerita2 yang punya kepentingan disaat itu mungkin ini yang dimaksud Opa). Ini terlihat jelas dari cerita2 yang disajikan Opa, bahkan seorang prof bernama Ben Anderson mengatakan Opa tidak sama sekali berpetensi sebagai seorang "teoreticus", bukan seorang yang "tahu" banyak Revolusi Indonesia. Tetapi dia (Opa) hanya melukiskan apa yang Opa lihat dan denger, dengan mata dan kuping yang Tajam dan Jujur dari "semua" golongan yang ada saat itu (Belanda, Jepang, Indonesia, bahkan golongan Cina!! sekalipun.)...Inikah yang dinamakan Demokrat sejati ???
Ini bukan suatu hal tampa resiko terlebih dari golongan Opa sendiri yang dikatakan dalam sebuah semboyan yang kira2 berbunyi : "Jangan sekali-kali mencuci kolor dihalaman depan" dan itu dilakukan oleh Opa tampa suatu perasaan MALU dan TAKUT. dengar kata2 Opa ini....
Dengen sengit saja bilang, saja boekan katjoeng-katjoengan jang moesti bolak balik kasana kasini. Pendek, djika saja poenja pengadoean tida digoebris dan itoe loebang tida dioeroek lagi sama tanah dalem tempo doewa poeloeh ampat djam, nanti saja gasak habis-habisan segala apa jang dinamaken siahwee (persatuan) Tionghwa di Malang.
Saja tida pedoeli lagi, Ang Hien Hoo, Chung Hua Chung Hui, dokter Thionghwa jang ini, professor Tionghwa jang itoe. Sedari saja dateng di Malang lagi, moelai boelan November 1941, belon pernah saja bitjara barang satoe patah ditempat oemoem ; belon pernah saja toelis barang satoe letter di soerat kabar mana djoega. Tapi bila perloe, antero djago-djago yanswat (sastra) dan djago-djago pena jang dipoenjaken oleh siahwee Tionghwa di Malang bole dikoempoel djadi satoe.
Nanti saja jang tabrak ditempat oemoem bila marika ada jang berani belaken alesan melempem jang di madjoeken oleh itoe pengoeroes. Kalo masih moesti toenggoe rapat doeloe, toenggoe poetoesan saking koeatirnja liwatin tepekong ini atawa keramat itoe, pasti itoe loebang dengen doewa poeloeh satoe majit aken terboeka sama sekali, karena memang loebangnja tida dalem .
Djika soedah terboeka lantas segala andjing jang kelaparan bisa dateng disana. Djika nanti toelang dan daging korban-korban tionghwa digragoetin dipinggirnja solokan atawa pertjomberan, ditempat mana orang tionghwa jang masih hidoep, moesti semboeniken moekanja ???.
Djangan kita tjoema bisa yanswat pandjang lebar boeat oetaraken terharoenja hati kita, dengen koetjoerken aer mata enz.enz.......
Mungkin ini suatu sebab utama mengapa buku yang sangat bagus ini nyaris "terlupakan" atau sengaja dilupakan dikubur dalam2 oleh suatu kalangan tertentu yang tidak bisa menerima aib demi suatu kepentingan2 dari golongan tersebut walau itu suatu aib yang harus ditelan pahit2.
Untung Tuhan Maha Adil pada tahun 1963 seorang WNA (Ben Anderson) secara tidak sengaja, menemukan maha karya Opa sipasar lowak di Jl Surabaya, untuk kemudian mengangkat kembali karya Opa yang nyaris dilupakan dan baru tahun 2004 karya itu dapat tempat yang layak (Thankss!!! Om Ben)
Ada hal uniq lainnya dari karya Opa ini ialah suatu buku yang hampir mutahil untuk diterjemahkan sesuatu bahasa tertentu. contoh2 :
1. ...kakyo shokai poenja ultimatum : Of romusha of tjaptoen. ??? tuh kan 3 bahasa jadi satu
2. "Titah ! Titah!! Teloes satja ! Teloes satja"??.... busyet dah Opa bercerita kaya ngedalang.
3... lida saya seperti kakoe dan oeloeng hati moelai mentjak tjikalong ? . dll
Sulitkah ????, bahkan kata Prof Ben masih memungkinkan menterjemahkan "Merahnya Merah" Iwan Simatupang atau "Bumi Manusia-nya Pramoedya. tapi tidak demikian pada stijl 'Blasteran' Opa Kwee (Indonesia dalem Api dan Bara). walau demikian biarlah hal itu berlalu saja. Kemudian timbul pertanyaan bahasa apakah yang dipakai Opa dan mengapa ???
mungkin jawabnya Cap-Cai dan Gado-Gado tetap menjadi makanan Favoriet dibanyak kalangan karena rasa yg uniq dan memiliki kelezatan yg uniq pula.
Akhir kata untuk Opa Kwee yang telah tiada, Nisanmu yang tampa pertimbangan lain demi sebuah PEMBANGUNAN oleh perintah Bang(sat) Ali Sadikin yang sekarang menjadi jagoan DEMOKRASI. serta Jasadmu dengan terpaksa dikremasi dan ditebar dipantai Cilincing. ironis sekali, TAPI karya besarMu Indonesia dalem API dan BARA dalam sebuah buku akan selalu dikenang untuk selamanya.
Tabe dari penggemarmu
awie

Siang Terik di kantor ELKASA


Djam 1siang dengen sepeda motor bebek saja meloenjoer menoejoe kantor penerbiet Elkasa titik dimana karja Opa Kwee Indonesia dalem api dan bara diloentjoerken oentoek kedoea kali dimana sang Opa sendiri tidak akan pernah taoe. Pas sampe tanggal 29 Aoegoetus 2005 siang telah terdjadi kebakaran di dekat kantor terseboet tepatnya di Aldiron Plaza Blok M jang tida seberapa djaoeh dari itoe area Bar, karoeke, restaoeran bahkan panti pidjat ala djepang dan Korea bertaboeran ! oenik memang itoe ia poenja lingkoengan kantor moengkin seoenik karja Opa dalem hati saja berpikir.
Saja aken bertemoe dengen Iboe Koestini setelah menoenggoe 20 menit achirnya iboe jang saya tanggoe2 moentjoel djoega dan langsoeng saja diadjak menoejoe ia poenja roeangan. pas doedoek saya larak-lirik seperti orang batja sitoeasi, beberapa loekisan tertampang disetiap dinding jang ada, diruang ber "AC" terseboet, tampa begitoe perhatian kepada itoe loekisan mata saja langsoeng tertoejoe pada peti kardoes berisi sekiter 6 atawa 8 ekslempar boekoenja Opa Kwee tergeletak dilantai iapoenja roeangan ! sedih djoega liat itoe karja tampa ditaroeh ditempat jang tida pantes, berdeda dengan karja Opa milik saja jangdisimpen dengan baek2.
Setelah itoe langsoeng itoe iboe bertanja mana boekoenja wih ..! ini boe djawab saja sambil serahken itoe boekoe dari dalem tas jang sama pertjis dengen jang berserakan didalem peti dilantai terseboet setelah dia tjotjoken tiap halemannja, bahkan itoe iboe berkata .."hari ini adja saja dapet retoeran sekiter 400 buah dari toko boekoe ternama di Indonesia. dengan alesan singkat tidak lakoe." ? Duh padahal 2 boelan jang laloe saja nga pernah liat satoe boekoenja Opa di toko boekoe Gramedia atawa Goenoeng Agoeng? mala saja temoeken itoe boekoe di Proyek Senen samping terminal boes.
Apakah karja sebagoes itoe nga pantes oentoek dipadjang ditempat jang pantes ? atawa memang soedah kontrak nasib karja Opa oentoek disingkirken? hingga lebih pantes didjoeal dipinggiran djalan jang tergeletak seperti dilantai itoe penerbiet poenja roeangan? Atawa karja Opa jang berlebel terlaloe mengoeras kita2 poenja kantoeng ? saja tak pantes mendjawab ini pertanjaan biarlah penerbiet jang mendjawab semoea itoe.
Selang beberapa waktoe iboe itoe berbitjara melaloei telphone dengen seseorang, kesempatan ini saja pergoenaken oentoek liat2 boekoe2 jang berada diroengan ia poenja kantor jang majoritas boekoe2 karangan orang tionghwa dan ada poela 3 boewah boekoe poetih sampoelnja jang konon boekoe itoe hadiah dari seseorang jang berada dikota Semarang goena menambah koleksi perpoestakaan yang akan dibentoek oleh ia poenja bos, itou kabar saja denger langsoeng dari itoe iboe.
Selesai menerima telphone pembitjaraan dilanjoetken kembali..." abis terima telphone dari pak Stenley, kata itoe iboe". Stenley.....Stenley.....ach djangan2 ini mantoenja Opa pikirkoe girang sekalian bertanja kepada itoe iboe ? oh boekan itoe Bapa Stenley sang editor ini boekoe sambil tangannja toenjoek boekoe Indonesia dalem Api dan Bara diatas medja. tjoeman namanja sadja jang sama tapi berlaenan orangnja lanjoet itoe iboe.
Djelas soedah menoeroetkoe jang sewaktoe membatja karya Opa pada penganter toelisan om Ben ada doea Stenley, jang mana benar itoe nama menantoe Opa Kwee Thiam Tjing si Tjamboek Berdoeri sekaligoes mendjadi soeami "Tante Jeanne" (Kwee Hing Sian), sedang stenley yang satoenja adalah sekretaris di ini poenja peroesahaan ( oh djadi teringet ama Minke-nja Pram jang mendjadi sekretaris di Medan Prijaji hehe.....).
Achir dari koejoengan ini, itoe iboe berkata.. "Awie saja boleh pindjem doeloe jang selanjoetnja akan dikembalikan padamoe ini boekoe? oentoek nanti saja bawa kerapat dewan pimpinan sebage boekti bahwa karja Opa soedah sampe taraf didjoeal di pinggiran djalan tegas kata si iboe itoe. ........Duh berat sekali melepas ini boekoe kesajangan, jang ampe 2 boelan berada selaloe di saja poenja tas, dan sering saja batja-batja oelang goena penganter tidoer dengan tampa sekalipoen merasa bosen. Djoejoer saja dengan perasaan takut tidak mampoe beli kembali boekoenya Opa Kwee jang berlebel 75 reboe roepia, saja djawab "boleh" dengan satoe persjahratan, saya pegang doeloe satoe ekslempar karja Opa jang tergeletak di lantai tadi, dan saja aken kembaliken itoe boekoe djika semoea oeroesan oentoek kebaeken karya Opa tertanggoenglangi djawab saja sebage alesan jang didasari rasa sajang oentoek tida memiliki lagi maha karja Opa kwee Thiam Tjing. biar karya Opa jang soedah tergeletak lesoe dilantai itoe saja jang rawat(oentoek hal ini hati saja toeloes).
Saja rasa konsekoensi ini adil boekan ? dan oesoel saja di setoejoei. tak lama kemoedian sajapoen pamit minta diri sambil dianter hingga oejoeng tangga iboe itu berkata .."sampe disini saja jah Awie". Sajapoen mengagoek.
Sewaktoe hendak mendjalankan motor bebek sempat saja tengok asap hitam masih mengepoel dan kentjengnja soeara belangbir meraoeng-raoeng bagaikan soeara anak kecil menangis memininta dibelikan mobil-mobilan pada iboenja. Sambil tersenjoen dalem hati saya berkata moengkinkah DJAMINO dan DJOLITENG masa kini beraksi kembali ?


Nb : Toeroet berdoeka tjita atas meninggalnja Bapa Nurcholis Majid hari ini jam 10 pagi
Tabe dari saja Awie 05