Seoea toelisannja Opa kwee soedah pindah ke sini http://tjamboek28.multiply.com/

Friday, March 17, 2006

Penghoeni Kalisosok (XI-XII-TAMAT)


(XI)
Gondo, disebalah roewangan djoega tertarik pada keindahan alam kendati boeat ia itoe tjoema beroepa kebon didepan dan langit diatasnja roedji. Ia kedengeran lagi nembang satoe pantoen jang meresap sekali. Moengkin lagi rindoe pada sanak kandang ditempat asalnja. Soearanja, dalem, merdoe dan empoek kedengerannja; naek toeroennja nada bisa bikin pendengarnja seperti diajoem oleh gelombang penghidoepan. Gondo asal Djokja dan diantara begitoe banjak sobat saja asal Soerokartohadiningrat dan Ngajokdjokartohadiningrat tida ada satoe jang menjanji “vals”. Semoeanja soeranja bagoes, heran..!.
Sesoedah Gondo berenti nembang, saja masoek kedalem dengen bawa saroeng penoeh dengen bekas obat tjair boeat goedik dan borok. Ini saroeng saja kasih masoek dalem selokan dan soeloet dengen goenakan tali-api. Itoe semoea saja kipasin dengen soerat kabar minggoean “Panorama” pindjam dari bibliotik pendjara. Asap segera mengeboel; keloear via ledeng tida bisa karena ditoetoep oleh tank; keloear dari lobang di sel saja djoega tida, sebab saja jang toenggoe dengen kipas. Does asap via ledeng selokan teroes ke sel 2 dan 3 seteroesnja. Roepanja keloearnja asap banjak djoega karena tida lama saja dengar Gondo batoek2.
Hai...! `mbakar opo kowee? Akoe ngati ora biso ambekan....!
Saja diam sadja dan teroes kipasin lebih tjepat. Sel 3 djoega moelai kasih denger soearanja.
Kwee........! Kwee.........! kamoe hendak boenoeh kawan jah?. Treaka Mohamad Zain serta poekoel2 roedji dengen sepotong besi jang setahoe ia dapet dari mana.
Saja tetep tida bersoeara, tjoema itoe doea kawan sadja jang teroes kaok2. Achirnja saroeng soedah habis kebakar dan saja berenti ngipasin; berat djoega pekerdjaan ini hingga saja sampe koetjoerken keringet.
Basmi njamoek.........! treak saja achirnja dan kamoedian tinggal menbisoe lagi, biar itoe doea kawan maki2 sampe poeas.
Tanggal saja merdeka tjoema tinggal beberapa hari sadja. Haroes saja mengakoe, gelisah djoega rasanja saking kesoesoenja hendak keloear. Perhoeboengan oedara diboeka teroes sampe djaoeh malem karena saja soekar poelas. Saja beritahoe sel 2 dan 3 apa sadja jang saja lakoeken kalaoe soedah keloear pendjara. Goenting ramboet, ganti pakean, djalan2 poeter kota dengen naek taxi, beli bakmi, kodok goreng, sate kambing, nasi goedek dll. Saja tahoe dimana ada djoeal nasi goedek persis seperti di Pathook, liat bioscoop, stamboel.
Jang tida bisa dimengerti dari itoe doea kawan, boekannja mereka berterima kasih pada saja jang mengambarkan segala apa jang bisa didapat diloear tembok pendjara, mala mereka maki saja. Hoekoeman masih lama...! treak Mohamad Zain.
Tanggal 1 November 1926 poekoel 8 pagi saja dipanggil kekantor. Lebih doeloe saja datang pada Gondo dan Mohamad Zain. Dengen mata berlinang-linang dan tenggorokan seperti ketjekik saja bersalaman dengen mereka. Biarpoen tida terlaloe lama kita kenal satoe sama laen, tetapi persobatan dalem keadaan begitoe dan ditempat begitoe ada lebi erat daripada berkenalan bertaon-taon di doenia loear. Ketika saja datang dikantor, surveiliant tanja apa saja maoe poelang atas ongkos sendiri atawa ongkos negeri. Kalaoe atas bea negeri saja nanti dapet soerat resmi dari pendjara dengen mana saja bisa menoepang kereta-api kloenoek; sesampenja di Tjirebon lapor pada kantor polisi jang akan kasih saja pondokan dan esoknja........... Saja poelang dengen ongkos sendiri, djawab saja dengen pendek, sebab saja tahoe si surveiliant itoe semoea tjoema hendak bakar hati saja. Bagoes, djawabnja seraja terimaken boentelan pakean saja.
Boleh toekar pakean di toilet boeat pegawai pendjara. Djoega dengen rojal ia idzinken saja tinggal di pendjara sampe ada orang dateng djempoet saja. Tetapi saja soedah tida dapet makan lagi. Saja terima boentelan itoe dan teroes ke toilet boeat toekeran.
Tetapi............. ampoen ! djangan tanja ada bagaimana pakean dril poetih, soedah dipake di kereta-api dari Soerabaia ke Djokja, kamoedian diboengkoes tikar beberapa boelan lamanja. Kalaoe “Borsalino” sih soedah mirip sajoer asin. Tetapi tida apa, pikir saja; toch ini ada lebi baek dari pada pakean perantean. Begitoe lah saja moentjoel lagi, komplit pake sepatoe dan dasi serta si sajoer asin toetoepin ramboet saja jang separoh gondrong.
Saja terima soerat lepas saja dan sesoedah manggoet dan pake Borsalino setengah miring, saja keloear dari kantor sembari menjanji, tjoekoep keras boeat didenger oleh si surveiliant dan orang2 sekiternja:
“Wien Nederland bloed door de aderen vloeit” ketika saja berpaling ke kantor lagi saja masih bisa liat bagaimana surveiliant goleng2 kepala dan ketok2 djidatnja dengen djari tangan.
Begitoe achirnja saja bisa lewat lagi itoe pintoe pendjara sebage orang merdeka. Pada moelanja saja terperandjat djoega, rasanja djalanan begitoe lebar. Dan banjak orang jang hilir-moedik dengen pakean beraneka warna bikin kepala sedikit poesing. Tetapi saja berdjalan teroes dengen hati jang memoekoel lebi keras dari biasanja; saban kali ada kendaraan lewat, pasti saja minggir. Apalagi djika Auto. Djalan kaki dari pendjara Tjipinang ke Messter Cornelies (Djatinegara) djaoeh djoega. Napas moelai memboeroe karena soedah lama tida tahoe djalan dalem mars tempo hari.
Kantong “boo lwie pwa sen” tida gablek barang setengah sen, lapar, aos, tetapi itoe semoea saja tida pikirin. Apa maoe saja ingin kentjing, tetapi di mana? Disebelah kiri djalan terdapat banjak roemah-tangga, waroeng dan toko sedang boeat lakoeken “ceremonie” itoe diseberangnja deket rail kereta-api, saja segan djoega. Begitoelah saja teroes djalan dengen pikir nanti sampe setasioen saja akan masoek perron.
(XII)
Dengen ramboet liwatin daon koeping, moeka poetjat, pakean tida karoean matjamnja, roepanja model saja ketara sekali kalaoe lepasan pendjara. Karena siapa sadja jang berpapasan pasti minggir; siapa sadja jang saja liatin pasti toendoek atawa liat kelaen djoeroesan. Orang toch tida maoe sampe kebentrok dengen boeaia setahoe dari mana.
Sesampenja di oedjoeng Leonie-laan saja soedah habis tenaga, pagi belon sarapan, aosnja setengah mati, tida ada rokok barang sebatang, saja doedoek dipinggir djalan boeat mengasoh. Kenapa pakean dan oewang saja belon dikirim dari Soerabaia? Lambat laoen disekiter saja berkoempoel makin banjak orang jang anggap saja sebage matjam tontonan. Mendadak saja berdiri, itoe orang2 lari seraboetan dan saja teroeskan perdjalanan menoedjoe ke Messter Cornelies. Sesampenja disana ternjata saja haroes bajar 10 sen boeat masoek diperon. Sial apa tida? Saja tjoba tawar 3 apa 4 taxi jang menoenggoe disana tetapi semoea bilang lagi toenggoe orang. Barangkali mereka tida pertjaja saja. Achirnja dengen seorang sopir Tionghoa saja dapat ketjotjokan dan dihantar ke kantor soerat kabar “Keng Po”, pintoe besar dengen bajaran 3 setengah goelden.
Naek taxi saja moesti pegangan dibangkoe karena poesing saking tjepatnja kita bergerak menoeroet perasaan saja. Waktoe itoe djarang sekali ada Auto sedan dan djoemlahnja mobil sedikit sekali dibandingken sekarang. Sesampe di kantor “Keng Po”, saja naek keatas dan ketemoe Khoe Woen Sioe dan laen2 kawan. Semoeanja terperandjat djoega liat saja datang dalem keadaan begitoe. Taxi dibajar dan saja dibawa ke satoe Hotel di Molenviet (Hajam woeroek). Waktoe boeat pertama kali letakan lagi toeboeh diatas kasoer betoelan, rasanja badan seperti djatoh diatas awan.
Barbier keliling dipanggil dateng dan ramboet saja mendjadi normal lagi. Koen Too, jang tinggal di Batavia dan ada neef dari Koen Hian, padanja tadinja diminta sampaikan koper pakean dan oewang 100 goelden pada saja. Ia dikasih tahoe tentang keloearnja saja dan boeroe2 datang di Hotel. Tetapi ketika tas pakean diboeka ternjata isinja satoe stel djas toetoep ajah saja poenja (jang toeboehnja lebi besar dari saja) dan satoe stel djasnja Oom saja jang rada koeroes. Doea-doeanja tida bisa dipake. Dalem soerat jang dilampirkan saja dikasih tahoe jang Oom terseboet, pada siapa saja tinggal, meninggal doenia beberapa minggoe berselang. Pantes roepanja tante begitoe bingoeng dan sedih, hingga pakean sekenanja sadja dikirim pada saja.
Koen Too pada tanggal 31 Oktober soedah datang di Tjipinang, tetapi oleh “sobat” saja si surveiliant dikasih tahoe saja dilepas esoknja lohor. Waktoe Koen Too hendak titip tas dan oewang boeat saja, ditolak. Ia haroes datang sendiri.
Sesoedah goenting ramboet dan mandi, Woen Sioe kasih pindjam saja pakean, serta dipasar Glodok beli beberapa singlet dan tjelana dalem, handoek dan sebagenja. Malemnja itoe djoega saja dibawa kerestaoerant “Thay Tong” (sekarang Kan Leng). Disana saja tjoema bisa makan sedikit sekali, karena baoenja dari segitoe banjak masakan soedah bikin saja moentah......di esok paginja dengen diantar oleh beberapa kawan, saja naek expres kelas 2 menoedjoe ke Soerabaia. Sampe di stasioen Semoet soedah malem dan disamboet oleh pamili dan kawan2.
Saja dikasih tahoe haroes semalam menginap di Hotel, tida boleh poelang langsoeng ke roemah karena orang dari pendjara dianggep bawa sial......!
----$$$------
Pesan Saja:
Kalaoe memoengkin, ingin rasanja saja dapet bantoean dari saoedara Mochtar Lubis apa sekiranja saja dapat idzin boeat koendjoengin pendjara Tjipinang oentoek boeat penghabisan kali liat kembali tempat dimana saja pernah disekap. Dengen bawa sekalian istri saja, agar iapoen dapet pemandangan djelas dimana soeaminja jang tertjinta pernah berada.
Sembari menoenggoe sampai didapatnja oleh saja hadiah dari lotere “NALO” (Nasional Lotere) hal mana akan dirajakan dengen kami berdoea sadja bikin perdjalanan keliling doenia. Dalem oesia baroe 72 dan 67 taon.
Kami berdoea dengen berkahnja Toehan Jang Maha Esa, masih sanggoep bikin world-toer. Dan sesoedah ini, sekombalinja ketanah aer, semoga dapatlah saja hadiah pertama NALO boeat jang kedoea kalinja. Kali ini oentoek “zakgeld” menghadapi penghidoepan sampe di saat jang kami di idzinkan berada di doenia.
Djaoehken diri kamoe dari sifat serakah. Karena serakah itoe ada sjaitan..! Maka itoe djoega saja tjoema minta 2x sadja hadiah pertama. Tetapi achirnja “Bouw su tjay djien, sing su tjay Thian”.
(TAMAT)

Thursday, March 16, 2006

Penghoeni Kalisosok (IX_X)


(IX)
Lantas ditoeang sampe penoeh dengen aer panas dan diudak-udak. Kalaoe soedah rada dingin kopinja digoenakan boeat goejoer koewe jang dimakan, Adoeh.....! rasanja loear biasa enaknja, rasanja seperti hidoep baroe. Habis tjoema satoe kali satoe minggoe sih...! dan djanga koeatir; boeboek kopi sampe boetir jang penghabisan, tida ada satoe jang terboeang, semoeanja masoek dalem moek kedoea dan ketiga dan sembari menikmati itoe semoea, perhoeboengan oedara diboeka. Kalaoe Gondo dan Moehamad Zein tida bisa tjeritakan banjak dari pemandengan atas tembok. Tetapi saja!
Apalagi djika soedah moelai tetamoe2 pendjara masoek saja jang kasih “pers-lah” menoeroet pandengan mata. Saja toetoerken bagaimana sedap ternampaknja kaoem wanita jang datang berkoendjoeng dan pada berkoempoel didepan kantor sipier, liat jang satoe itoe. Potongannja mirip sama gitas Spanyol, kondenja rapih dan oedjoeng ramboetnja dikasih keloear dari geloengnja, moekanja potongan daon sirih, koelitnja warna koening langsat. Dan, ampoennn.. goesti, liat.... boeng, liat...ia lagi ketawa dengen tida bersoeara, tjoema moeloetnjna sadja jang terboeka sedikit, giginja poetih seperti moetiara, ketambahan selagi ketawa dikedoea pipinja ada tanda desok sedikit jang bikin itoe semoea lebi mengioerken..! Dan itoe, jang disebelah kanannja, ja itoe, jang djoesteroe setjara maen poeter-poeter pajoengnja. Tjoba liat...! alisnja nanggalsepisan, pinggangnja jang langsing sebage poehoen tjemara, kalaoe ia djalan tindakannja mirip sama tindakan matjan jang lapar, mengelejot sana mengelejot sini dan saban kali bertindak kainnja tersingkap sedikit hingga betisnja jang mirip boenting padi keliatan tegas. Mampoes dah......! ditambah hoekoeman djadilah djika bisa dapet ia...!
Begitoelah saja kasih Pers-lah pemandengan mata pada itoe doea kawan. “Wis..! wis...! akoe madep tembok...! treak Gondo jang minta saja toetoep moeloet sadja. Sedang Moehamad Zein antjam akan boenoeh saja. Hoekoeman saja masih lama tereaknja.
Tetapi saja tida pedoelikan itoe semoea dan teroes bikin Pers-lah saja. Inilah beratnja koeadjiban kawan terhadep kawan... heheh....
Pada soeatoe pagi sekira djam 10 saja liat surveiliant datang dengen seorang Belanda seoesia koerang lebih 50 taon. Di belakang mereka ada toeroet hoofdopzichter. Mereka menoedjoe kesel saja. Dan benar djoega pintoe depan diboeka oleh opzichter tadi dan itoe orang Belanda dengen diikoet surveiliant masoek. Saja samboet dengen boeroe2 pake badjoe saja jang kebetoelan saja boeka. Itoe tetamoe tanja apa ia berhadepan dengen toean Kwee dari Soerabaia? Saja bilang betoel dan silahkan ia doedoek dibangkoe. Surveiliant lantas berpamitan dan tinggalkan kita berdoea.
Saja Profesor Schepper, goeroe tinggi dari Recht Hoge School di Batavia dan Ambtenaar dari Reclasseeringsdinest kenalkan tetamoe itoe pada dirinja sendiri, Maaf professor, jang saja tjoema bisa terima koendjoengan professor dengen tjara begini, djawab saja seraja oendjoeken pada kaki saja jang telandjang dan dikedoea mata gelangnja , ada tanda koelit hitam jang tebal, saking lamanja tidoer diatas tikar. Kita bisa bitjara keadaan persoerat-kabaran di Soerabaia dan lain2. toean Professor Schepper tjoema tjari “aanloop” sadja boeat moelai dengen maksoed sesoenggoehnja dari koendjoengannja. Dan achirnja itoe saat datang djoega ketika ia bilang jang ia ada Ambtenaar boeat Reclasseeringsdinest, dinas pamarentah boeat toendjoeken djoeroesan mana jang betoel soepaia djadi rakjat jang baek dan menoeroet. Saja bilang, barangkali professor keliroe, sebab saja rasa tida perloe direclasser, sebab masoeknja saja dalem pendjara boekan karena lakoeken kedjahatan tetapi sebab bertentangan pendapat dengen jang berkoeasa. Oempama saja; saja ada djoernalies jang tjoba berantas adanja itoe pemisahan jang pintjang antara sama2 onderdaan jang satoe Nederland dan jang laen niet Nederland alias Inlander. Sama2 rakjat dari satoe pamarentahan, satoe bendera en toch tepatnja seperti langit dan boemi.
Kebetoelan makanan siang datang; saja minta permisi dan keloearkan piring dan moek saja, jang mana kamoedian saja taroh di medja boeat professor Schepper liat sendiri. Djika saja oendjoekan ini semoea nasi merah, tempe reboes dan sajoer kangkoeng, boekan saja tjoema perhatiken soal tangsel peroet sadja, tetapi bandingkan ini dengen menoe boeat orang hoekoeman Eropa.
Soedah sama2 dalem pendjara, sama2 dihoekoem en toch..! saja oendjoeken professor Schepper pada tikar dan bantal saja, pada keadaan kaki saja dengen tanda2 hitam dipengelangan kaki, kasoedahan dari teroes mengelesat diatas tiker dan tjara tidoernja orang hoekoeman golongan Eropa. Apa lagi diloear pendjara..! Apa itoe semoea tida bisa timboelkan rasa sakit hati pada Professor Schepper sendiri, andaikata Professor Schepper golongan Inlander. Dan bitjara tentang pengadilan, Professor Schepper sendiri ada seorang sardjana hoekoem. Pasti tahoe bagaimana besar adanja perbedaan antara pengadilan Landraad dan Raad van Justitie. Boeat saja, poetoesan hoekoeman Raad van Justitie beriken lebi rasa poeas dari pada di hoekoem oleh Landraad di Raad van Justitie tiap anggotanja ada Messter in de Rechten (sardjana hoekoem) dan tiap anggotanja berhak boeat madjoeken pertanjaan2 pada terdakwa tetapi di Landraad (dimana saja menghadap sebage terdakwa) jang sardjana hoekoem ada Voorzitter, Mr Wienecke dan anggota2nja menoeroet penilaian saja, ja tjoema soepaia keliatan komplit sadja. Apalagi jang diseboet sebage “advizeur voor Chinesse zaken”. Ia ada toekang soempah saksi boeat pasang “hio” didepan gambar Kwan Kong, Kwan Peng dan Tjioe Tjhong, boeat mana ia dapat honorioem satoe atawa doea goelden. Ia tida mengerti bahasa Belanda. Waktoe salah satoe perkara akan dipreksa oleh Mr Wienecke, saja liat sendiri bagaimana si “advizeur voor Chinesse zaken” lagi doedoek mengantoek di kerosinja dan ketika Mr Wienecke tanja; “bagaimana advizeur?” ia kaget bangoen dan boeroe2 bilang; hamba kandjeng moepakat!.
Professor Schepper sendiri tida bisa semboenjiken senjoemnja. Saja bisa kasih kepastian padanja bahwa apa jang saja toetoerken itoe ada hal jang benar, boekan khajalan belaka. Professor Schepper kamoedian terangkan pada saja, tida moengkin boeat rombak semoea Landraad mendjadi Raad van Justitie. Boeat ini Kandjeng Goebernemen tida poenja tjoekoep banjak oewang. Saja djawab bisa dimengerti jang ada amat soekar oentoek perpadoeken dasar djoerang dengen poentjak goenoeng. Kalaoe djoerang tida bisa diangkoet naek poentjak, goenoeng jang haroes dipatjoelin agar perbedaan antara dalemnja dasar djoerang dengen tingginja poentjak goenoeng tida begitoe menjolok mata.
(X)
Professor Schepper terangkan, boeat saja toch tida soekar oentoek oempama minta gelijkstelling, persamaan hak dengen orang Belanda. Saja ketawa dan terangken bahwa persamaan hak dengen orang Belanda di Singapore? Saja ada Inlander, toedjoeh toereonan pamili saja lahir dan mati disini. Kalaoe saja dengen kawan sepikiran dan senekad tjoba seberapa bisa adakan perobahan agar tingkat Inlander kita bisa diangkat naik seloeroehnja, biarpoen, mesti alamken penderitaan. Itoe tida apa. Saja sampe masoek pendjara tida boeat retjokin diri sendiri. Kamoedian dengen samar2 Professor Schepper oendjoeken sepintas laloe, kalaoe hendak perhatiken keadaan diri saja sendiri seperti dalem hal kedoedoekan dan sebagenja ia bersedia oentoek bantoe apa jang ia bisa. Saja hatoerken banjak terima kasih dan harap satoe waktoe saja bisa datang oentoek tagih djandjinja. Tida boeat saja pribadi, tetapi boeat “Inlander in z`n geheel” seloeroehnja. Beginilah adanja gambaran dari 5x koendjoengan toean Professor Schepper pada sel saja di pendjara Tjipinang. Saja dapet anggepan, ia ada seorang jang bisa toeroet rasakan apa jang adil, apa jang tida. Tetapi ja..................Ambtenaar is Ambtenaar, niet waar?.
----$$$-----
Waktoe saja pergi keroemah sakit oentoek minta obat karena badan dirasakan koerang eank dengen sepintas laloe baroe saja bisa liat kombali tampang moeka dari tetangga2 saja dan sembari djalan kami teroes saling pandang dan saling kaokin, mala saja sampe djalan moendoer ketika soedah lewat sel 3.
Si hoofdopzichter jang hantar saja, saja benar apa saja sakit. Natuurlijk, djawab saja, hoewel nog niet dood selagi toenggoe rampoengnja obat pil, saja berada diroewangan dimana saja liat atas bale2 ada mengeletak toeboeh seorang hoekoeman. Waktoe saja raba kakinja dirasa kakoe dan dingin sekali, ternjata ia soedah mati. Kasian, dari mana asalnja, kedjahatan apa jang dilakoeken hingga sampe ia masoek pendjara dan sekarang soedah bajar loenas segala hoetang-pioetang di doenia. Selagi toenggoe diboengkoes 3 pil, saja tanja pada mantri apa saja boleh dapet 2 saroeng bekas jang soedah diboewang dipodjok sana. Itoe kaen toea penoeh dengen bekas obat tjair boeat lawan koedis dan borok. Saja tahoe, kapan di Soerabaia toch saja pernah mendjabat sebage pembantoe mantri.
Atas pertanjaannja saja bilang boeat oesir njamoek, ia beriken pada saja apa jang diminta. Sepoelangnja Gondo tanja apa jang saja bawa sembari toeding pada kaen bekas jang saja boentel djadi satoe. “Boeat selatamatan `ndi Hospital” kata saja.
Di sel memang kita dilarang tida boleh poenja korek api, tetapi tali api jang menjala boeat soeloet rokok kawoeng kita diperbolehkan. Takoet kalaoe kehabisan api ditengah malem, maka saja bikin tali api jang pandjang sekali dari kaen toea jang dirobek dari tjarikan jang kamoedian diplintir djadi satoe, saja libatkan tali api pada roedji besi diroewangan dalem hingga banjak bagean jang oendjoeken bekas tanda koening kebakar. Si surveiliant, kalaoe lagi kontrol roewangan blok kita, poera2 tida liat itoe, ia pikir pertjoema beroending sama Tjina gila.
Satoe waktoe surveiliant tanja apa saja maoe tjaboet benang? Saja bisa dapet tambahan 20 sen tiap kilo. Saja setoedjoe dan begitoe lah sorenja dilever 2 karoeng besar penoeh dengen potongan kaen dari segala matjam jang dipotong ketjil2. Pekerdjaan tjaboet benang gampang dilakoeken; dengen djari djempol dan teloendjoek dari tangan kiri kita pegang sepotong kaen dan dengen idem dari tangan kanan kita moelai tjaboetin benangnja. Dan tjaboetan ini besoknja akan digoenakan sebage “poetskatoen” kain lap. Dalem teori memang moedah sekali, boekan ? tapi tjoba dalem praktek. Dalem satoe djam saja moelai tjaboet, djempol dan djari teloendjoek dari tangan kiri rasanja seperti bengkok, oeratnja tida maoe loeroes lagi, sedang djempol dari tangan kanan oedjoengnja dirasakan seperti kebakar dan dapetnja benang, ja, belon satoe kepelan. Mana itoe “kilo” dan 20 sen....?
Saja tida sanggoep siksa diri lebi lama. Paling baik isinja itoe doea kantong dikasih laen koadjiban. Saja seret doea2nja kebale, tjaboet tikar saja dan gelarka itoe semoea potongan2 kaen dibawahnja. Kamoedian tikar dipasang lagi dan toean besar boleh menggelojorkan toeboehnja diatas tikar jang dirasakan empoek sekali. Ini toch ada lebih baek daripada menboeroe kekajaan doenia boekan....?
Selang 3 minggoe dari terima pekerdjaan tjaboet benang, surveiliant datang lagi boeat kontrol hasil pekerdjaan saja.
Saja toeding pada kepelan benang di oedjoeng medja. Dan dimaan potongan kaen jang lain ? tanja ia dengen nada jang soedah moelai oendjoek djengkelnja. Saja bawa ia masoek ke bale saja dan tarik tikar.
“Neen....! Neen...! dat is niet dee bedoeling...! treak ia saking goesarnja.
Ini boekan maksoed dan diwadjibken.
Kasih masoek semoea potongan kaen dalem doea karoeng lagi, jang kamoedian oleh opzichter dibawa pergi.
Habislah impian saja mendjadi toean besar dan poelang asal sebage orang hoekoeman Inlander. Apa maoe dikata doenia memang terpoetar.
Barangkali sebab masih dongkol dikira saja permaenkan ia dengen tjaboet benang, ia awasin saja. Saja soedah pikir, ini semproel tjari laen gara2 lagi dan benar djoega anggepan saja. Sekarang jang bikin ia kesandoeng jalah ramboet saja jang soedah keliatan gondrong, sebab sedari datang dari Soerabaia belon pernah di goenting lagi. Ia bilang dalem pendjara semoea orang mesti di milimeter ramboetnja, seraja toeding pada sekompoelan orang hoekoeman perantean jang lewat dengen angkoet kerandjang makanan. Saja tida moe sebab toch tida lama lagi saja akan merdeka.
Ja, maar`t is een moeten...! kata si surveiliant, jang tjoba djoeal lagi ia poenja “gertak londo”.
Djangan tjoema bisa toeding pada perantean jang begini sadja, kata saja jang djoega moelai djengkel. Dateng kekantor dan tjaboet semoea petji dari pada djoeroe toelis perantean. Mereka semoea piara ramboet pandjang. Kalaoe mereka di milimeter ramboetnja saja bersedia boeat ditjoekoer klimis.
Sentrogantol ini memang satoe waktoe haroes diseroedoek balik. Ia tida bilang apa2 lagi dan poera2 “kontrol” ini dan itoe kebon dan bak mandi, ia mengelojor pergi.
---$$$---
Tank ditembok sebelah loear dari sel saja soedah ditoetoep, begitoe poela pintoe roedji dari roewangan boeat tidoer. Kita masih ada tempat tjoekoep loeas boeat doedoek dibelakang roedji pintoe atawa djendela. Lontjeng kantor kedengaran berboenji 7x. Dengen diterangin sinar boelan jang moelai moentjoel keadaan di sel saja keliatan sangat bagoes, aman dan tentram. Bisa timboelken orang poenja perasaan sedih tertjampoer girang, goendah-goelana katanja kamoes Indonesia.

Penghoeni Kalisosok


(VII)
Sesoedah di stasioen kita ditempatkan di peron tengah, saja liat seorang lelaki mendatengin kami dengen menbawa boengkoesan. Sesampe dikita ia bilang pada sersan ingin ketemoe sama saoedaranja Kwee dari Soerabaia. Karena saja tjoema satoe2nja “Inlandse Chinees” maka saja lekas berdiri, di ikoetin oleh 4 kawan nasib serentengan.
Memang adanja borgolan dengen rante itoe kita berlima seolah-olah kawan jang lebih sehidoep semati dari pada sepasang soeami istri. Oempama kalaoe dikereta-api salah satoe dari kita hendak kentjing, lima-limanja haroes ikoet, toenggoe sampe itoe oepatjara soedah selesai, baroe lima-limanja balik ketempatnja.
Ternjata jang datang itoe ada Bratanata jang kamoedian satoe pers boereaoe di Tjirebon dari mana “Soeara Poeblik” djoega mendjadi langganan`nja.
Koen Hian soedah kawat tentang kedatengan saja seraja dalem soerat laen ia pesan oentoek Bratanata beliken boeat saja 10 pak tembako van Nelle berikoet kertasnja “Mediano”. Maka itoe adanja itoe boengkoesan jang diserahken pada saja. Kita bertjakap-tjakap tentang hal jang mengenakan soerat kabar dan laen2 lagi. Bratanata djoega beriken saja 10 goelden.
Ketika kereta api datang kita berpisah dan ia pesan agar saja datang Tjirebon lagi dan menginap di roemahnja seliwatnja 1 November 1926. Tida lama lagi saling lambai melambai menandakan kereta api berangkat menoedjoe ke Messter Cornelies (Djatinegara). Di tengah perdjalanan tida ada kedjadian apa2; ditempat kereta api berenti, saja beli makanan apa sadja jang kena dibeli dan kita makan bersama-sama djoega dengen orang2 jang berada disekiter kita. Deket magrib masoeklah kita di stasioen Messter Coenelies, saja masih ada sisa oewang beberapa goelden jang saja beriken pada sersan jang baik itoe. Dan begitoe lah dengen tangan kanan masih teroes bawa boengkoesan saja dan tembako dari Bratanata di tjantelkan dikolor tjelana kita sama2 djalan kaki menoedjoe pendjara Tjipinang, Fierdaoes terachir.
Sesampenja disana jang terima kedatengan kita ada surveiliant. Dari tjatetan adanja orang2 hoekoeman jang dikirim dari Soerabaia ia tahoe siapa adanja saja. Ia lantas soeroeh boeka borgolan saja dan boengkoesan pakean saja diterimakan pada salah satoe pegawainja.
Boengkoesan tembako saja boleh dibawa ke sel serta lebih djaoeh pada saja diterimakan 2 stel pakean perantean dengen perentah salah satoenja saja haroes pake sekarang dan pakean perantean dari pendjara Djokja jang nota bene soedah dipake 2 hari 2 malem teroes meneroes ditinggal.
Saja terima piring dari blik, moek boeat isi sajoer dan moek boeat minoem. Sesoedah itoe saja dengen diantar oleh seorang hoofdopzichter dibawa ke apa jang mereka namakan “blok politiek” saja dapet sel sendiri, pertjies seperti di Soerabaia. Ketika sampe laen2 sel soedah pada di koentji tetapi dari banjak kamar roedji saja dengen samboetan “selamat datang saoedara...!” di esoknja, sesoedah sel kami diboeka, saja berkenalan dengen kawan2 baroe itoe. Kita saling salaman dan sehabisnja itoe selaloe saja dengar pertanjaan “saoedara ada tembako sedikit” Tentoe sadja saja bagi seorang dapet tembako tjoekoep boeat beberapa glintiran jang diboengkoes dengen daon kawoeng. Barang tentoe tida semoea bisa dapet bagean; djoemlah mereka koerang lebih ada 300 orang, saja satoe boengkoes oentoek diisap sendiri.
Ternjata mereka ada orang2 komunis jang akan dikirim ke Boven Digoel. Pekerdjaan jang diberiken pada kita jalah tjoema pakoe sadja potongan papan jang soedah digerdjadji lebi dahoeloe. Tetapi mereka itoe (dasar pengroesak) boekan pakoe potongan papan djadi peti, hanja sebaliknja poekoel potongan papan itoe sampe hantjoer. Lantas saja dengar adjakan mogok makan sebab makanan jang diberiken tida tjoekoep, katanja. Saja maen moepakat sadja; apa jang saja djoega bisa berboeat? Satoe lawan 300..........!
Di esok paginja lagi satoe hoofdopzichter datang disel saja dan bilang saja haroes bawa segala saja poenja “hebben en houwen” di loear. begitoe lah saja angkat tikar, bantal, pakean jang laen stel, piring dan moek en “klaar is kees” djawab saja pada itoe pegawai. Ia lantas bawa saja ke kantor menghadep surveiliant jang tanja apa saja seorang komunis? Saja djawab, saja boekan komunis dan belon pernah mendjadi komunis. Tetapi kenapa kamoe masoek di blok politiek?
Bagaimana saja bisa tahoe? Saja dibawa ke blok itoe.
Surveiliant keliatan oering-oeringan; roepanja ia berboeat satoe kekeliroean besar dengen maen toetoep saja di blok komunis.
Achirnja laen hoofdopzichter diperentah bawa saja di blok 1.
Ini blok satoe bisa diliat dari djalanan jang hoeboengken pintoe depan dengen bagean belakang. Saja oentoeng dikasih sel 1 jang pertjies berada di oedjoeng hingga saja dapet pemandangan jang djelas atas seloeroeh djalanan sampe di pintoe pendjara.
Penghoeni sel 2 dan selebihnja (semoea ada 6 sel diblok saja) jang menghadep djalanan jang menoedjoe ke roemah sakit pendjara matanja selaloe kebentrok pada tembok belakang dari laen bagean.
Sel saja besarnja seperti sel bagian Eropa di Kalisosok. Saja kasih selamat diri sendiri ketika lempar tikar dan bantal saja (isi roempoet kering boekan kapok) dibale permanen disel bagean belakang.
Dan begitoe lah saja moelai penghidoepan saja di pendjara Tjipinang.

Firdaoes Terachir
Andai kata kita berdoea pergi ke gwamia sinse, achli noedjoem, boeat tanja masing2 poenja nasib, pasti itoe achli akan bilang, peedji beehap, bintang tida tjotjok satoe pada laen, hingga saban kali mesti saling bentji-membentji. Kalaoe itoe keadaan mengenakan sepasang soeami istri, roemah tangga hantjoer dan kita akan bertjerai.
Maaf, saja liat pembatja keroetken djidat dan awasin saja dengen sorot mata seolah-olah perasaan djengkel moelai timboel.
Keliroe pembatja, djika diatas saja toelis “kita berdoea” saja maksoedken boekan pembatja dengen saja, tetapi saja dengen surveiliant dari pendjara Tjipinang. Dari bermoela ia memang tida soeka pada saja jang dianggap mendjadi lantaran hingga ia dapet “opdondering” tegoran jang keras dari pihal atasnja karena dengen tjara serampangan kasih masoek saja dalem blok komunis, bakal pendoedoek Boven Digoel di koempoelkan. Barangkali ini surveiliant pikir, ini Tjina ada djoernalies jang di hoekoem karena berani melawan Kandjeng Goebernemen, does ia ada satoe komunis.
Tjap begitoe di itoe waktoe memang moedah dikasih oleh pihak jang pegang kekoeasaan, kwalitet si surveiliant. Dan sesoedah ia ditegor boekan ia tjari kesalahan pada diri sendiri, tetapi sebaliknja timpahkan moekanja pada korban jang dianggep mendjadi sebab ia dapet djeweran dan dampratan.
Apa maoe dikata mentalitet begitoe memang kadang2 bisa diketemoeken.
(VIII)
Keadaan di pendjara Tjipinang banjak lebi menjenagkan daripada di Kalisosok. Tempatnja lebi loeas, sel saja sebesar sel golongan Eropa. Bagean tempat tidoer dengen balenja dari djati jang ditempelkan ditembok ada lebi besar dan kakoesnja lebi modern. Tida pake tong lagi hanja tiap seperempat djam otomatis aer tank jang berada disebelah loear dari tembok sel saja keloear dengen deras sekali lewat disolokan jang hoeboengken kakoes dari 6 sel. Tetapi moelai dari djam 6 sore sampe djam 6 pagi selokan kering sebab tang ditoetoep tiap pagi hoofdopzichter boeka pintoe roedji dan kamoedian pintoe dari bagean kita tidoer. Di pintoe dedpan soedah ada menoenggoe orang2 hoekoeman lain jang bawa kerandjang nasi merah ploes garem atawa lombok dan saban orang2 dapet satoekan pantji besar isi aer panas boeat minoem kami tiap hari. Kita tjoema tinggal sodorkan piring dan toenggoe dibelakang pintoe. Belon pernah kita diidzinkan keloear dari sel. Begitoe djoega dengen makan siang dan sore. Kalaoe soedah terima bagean kita dibelakang pintoe depan, pintoe itoe ditoetoep dan kita “merdeka” boeat berada dikebon kita, diroewangan depan atawa mengeletak ditikar bagean tempat tidoer. Tida ada satoe orang jang mengganggoe. Pendek kata kita mendjadi radja disel kita sendiri.
Didekat pintoe depan ada bak dengen kran aer ledeng dimana kita mandi dan tjoetji pakean. Tiap pagi atawa segala waktoe kita boleh mandi. Biasanja sesoedah terima nasi sarapan. Saja latihan tarzan-tarzanan di roedji jang toetoep kebon dibagean atas. Lantas lari ke kebon dan dibagean jang ditoetoep sama djoebin. Sasoedah napas jang senggal2 kembali normal, saja masoek sadja dalem bak dengen kran aer teroes diboeka, siapa jang larang? Pernah si surveiliant, jang tiap minggoe kontrol sendiri semoea sel di itoe blok tegor saja, apa diroemah saja djoega mandi dengen tjra begitoe? Ia tanja, saja djawab di roemah saja mandi dengen goenakan doea douche jang diboeka berbarengan sembari saja berada dalem “badkuip” jang krannja boeat aer panas dan dingin tetep diboeka. Ia tjoema golengken kepala dan teroes pergi. Soedah dibilang dibandingkan dengen laen, sel saja poenja ada jang paling eank ditinggalkan, oempama boengalaoe begitoe masoek golongan jang mahal. Di sebelah kiri, roedji hingga kita bisa dapat pemandengan terboeka; dipintoe depan roedji sampe lewat bak mandi. Lantas tembok jang teroes mendjoeroes kebelakang. Berada dikebon saja bisa dapat pemandengan jang loeas didjalanan jang menoedjoe ke pintoe pendjara, hingga bisa liat tegas siapa sadja jang masoek keloear. Sel jang laen sama besarnja, tjoema kiri kanan tembok meloeloe. Dan pemandengan kedepan jalah djalanan keroemah-sakit dengen tembok tinggi disebrangnja.
Sel nomor 2 ada tinggal Gondo, djoernalies dari Djokja dan di sel no 3 Mohamad Zain dari Soematra tengah. Semoea masoek pendjara karena delict dan politiek. Sel 4, 5 dan 6 kosong. Djarang sekali kita saling ketemoe, tjoema kebetoelan hendak ke roemah sakit sadja. Sebab perhoeboengan begitoe dilarang, kapan ada itoe “isolatie systeem”. Tetapi perhoeboengan oedara antara kita bisa digoenakan dengen merdeka dan dengen sepenoeh-penoehnja di segala waktoe, baik siang maoepoen malem. Dengen perhoeboengan oedara saja maksoedkan kita bisa saling kaokin siapa jang larang ? tiap hari pada kita biberken 8 sen, ditaboeng dalem satoe minggoe djadi 56 sen. Dari ini djoemlah 48 sen kita boleh goenakan boeat belandja. Pada hari Djoemaat kita toelis disepotong kertas apa jang hendak kita beli menoeroet “prilist” jang kita dapet dari pemborong makanan pendjara.
Djadi tida boleh pesan menoeroet keinginan kita sadja. Sisa 8 sen tiap minggoe dikoempoel dikantor, oewang sangoe kalaoe besok kita di merdekakan lagi.
Saja pesan boeboek kopi, goela poetih beberapa matjam koewe dan achirnja sampai apa jang akan dibeli dengen sisa oewang satoe sen. Saja liat di “prilist” koewe bola satoe sen. Ingin tahoe apa koewe bola itoe saja pasang sekali. Di hari minggoe pagi kita bisa terima pesenan kita dilever didepan pintoe. Sesoedah saja preksa pesenan menoeroet list jang dikasihkan di hari Djoemaat ternjata jang itoe koewe bola......... Ja Goesti, ampoen..! koewe bola itoe ada onde-onde..! Dan begitoe lah sesoedah mandi dan ganti pakean (jang kotor akan di tjoetji nanti, kapan ada sedia aer tjoekoep dan soedah terima sepotong saboen tjoetji boeat pemakean 1 minggoe) saja doedoek bersila di kebon dengen didampingin pantji penoeh aer panas dan moek kedalem mana saja toeang kopi boeboek dan goelanja sekaligoes.

Sunday, March 05, 2006

Penghoeni Kalisosok V + VI

(V)
Kami digiring masoek dalem roewangan jang amat loewas, bisa beri tempat pada kita semoea. Dibagian tengah ada doea tong besar, satoe penoeh aer dengen jang laen masih kosong, toenggoe diisi oleh mereka jang ingin djongkok diatasnja. Dan kalaoe ada kedjadian begitoe, toch, boeat kita itoe semoea djamaknja seperti kami liat tiap pagi mata-hari terbit. Baik jang djongkok diatas, maoepoen jang tidoer gelimpangan di djoebin dibawah, masing2 bisa pasang omong, bisa saling ketawa dan saling membanjol. Saja djoega tidoeran diantara mereka dengen goenakan boentelan tikar isi pakean saja sebage bantal. Dengen pake pakean seragam dan dalem keadaan seroepa nasib, rasa persaoedaraan dan berkawan memang lebih tjepat mendalam. Seroepa perasaan seperti waktoe saja pake uniform stadswacht terhadep kawan2 di zaman itoe.soeasana ada tjoekoep mesra; ada jang ketoprakan, oero2, ada jang mendalang dan lagi pertoendjoekan perangnja Damarwoelan contra Menakdjinggo. Kalaoe ada jang tidoer, tidoernja poen merem-melek sadja. Tetapi semoea pada bergembira, kira2 djam 3 pagi kami dikasih tahoe haroes bersedia boeat berkoempoel didepan kantor pendjara. Tida lama lagi kami digiring meroepakan kelompok dari 5 orang. Di malemnja saja soedah pilih 4 kawan jang dengen saja akan meroepakan satoe rombongan jang borgolannja akan digandeng dengen satoe rante besi. Sesampenja didepan kantor kami diborgol dengen rante pandjang didjadikan satoe kelompok. Djoega saja dengen 4 kawan itoe. Si hoofdopzichter godverdom soedah repot dengen tereakin orang2 hoekoeman ........”djongkok......!, djongkok.......!” saja bilang pada 4 kawan saja oentoek tetep berdiri. Ketika itoe opzichter godverdom dateng dekat saja dan liat kami masih tetep berdiri, ia tanja dalem bahasa Belanda kenapa kami tida djongkok, saja djawab, djoega dalem bahasa Belanda, tida ada oendang2 pendjara jang mestiken kita haroes djongkok. Dan saja andjoerin kawan2 senasib saja akan tetep berdiri. Itoe opzichter godverdom masih mengeroetoe tetapi ia antepin sikap kami. Jang lain2 pada djongkok dan dengen goenakan boekoe pandjang jang tebel salah satoe mandor moelai hitoeng:....dji....., ro...,loe...., pat... , mo....(satoe , doea , tiga, empat, liam) dan saban kali ia ketok kepala orang dengen boekoe tebal itoe. Sampe itoe orang2 hoekoeman toenggoe gilirannja boeat diketok dengen lindoengin kepalanja dengen doea tangan. Ini ada hasil dari sikap main “noon inggih, `ndoro”, begitoe lah saja terangken pada kawan2 dengen siapa saja dihoeboengken dengen sepotong rante.
Saja memang minta dirante di oedjoeng, karena kalaoe ditengah, selagi djalan, djalan kita seperti kepiting, kamoedian pada kami diberi satoe boengkoes nasi, seorang satoe, saja berikan boengkoesan saja pada kawan dari lain kelompok, si opzichter godverdom lantas tanja kenapa saja berboeat begitoe. Saja bilang nasinja soedah mengiler karena soedah diboengkoes dari kemaren sore. Bermoela ia roepanja hendak oembar lagi godverdom nja, tetapi kamoedian ia inget jang saja ada itoe orang jang djandji akan kembali di Djokja boeat tjari ia begitoe lekas saja merdeka tanggal 1 November 1926. ia menggeroetoe apa tida kedengeran tegas tetapi ia balikin badannja dan teroes pergi ke laen djoeroesan.
Poekoel 4 lewat kita moelai digiring kestasioen kereta-api; sekarang jang hantar ada militer. Sersan jang djaga kelompok saja ada seorang djawa dan tentoe sadja lambat laoen via bahasa jang kami berdoea kenal baik kami mendjadi seperti kawan baek, kami mendjadi seperti kawan sedjati, tjoema ia pakean militer dan seragam saja pakean perantean. Berangkat kami tentoe sadja dengen djalan kaki. Sembari tangan kanan bawa boentelan tikar saja, tangan kiri diborgol pada 4 kawan laen. Sesampe di stasioen kami disoeroeh berkoempoel di peron. Selagi doedoek disana dari tempat rada djaoeh saja liat ada doea kawan saja, Hway Tjin dan Lin sik pada tjelingoekan diantara penoempang. Roepanja mereka tjari saja sebab Koen Hian soedah kirim kawat kasih tahoe saja boleh berangkat dengen pakean biasa. Saja kaokin mereka dan boeroe2 mereka datang dengen heran djoega ketemoeken saja diantara orang2 perantean jang lain. Saja terangkan doedoek perkaranja. Lin sik bawakan saja seboengkoes lemper, onde2 dan lain makanan sedang dari Hway Tjin kembali saja terima 10 goelden. Hampir dekat djam 6 kereta-api berangkat dan berpisahlah kami, sama2 ketawa dan bergoeraoe.
Ditengah djalan saja goenakan setengah dari 10 goelden itoe boeat beli ini dan itoe. Djoega oentoek kawan2 jang doedoek dekat pada saja. Si sersan tentoe sadja djoega kebagian.
(VI)
Sesampenja di Kroja dan selagi keretanja berenti, saja awasin keriboetan di stasioen dari djendela jang ada roedjinja. Zonder sengadja saja doedoek dengen toendjang djangoet saja dengen tangan. mendadak dideepan djendela saja liat ada satoe perempoean Tionghoa seoemoer iboe saja. Ia bawa anak gadisnja dan doea anak lelaki. Meliat saja ketara sekali itoe njonja keliatan sangat terharoe. Djoega anak2nja. ...”Kenapa tjoe..? tanja ia dengen soeara perlahan. ....”Oo. tjim...! djawab saja.
“Soedah djangan pikirkan saja, anggap sadja saja soedah mati. Saja asal Banjoewangi dan di hoekoem 20 taon pendjara...! Soeara treakan tertahan kedengeran dari itoe njonja jang baek hati dan anak2nja djoega kaget dan terharoe, “20taon....! kenapa, kenapa tjoe?
“Saja boenoeh orang”....! djawab saja sembari toendoeken kepala boeat semboenjiken geli saja.
Ketika kereta-api hendak berangkat lagi, itoe njonja jang baek hati beriken saja boewah2an dan makanan. Saja achirnja maloe dan maki diri sendiri, soedah permaenkan seorang toea, zonder dipikir lebi pandjang. Kalaoe orang soeka oegal-oegalan zonder liat tempatnja beginilah achirnja.
Ketika kereta-api masoek stasioen Tjirebon, hari soedah moelai gelap. Dan apa maoe hoedjan gerimispoen moelai toeroen, seolah-olah langit toeroet koetjoerken aer-mata meliat tjara bagaimana Kandjeng Goebernemen maen angkoet rakjatnja jang di hoekoem (rakjat jang golongan Inlander) dari satoe pendjara ke laen pendjara. Saja oesoelken pada sersan jang hantar kami boeat mampir di waroeng sebentar, ia setoedjoe dan begitoe kami berlima dengen pengantar masoek disatoe waroeng nasi dan boeroe2 tangsel peroet.
Rombongan jang laen soedah djalan teroes. Sehabis makan dan minoem kopi, saja bajar dan sisanja oewang ditengah djalan saja terimakan pada sersan kawan saja tadi. Dalem pendjara segala apa di djamin djadi oewang tida ada goenanja. Karena terlambat datang, bisa dimengerti jang hoofdopzichter jang haroes tilik kedatengan kami, mendongkol boekan maen. Kali ini jang didamprat adalah si sersan.
Saja bilang jang salah dalem halnja kami datang terlambat, ada saja. Sebab saja jang minta sersan boeat mampir sebentar di waroeng, sebab saja amat lapar. Ini opzichter ada lebih berperasaan dari koleganja di Djokja. Tetapi laen kali djangan sampe terlambat datang mengarti? Saja djawab, saja harep tida ada laen kali lagi, sebab siapa jang ingin keloear masoek pendjara? Kami sama2 goenakan bahasa Belanda. Itoe opzichter ketawa, soedah dibilang ia itoe ada lebih berperasaan manoesia dari koleganja si opzichter godverdom di Djokja. Sesoedah semoea kontrol beres, kita digiring masoek satoe roewangan jang lebih ketjil hingga tidoer kita djoega dekat satoe pada laen. Pakean kita rada basah. Sebab disepandjang djalan dari stasioen sampe pendjara teroes ketimpah hoedjan gerimins. Tetapi Toehan ada pemoerah dan penjajang. Diwaktoe pagi sekali kita digedor bangoen, tida ada sepotong pakean jang masih basah. Semoea mendjadi kering, karena hawa diroewangan jang tjoema sebegitoe mendjadi sangat panas dengen tertoempoeknja begitoe banjak orang. Sesoedah dikasih tempo boeat menghadep tong jang ditaroh disatoe podjok di mana kami dari tong di sebelahnja djoega boleh tjoetji moeka. Kita disoeroeh koempoel didepan kantor. Kombali saja dengen 4 kawan jang kemaren di borgol dan digandeng djadi satoe. Jang laennja djoega begitoe, tetapi waktoe mereka djongkok, kita berlima tetap berdiri. Itoe opzichter poera2 tida liat apa2. kita diberi seboengkoes nasi merah jang soedah rada keras dengen sepotong ikan asin, boeat sarapan pagi.
Sesoedah kontrol penghabisan, ternjata soedah beres, moelailah kita djalan lagi menoedjoe stasioen.