Seoea toelisannja Opa kwee soedah pindah ke sini http://tjamboek28.multiply.com/

Saturday, February 25, 2006

Penghoeni Kalisosok (III, IV)

(III)
Direkteur pendjara Kalisosok, Boomer, jang saja djoega kenal diloear pendjara, ada orang jang haloes perasaannja. Ia mengerti bagaimana keadaan moril saja djika hari ketemoe hari haroes berada dalem sel sendirian. Begitoelah ia kasih saja bekerdja di kantor pendjara, tetapi dengen perdjandjian se-waktoe-waktoe saja bisa distop bekerdja. Saja mengerti; dengen pikoel resiko melanggaran penetapan satoe djoernalies tida boleh tjampoer gaoel dengen lain2 orang hoekoeman karena koeatir menghasoed dan sebagenja, sebenernja Boomer tjoba entengkan itoe system poentoelken kegiatan berpikir kita. Saja hargaken sikap itoe dan sanget berterima kasih kepadanja, boekan sebab perbolehkan saja bekerdja dikantornja, tetapi djoesteroe karena berani dengen kemaoean sendiri pikoel risiko boeat entengkan penderitaan batin saja.
Begitoelah tiap pagi si sobat dari Makasar dengen saja berangkat menoedjoe kekantor; kita sekarang sama2 djadi kolega djoeroe toelis, boekan? Tetapi hal ini tida berdjalan terlaloe lama sebab kembali saja haroes dihadapkan dimoeka pengadilan Landraad di Sawahan dan kombali Mr Wienecke jang preksa perkara saja. Saja dibawa ke Sawahan tentoe sadja dengen pakean perantean dan kombali diborgol soepaia dandanan saja tida incompleet. Tjoema kali ini, dengen lain2 terdakwa atawa orang hoekoeman, kami diangkat dengen mobil tertoetoep dari pendjara, sebab kebetoelan tida haroes dipake boeat angkoet orang2 hoekoeman Eropa ke Raad van Justitie.
Begitoe saja toeroen dari mobil, siapa jang papak saja? Redacteur kota dari Soerabaia Jansen Hendelsblad. Dengen aer moeka jang terang sekali oendjoeken rasa masgoel liat pemborgolan saja, setjara demontratief ia berkali-kali berdjabatan tangan dengen saja. Saja ganda ketawa sadja dan kami bitjara pasal pesoerat-kabaran sebagaimana lajiknja djoernalies. Karena djoemlah delict jang saja mesti tanggoeng djawab ada banjak djoega, kali ini direksi “Soeara Poeblik” paksa saja pake sardjana hoekoem sebage pembela dan pilihan mereka djatoh pada Mr. Jaarsma, satoe advocaat jang waktoe itoe terkenal di Soerabaia. Sebab toch soedah poenja pembela, atas pertanjaan Mr Wienecke saja djawan, segala pembelaan perkara ini saja serahken pada Mr. Jaarsma. Dan saja merasa sedikit ketjewa ketika dengerken pledoi dari pembela itoe. Sebab ia ini dalem pokoknja tjoema tanja : “Ja, Meneer de Voorzitter, wat is poebliek? Poebliek hangt los in de lucht” (Ja toean Voorzitter, apa artinja poeblik ? Poeblik tjoema beroepa sesoeatoe jang “goemandool” tampa tjentelan dioedara) dan kamoedian Mr Jaarsma boleh kantongin 200 goelden. Achirnja saja dihoekoem 3 boelan pendjara, atas poetoesan mana saja langsoeng njatakan akan naek banding. Zonder beremboek doeloe sama pembela, Mr Wienecke masih tanja, Zonder beremboek dan zonder pembela djawab saja. Selagi masih ada di gedong Landraad banjak djoega sanak saoedara dan kenalan pada datang menegok saja. Ada jang bawa makanan, rokok dan sebagenja. Soeasana ada gembira dan saban2 kedengeran gelak ketawa seperti orang lagi piknik sadja. Ketika soedah siap semoea, kami diberangkatkan kombali ke pendjara.
Saja tida bekerdja lagi sebage djoeroe toelis di kantor, hanja karena pertolongan Dr Hoesodo (dokter pendjara) saja diperbantoeken di roemah-sakit pendjara sebage...... pembantoe mantri...!
Artinja kalaoe ada orang jang baroe datang, saja diperbolehkan berikan obat loear, teroetama bagi mereka jang masoek golongan gelandangan, toekang tjopet dan pendjahat kelas entengan. Selagi toenggoe giliran boeat di preksa, semoea telandjang boelat seperti saja dahoeloe. Kalaoe semoea soedah diperiksa oleh Mas Hoesodo, jang ternjnata poenja loeka2 dibagian koelit, haroes dateng pada saja jang soedah sedia dengen obat tjair boeat dipoleskan dibagian jang loeka itoe. Ada satoe jang boleh dibilang seloeroeh badannja penoeh koreng dan borok. Saja soedah soeroeh ia berdiri lempeng kamoedian ambil sapoet seperti jang biasa digoenakan boeat laboer tembok, masoekan sapoet itoe dalem ember jang penoeh dengen obat tjaer dan kamoedian sapoet seloeroeh badannja. Roepanja ini tjara pengobatan ada radikal djoega karena dalem tempo 1 minggoe segala koreng dan borok mendjadi kering. Itoe orang masih nasib baik, bisa dapet pertolongan dari pembantoe mantri istimewa...!.
Mas Hoesodo boekan sadja ringankan kesepian saja dalem sel, tetapi djoega dengen mendjadi pembantoe mantri saja bisa dapet bagian soesoe sampi, jang memang disediaken oentoek personil roemah-sakit. Berapa lama saja bekerdja sebage pembantoe mantri, ini saja tida tahoe, tetapi kombali saja menganggoer lagi sebab........... kombali mesti menghadep Landraad boeat laen delict. Dan kombali Mr Wienecke jang mendjadi langganan saja. Kali ini zonder segala pembela, saja akan bela diri saja sendiri. Kasoedahannja : 6 boelan pendjara!!!! Saja lantas njataken hendak naek banding. Doea perkara jang lain poetoesan bebas.
Jang berangkat dari Kalisosok itoe waktoe ada banjak orang, hingga roepanja sampe kekoerangan borgolan, hingga saja waktoe naek di mobil pendjara “dititipken” sadja pada salah satoe koempoelan perantean terdiri dari 5 orang terhitoeng saja. Ini namanja : “Het doel heiligt de middelen”, katanja Belanda.

“LOE RASAIN DEH”
Dipertengahan Djoeli 1926 rombongan kami terdiri dari koerang lebih 80 orang diberangkatkan dari pendjara Kalisosok dengen djalan kaki menoedjoe stasioen “Semoet”. Dengen dihantar oleh pasoekan polisi; mereka tentoe sadja pake pakean orang hoekoeman tiap lima digandeng satoe pada laen dengen borgolan dari rante besi jang tjoekoep pandjang.
Tjoema saja satoe2nja jang boleh bikin perdjalanan dengen pake pakean preman. Toeam Boomer, Directeur pendjara Kalisosok, jang tetepken saja boleh bikin perdjalanan dengen dapet itoe ketjoealian jang belon pernah diberiken pada seorang hoekoeman statoes Inlander. Boeat itoe hingga sekarang ini saja masih sangat berterima kasih padanja. Boekan sebab saja takoet dan maloe bikin perdjalanan sebage Inlander jang di hoekoem, tetapi karena toean Boomer berani atas risikonja sendiri, oendjoeken jang ia ada satoe-satoenja pembesar Belanda jang bisa bedakan mana si Inlander djoenalies dan mana Inlander jang mendjadi pendjahat biasa. Saja pake sepatoe dan kaosnja, tjelana dan djas dari dril poetih, kemedja komplit sama dasinja dan achirnja bawa djoega saja poenja topi “vilt Borsalino”.... Heibat apa tida toeh????
Dan doedoek saja poen tida dikereta jang biasa digoenaken boeat angkoet orang hoekoeman Inlander, dengen semoea Djendelanja dipasangin roedji besi, barangkali koeatir djika ditengah perdjalanan ada jang lontjat keloear.
Saja doedoek dikereta penoempang biasa dengen ditemani oleh seorang reserse pakean preman dan zonder di borgol. Pendeknja seperti penoempang biasa boeat orang jang tida tahoe. Kita moelai pagi soedah diberangkatkan dengen djalan kaki dari pendjara Kalisosok menoedjoe stasioen “Semoet”. Kita naek spoor kloenoek, djadi boekan express. Sebab Kandjeng Goebernemen tida bersedia boeat bajar satoe goelden setengah boeat tiap penoempang sebage toeslag djika naek express. Dengen naek express dari Soerabaia kita bisa sampe Batavia (waktoe itoe) dalem tempo satoe hari. Tetapi naek spoor kloenoek (tiap stopplaats, halte dan stasioen berenti) haroes menginap di Djokja; berangkat dari sana waktoe pagi sampe di Tjirebon soedah malem, menginap lagi akan esok paginja di kotjak poela sampe datang di stasioen Meester Cornelies (Djatinegara) sekira djam 6. teroes djalan kaki ke pendjara Tjipinang.
Diantara pembatja barangkali ada jang pikir tjara itoe toch berabe dan makan lebih banjak ongkos dari sekedar tjoema satoe stengah goelden.
Keliroe..!, anggepan begitoe, pembatja. Kapan di Djokja dan Tjirebon soedah ada sedia pendjara, tjoema tinggal giring masoek saja.
(IV)
Saja doedoek di kereta jang pertjis ada didepan kereta boeat orang hoekoeman. Oleh Koen Hian saja di “sangoni” 10 goelden boeat beli apa2 di tengah djalan. Djoemlah segitoe soedah lebih dari tjoekoep boeat zaman itoe. Banjak djoega kawan jang kasih saja selamat djalan. Sesampenja di stasioen Goebeng saja liat ajah saja berdiri dibawah lontjeng stasioen. Resersir jang djaga saja, kasih saja permisi toeroen dari kereta sesoedah saja kasih tahoe pada ia bahwa saja ingin berdjoempa ajah saja jang berdiri dibawah lontjeng. Begitoelah saja datang dengen si resersir ikoet dibelakang. Sesampe didepan ajah, saja boeka “Borsalino”saja dan sodja. Ia kaget liat goendoel saja, tetapi saja bilang padanja, ini ada permintaan saja sendiri. Saja sengadja pamerkan saja poenja pakean, boekti saja tida dikirim sebage perantean, (bisakah pembatja oekoer berapa adanja terima kasih saja pada kawan saja Boomer?). Tentoe sadja saja tida bisa terlaloe lama omong2 sebab statoes saja tetap orang hoekoeman.
Saja sodja poela dan minta ajah djangan soesah hati; toch tida lama lagi saja akan merdeka kembali. Ia lambaikan tangannjadan saja masih liat teges bagaimana ia boeka katja matanja boeat soesoet aer mata jang moelai menetes keloear. Tida lama lagi kereta moelai berangkat dan sampe djaoeh saja masih liat bagaimana ajah saja masih teroes lambaikan tangannja sampe stasioen Goebeng tida keliatan lagi.
Itoe 10 goelden saja goenakan boeat beli matjam2 koewe dan makanan jang djoega saja bagi2kan pada orang2 senasib jang berada didekat pintoe dari kereta jang berada dibelakang kereta saja. Gembira mereka boekan maen. Sesampenja di stasioen Djokja soedah magrib, ketambahan ada gerimis. Saja sewa andong dan dengen pendjaga saja kami lebih dahoeloe mampir diwaroeng nasi pesan nasi goedek jang djoega dimakan disana berdoea, si orang hoekoeman dan pendjaganja. Sehabisnja naek andong lagi dan sisah oewang saja kasih si resersir itoe boeat bajar koesir dan lebihnja boleh ia ambil. Toch dipendjara saja tida perloe oewang.
Orang2 hoekoeman jang laen soedah lama sampe, ketika saja baroe moentjoel; toeroen dari andong hoofdopzichter jang terima kita soedah moelai boeka batjotnja dari dalem mana soedah melontjoer setahoe berapa banjak godverdom nja. Makloem sebage pensioenan sersan KNIL dan sekarang sebage hoofdopzichter pendjara ia roepanja tida bisa hidoep zonder iapoenja stop word jang terkenal : godverdom!
Kita ada sedikit debat jang dilakoeken dalem bahasa Belanda. Saja terangkan, saja baroe datang dari waroeng nasi boeat makan di sana, sebab makanan di boewi Djokja tida eanak. Lebih djaoeh, atas pertanjaannja, saja bilang saja oleh Directeur pendjara Kalisosok di idzinkan pergi ke Tjipinang dalem pakean preman.
“.........Godverdom, disini Directeur Kalisosok tida ada hak apa2, mengerti? Boeka dan ganti itoe dengen pakean ini, katanja seraja lemparkan pada saja pakean perantean jang tadinja soedah bekas dipake.
Achirnja saja naek darah djoega. Saja djawab, hal saja disoeroeh ganti pakean, itoe ada haknja, tetapi boekan ia poenja hak boeat goejoer saja dengen ia poenja godverdom pada orang hoekoeman.
“Nanti tanggal 1 November 1926 saja soedah akan keloear dari Tjipinang dan kalaoe perloe saja bisa datang lagi dipendjara sini boeat tjari ia. Saja ingin tahoe sampe berapa banjak ia berani maen godverdom dengen saja. Kamoedian setjara demontratief saja banting pakean rantai jang ia tadinja lemparkan dan lantas boeka pakean preman saja jang saja boental djadi satoe, berikoet Borsalino sekali dalem selembar tikar.
Lantas dalem keadaan telandjang boelat saja sengadja dengen perlahan meloengsoengi djadi orang perantean lagi. Itoe opzichter masih menggerendeng maoenja sendiri tetepi ia keliatan tida begitoe boewas lagi.
Ia roepanja hendak djoeal apa jang biasa diberi nama “Gertak Londo”

Thursday, February 23, 2006

Penghoeni Kalisosok ....(I + II)


INDONESIA RAYA
Kwee Thiam Tjing bertjerita
Penghoeni Kalisosok
(I)
Penghidoepan dalem pendjara Kalisosok tida bisa dibilang terlaloe menggembiraken. Sebab tiap hari sama sadja, segala kadjadian boleh diramal dengen djitoe, dari pagi djam 6 si Gareng (nama podjokan klooster, opzichter kita) boeka kadoewa pintoe roedji sel kita sampe liwat djam 5 sore, sasoedah itoe masoek kandang lagi. Tjoema pada kita diberi kemerdikaan boleh mimpi impian apa sadja jang kita kehendaki. Teroetama bagi si djoernalis, penghidoepan jang “geestelijk doodend” itoe (meloempoehken kegiatan berpikir) beroepa hoekoeman extra. Kita tida diper-rantean laen; baik pekerdja kasar (pikoel ini dan itoe, bikin bersih selokan, menjapoe dan sebagenja) atawa bekerdja di kantor boewi sebage djoroe-toelis. Satoe djoernalist dalem hoekoeman haroes di isolier, diasingkan, karena koeatir ia bisa pengaroehin pikiran laen pesakitan kalaoe diberi kalonggaran tjampoer dengen bebas. Does di zaman itoe djoernalist sematjam saja dianggep pestgevaarlijk. Oentoek lewatkan tempo, pada golongan saja oemoemnja diberi boekoe2 batjaan dan soerat kabar. Tetapi djangan ditanja matjam apa. Saja pernah terima boekoe Dik Trom, de avonturen van Krieltje, de polder jongen dan lain-lain boekoe batjaan boeat anak-anak. Dan soerat-kabarnja? Soedah basi satoe doea boelan. Derekan blok saja jang terdiri dari 9 sel terletak dekat blok boeat golongan Eropa, hanja terpisah oleh djalanan jang menoedjoe ke roemah-sakit.
Tiap minggoe satoe kali di sel saja ada datang “surveillant” pendjara, ini “surveillant” ada kepala dari semoea opzichter dan sebage directoer ke doea dari pendjara, ia diwadjibken tilik dan kontrol boewi dan penghoeninja. Oemoennja “surveillant” tida bisa dateng koendjoengin orang hoekoeman di sel-nja. Tetapi kepada saja ia bikin katjoealian; ia dateng boeat tengok sel saja dan tanja apa sadja ada hal2 jang dianggep tida sebagaimana mestinja, seperti dalem hal makanan, perlakoean para personil pendjara dan sebagainja. Ini pengetjoealian diberiken pada saja, si orang hoekoeman Inlander, memang menjolok mata. Barangkali sebab saja tjoema satoe-satoenja djoernalist jang itoe waktoe djadi penghoeni pendjara Kalisosok. Djoega sebab di loear pendjara sebage “orang preman” saja memang poenja banjak kenalan, baik dikalangan atas, maoepoen dikalangan pertengahan dan sampepoen diantara badjingan dan pendjahat ada djoega jang saja kenal. Kapan djoernalist itoe mesti all round, katanja. Saoempama orang merantjangharoes sedia tjoekoep boemboenja. Bertaon-taon lamanja saja poedji, tjela dan maki bahis-habisan segala apa jang menoeroet saja haroes dipoedji, di tjela atawa dimaki, teritoeng Kandjeng Goebernemen Hindia Belanda pembesar atawa preman, sobat, moesoh atawa pamili zonder pandang boeloe. Soerat-kabar Soeara Poeblik di Soerabaia, dimana saja toelis dengen nama pedengan “Tjamboek Berdoeri” memang oleh jang tida soeka di tjap sebage “oproerkraaier”, toekang tioep api pemberontakan, katanja mereka pro sana dan anti sini. Ini istilah sana dan sini boeat zaman itoe bisa diartikan sebage “Wilhelmus” atawa “Indonesia Raja”
Waktoe mengobrol dengen surveliant terseboet kami djoega sentoeh hal “levenshouding” (sikap menghadepin penghidoepan) saja jang oleh surveiliant tadi dianggep keliroe dan menjajangkan. Ia waktoe itoe banjak lebi toewa dari saja dan saja pertjaja maksoednja baik dan tjoba oendjoeken saja djoeroesan jang bener. Keliroe oentoek bentji pamarentah Hindia Belanda, tida bentji orang Belanda, diantara siapa banjak jang mendjadi sobat akrab saja, jang saja bentji, sangat bentji jalah itoe perbedaan antara sama2 onderdaan jang satoe Nederlander dan jang lain niet Nederlander, en toch kita sama2 menjanji “Wiem Neerlands bloed door de aderen vloeit” itoe surveiliant djawab, persamaan seperti jang diangan-angankan oleh saja memang bagoes, tjoema minta tempo jang lama sekali oentoek bisa diwoedjoetken. Karena kami (dimaksoedkan jang niet Nederlander) dianggap masih belon tjoekoep “mateng” itoe memang lebih dari karet, bisa dioeloer, ditarik ke kiri, ke kanan, dikepal-kepal djadi onde2. kita belon mateng boeat berdiri diatas kaki sendiri, boeat ambil poetoesan sendiri tetapi tjoekoep matang boeat mendjadi alat di kalangan pamarentah (jang bagean bawah tentoenja, disebabken oleh belon kematengan itoe) tjoekoep matang boeat pekerdjaan di kalangan perdagangan, perkebonan, pabrik, indoestri dan sebagenja. Dan teroes masih sebage alat sadja. Kalaoe ia (dimaksoedken surveiliant itoe) djoega dapet statoes kami, saja ingin tahoe sampe dimana kesabarannja. Sembari oendjoeken pada blok Eropa, dimana kabetoelan ada keloear satoe katjoeng Indo. Ditahan karena tjoeri sepeda, saja bilang itoe anak Indo dapet matras, dapet kelamboe, dapet tampin (orang hoekoeman Irlander jang diwadjibken ambil makanan`nja, bikin bersih bilik, djadi sematjam djongos), dapet nasi poetih, bruine bonen met spek dn lain2 jang ia sendiri tida soeka karena tida biasa, sering ia minta toeker dengen makanan saja, nasi merah, tempe reboes dan sajoer kangkoeng. Pake sandal dan pijama blauw, tidak seperti saja, siang malem kaki ajam, pakean perantean dengen pake tjelana kolor pandjang tida, pendek boekan, tidoer diatas tikar dengen bantal diisi roempoet kering. Poen waktoe pertama kali datang dipendjara dari hoofdbureau polisi, saja soedah mesti alamken hal2 jang sanget menjakitkan hati.
(II)
Djoesteroe karena itoe perbedaan perlakoean antara tahanan Eropa dan Inlander. Sesoedah terima tikar dan bantal saja(waktoe itoe masih ditahan preventif) ditempatkan di sel/blok1 dari bagean boeat Inlander (tida djaoeh dari blok boeat golongan Eropa seperti jang soedah saja toetoerken dibagean atas). Di esok paginja saja dibawa keroemah sakit pendjara lewat gang jang berada didepan sel saja. Sesampenja disana soedah ada berkoempoel poeloehan orang jang djoega baroe dateng, terdiri dari orang tahanan preventief, djadi belon di madjoeken di moeka pengadilan, orang hoekoeman dari laen kota dan mereka jang tergolong “strapan polisi”, terdiri dari orang gelandangan, pengemis dan sebagenja jang di hoekoem oleh landgerecht, badan mana bisa didjatohkan hoekoeman pendjara zonder banjak procedure sampe paling lama 3 boelan. Satoe kali soedah di hoekoem, pakeannjapoen tida sawo mateng warnanja, hanja loerik. Kami haroes bertelandjang boelet, berdiri toenggoe giliran dipreksa oleh dokter hoesodo (dokter boewi). Waktoe dateng giliran saja, ia ini goleng2 kepala boekan karena ada apa2 jang gandjil pada toeboeh saja tetapi ia tida mengarti kenapa saja (jang kenal diloear sebage djoernalis) djoega haroes disoeroeh antri sama segala bamboeng, gelandangan, badjingan dalem keadaan telandjang boelet, diperlakoeken sebage binatang jang tida poenja rasa maloe apa2. boeroe2 ia preksa saja . ia sengadja soeroeh saja doedoek dikerosi jang kebetoelan kosong dan soedah rampoengken koewadjibannja sebage dokter. Mas Hoesodo bawa saja keloear oentoek poelang ke blok saja. Ia akan kemoekakan hal saja pada directeur pendjara, katanja. Dan ini semoea apa saja haroes telan dengen sabar, menoenggoe tiba saatnja djoerang perbeda`an jang pisahkan Nederlander en niet Nederlander dapet dioeroek? Boeat orang, jang baik, dari peladjaran, didikan, pergaoelan, dan keada`an berbeda djaoeh dengen “Bromotjorah” (pendjahat jang soedah biasa keloear masoek pendjara), gelandangan, bamboeng, pengemis, pentjoeri dan sebagenja, boeat orang begitoe, jang haroes berdiri telandjang boelet berdjam-djam lamanja diantara mereka, ini soedah beroepa hoekoeman bathin jang dirasakan amat berat. Meloeloe sebab ia masoek golongan Inlander. Tetapi pertjajalah apa jang sekarang ditelan, satoe waktoe mesti dimoentahkan kembali dihadepan Kandjeng Goebernemen dan mereka jang bertanggoeng djawab boeat adanja perbada`an jang begitoe menjolok, begitoe menjakitkan hati antara onderdaan Nederlander niet Nederlander alias Inlander.
Surveiliant tida dapet djawab apa2 lagi, hanja sembari manggoet ia berlaloe.
Penghidoepan dalem pendjara berdjalan biasa sadja. Tida ada gontjangan jang bisa bikin djantoeng berdebar-bedar seperti didoenia loear; semoea berdjalan dengen begitoe litjin hingga sampe membosankan.
Hari kemaren, hari ini , hari esok, semoea sama sadja. Sama nasi merahnja, sama tempe reboesnja, sama sajoer kangkoengnja, dengen dikasih selingan satoe minggoe satoe kali ikan asin goreng, satoe minggoe satoe kali atawa tempe goreng atawa setengah telor bebek jang katanja asinan dan sepotong daging sampi. Dibandingken dengen menoe boeat orang tahanan atawa hoekoeman Eropa, bedanja seperti makan diwaroeng desa dengen restoran jang mendingan besarnja dikota. Soedah disediaken “tamping” (orang hoekoeman Inlander jang dipekerdjakan sebage sematjam pelajan boeat ambil makanan, sapoe dan bikin bersih sel orang poetih) makanan ada roti, bruine boonen met spek, huts pot met viees, nasi poetih(kendati kalaoe diloearan masoek golongan nasi mangkak), telor, soep dan sebagenja, plus........... pisang, seorang satoe bidji setiap hari. Mein liebchen, was wilist du noch mehr? Dan djangan loepa boeat golongan orang poetih selaloe ada disediaken sepasang sandal, koeatir djika telapakan kakinja tida tahan djika dimestikan djalan dengen kaki telandjang seperti penghoeni Inlander. Sampe si katjoeng Belanda godong dari krembangan jang kasih masoek pendjara Kalisosok sebab tjoeri sepeda, djoega dikasih sepasang sandal “Maar ik enak so nir!” katanja pada saja sembari kasih keloear kakinja dari krangkeng roedji besi dari selnja. Ini selpoen djaoeh lebi besar dari pada kita poenja. Ada sedikit kebon (dibagean atas tentoe sadja ditoetoep dengen rodji besi) ada roewangan depan, bagean tidoernja poen ada lebi loewas, habis pake segala kelamboe dan matras sih......!
Boeat saja jang paling menjakitkan hati boekan itoe semoea sandal, huspot, kelamboe dan lain2 nonsens lagi, tetapi djoesteroe itoe perbeda`an perlakoean antara Nederlandse onderdaan Nederlander dan idem niet Nederlander alias Inlander. Sama2 dalem pendjara poen masih ada perbedaan jang begitoe menjolok mata. Kalaoe perloe saja sebage Inlander bersedia pake tjawat sadja asal poen jang boekan Inlander djoega diwadjibken begitoe. Tentoe sadja sebegitoe lama masih sama2 dalem pendjara.
Menoeroet oendang2 pendjara soeatoe djoernalies jang ditahan atawa dihoekoem seberapa bisa haroes diasingken, djangan boleh tjampoer gaoel dengen orang hoekoeman lain, koeatir kalaoe bisa menghasoed dan sebagenja. Betapa berat adanja hoekoeman “isolatie” begitoe pembatja bisa bajangankan sendiri. 12 djam dalem krangkengan jang beroepa tempat gelar tikar kita, diloewaskan dengen 12 djam waldengang. Boeat lewatkan tempo tiap pagi kalaoe si Gareng (nama sebenernjna ada klooster, opzichter kita) soedah boeka pintoe sel saja, saja golongan di roedji bagean atas wandelgang dan moelai latihan ala tarzan. Kamoedian dilandjoetken dengen lari 25 kali poeterin wandelgang. Baroe sarapan nasi merah dan garem. Setelah itoe tjoetji pakean dibagean depan dari sel saja. Lantas mandi pake saboen segala, sebab tiap minggoe kita terima sepotong saboen tjoetji oentoek pakean satoe minggoe lamanja. Itoe anak Makasar, jang tadinja menangis sadja, sekarang soedah berobah djadi normal; tiap pagi mendjadi djoeroe toelis dikantor pendjara. Enak djoega boekan? Sedang saja sendiri? Saja diberiken soerat-kabar jang soedah basi 2 boelan atawa boleh batja boekoe2 boeat anak2 seperti Dik Trom, Hein Stav east, Mustang, het wonder paard van Winnetou dll. Tetapi sering djoega saja masih bisa toelis boeat “Soeara Poeblik” jang mana bisa sampe di medja redaksi di djalan Gresik via saloeran gelap. Oempama di taon 1925 komedi stamboel “Miss Riboet” sangat terkenal di Soerabaia dan di lain-lain tempat. Salah satoe njanjian jang paling popoeler saja “pindjam” boeat toelis dongengan saja dalem bahasa Djawa inilah :

Sopo-sopo sing gelem tah dongeni.
Dongenganne djoernalies sing sih di boewi.
Oerip orah, ning jo orah mati, Moong di krangkengi roedji wesi,
Dikoeroeng rino lan wengi, Sebab wani karo kandjeng Goesti......!

Lebih djaoeh dalem dongengan itoe djoega ada diseboet tentang takoetnja Belanda kehilangan nasinja, biar tjoema satoe boetir sadja. “Zit-redaktour” jang kami tantjapkan didepan Landraad boeat pikoel tanggoeng djawab boeat toelisan itoe jang djoega ditoentoet di moeka pengadilan, tjoema bisa terangken, ia beriken artikel itoe pada zitterij, karena “katanja, dibalakang soedah tida ada copienja lagi boeat di zet”. Siapa jang toelis ia tida tahoe; poen tida mengerti apa jang dimaksoedkan oleh penoelisnja. Ia dihoekoem satoe boelan pendjara karena dianggap melanggar artikel karet jang terkenal , 161 bis dan ter. Lain “zitredacteur” jang haroes “Zit” boeat toelisan saja “als ik eens Atjeher was” digandjar satoe taon pendjara. Kalaoe saja sendiri jang mesti tanggoeng djawab, sedikitnja akan meringkoek doea taon...!.