Seoea toelisannja Opa kwee soedah pindah ke sini http://tjamboek28.multiply.com/

Saturday, February 25, 2006

Penghoeni Kalisosok (III, IV)

(III)
Direkteur pendjara Kalisosok, Boomer, jang saja djoega kenal diloear pendjara, ada orang jang haloes perasaannja. Ia mengerti bagaimana keadaan moril saja djika hari ketemoe hari haroes berada dalem sel sendirian. Begitoelah ia kasih saja bekerdja di kantor pendjara, tetapi dengen perdjandjian se-waktoe-waktoe saja bisa distop bekerdja. Saja mengerti; dengen pikoel resiko melanggaran penetapan satoe djoernalies tida boleh tjampoer gaoel dengen lain2 orang hoekoeman karena koeatir menghasoed dan sebagenja, sebenernja Boomer tjoba entengkan itoe system poentoelken kegiatan berpikir kita. Saja hargaken sikap itoe dan sanget berterima kasih kepadanja, boekan sebab perbolehkan saja bekerdja dikantornja, tetapi djoesteroe karena berani dengen kemaoean sendiri pikoel risiko boeat entengkan penderitaan batin saja.
Begitoelah tiap pagi si sobat dari Makasar dengen saja berangkat menoedjoe kekantor; kita sekarang sama2 djadi kolega djoeroe toelis, boekan? Tetapi hal ini tida berdjalan terlaloe lama sebab kembali saja haroes dihadapkan dimoeka pengadilan Landraad di Sawahan dan kombali Mr Wienecke jang preksa perkara saja. Saja dibawa ke Sawahan tentoe sadja dengen pakean perantean dan kombali diborgol soepaia dandanan saja tida incompleet. Tjoema kali ini, dengen lain2 terdakwa atawa orang hoekoeman, kami diangkat dengen mobil tertoetoep dari pendjara, sebab kebetoelan tida haroes dipake boeat angkoet orang2 hoekoeman Eropa ke Raad van Justitie.
Begitoe saja toeroen dari mobil, siapa jang papak saja? Redacteur kota dari Soerabaia Jansen Hendelsblad. Dengen aer moeka jang terang sekali oendjoeken rasa masgoel liat pemborgolan saja, setjara demontratief ia berkali-kali berdjabatan tangan dengen saja. Saja ganda ketawa sadja dan kami bitjara pasal pesoerat-kabaran sebagaimana lajiknja djoernalies. Karena djoemlah delict jang saja mesti tanggoeng djawab ada banjak djoega, kali ini direksi “Soeara Poeblik” paksa saja pake sardjana hoekoem sebage pembela dan pilihan mereka djatoh pada Mr. Jaarsma, satoe advocaat jang waktoe itoe terkenal di Soerabaia. Sebab toch soedah poenja pembela, atas pertanjaan Mr Wienecke saja djawan, segala pembelaan perkara ini saja serahken pada Mr. Jaarsma. Dan saja merasa sedikit ketjewa ketika dengerken pledoi dari pembela itoe. Sebab ia ini dalem pokoknja tjoema tanja : “Ja, Meneer de Voorzitter, wat is poebliek? Poebliek hangt los in de lucht” (Ja toean Voorzitter, apa artinja poeblik ? Poeblik tjoema beroepa sesoeatoe jang “goemandool” tampa tjentelan dioedara) dan kamoedian Mr Jaarsma boleh kantongin 200 goelden. Achirnja saja dihoekoem 3 boelan pendjara, atas poetoesan mana saja langsoeng njatakan akan naek banding. Zonder beremboek doeloe sama pembela, Mr Wienecke masih tanja, Zonder beremboek dan zonder pembela djawab saja. Selagi masih ada di gedong Landraad banjak djoega sanak saoedara dan kenalan pada datang menegok saja. Ada jang bawa makanan, rokok dan sebagenja. Soeasana ada gembira dan saban2 kedengeran gelak ketawa seperti orang lagi piknik sadja. Ketika soedah siap semoea, kami diberangkatkan kombali ke pendjara.
Saja tida bekerdja lagi sebage djoeroe toelis di kantor, hanja karena pertolongan Dr Hoesodo (dokter pendjara) saja diperbantoeken di roemah-sakit pendjara sebage...... pembantoe mantri...!
Artinja kalaoe ada orang jang baroe datang, saja diperbolehkan berikan obat loear, teroetama bagi mereka jang masoek golongan gelandangan, toekang tjopet dan pendjahat kelas entengan. Selagi toenggoe giliran boeat di preksa, semoea telandjang boelat seperti saja dahoeloe. Kalaoe semoea soedah diperiksa oleh Mas Hoesodo, jang ternjnata poenja loeka2 dibagian koelit, haroes dateng pada saja jang soedah sedia dengen obat tjair boeat dipoleskan dibagian jang loeka itoe. Ada satoe jang boleh dibilang seloeroeh badannja penoeh koreng dan borok. Saja soedah soeroeh ia berdiri lempeng kamoedian ambil sapoet seperti jang biasa digoenakan boeat laboer tembok, masoekan sapoet itoe dalem ember jang penoeh dengen obat tjaer dan kamoedian sapoet seloeroeh badannja. Roepanja ini tjara pengobatan ada radikal djoega karena dalem tempo 1 minggoe segala koreng dan borok mendjadi kering. Itoe orang masih nasib baik, bisa dapet pertolongan dari pembantoe mantri istimewa...!.
Mas Hoesodo boekan sadja ringankan kesepian saja dalem sel, tetapi djoega dengen mendjadi pembantoe mantri saja bisa dapet bagian soesoe sampi, jang memang disediaken oentoek personil roemah-sakit. Berapa lama saja bekerdja sebage pembantoe mantri, ini saja tida tahoe, tetapi kombali saja menganggoer lagi sebab........... kombali mesti menghadep Landraad boeat laen delict. Dan kombali Mr Wienecke jang mendjadi langganan saja. Kali ini zonder segala pembela, saja akan bela diri saja sendiri. Kasoedahannja : 6 boelan pendjara!!!! Saja lantas njataken hendak naek banding. Doea perkara jang lain poetoesan bebas.
Jang berangkat dari Kalisosok itoe waktoe ada banjak orang, hingga roepanja sampe kekoerangan borgolan, hingga saja waktoe naek di mobil pendjara “dititipken” sadja pada salah satoe koempoelan perantean terdiri dari 5 orang terhitoeng saja. Ini namanja : “Het doel heiligt de middelen”, katanja Belanda.

“LOE RASAIN DEH”
Dipertengahan Djoeli 1926 rombongan kami terdiri dari koerang lebih 80 orang diberangkatkan dari pendjara Kalisosok dengen djalan kaki menoedjoe stasioen “Semoet”. Dengen dihantar oleh pasoekan polisi; mereka tentoe sadja pake pakean orang hoekoeman tiap lima digandeng satoe pada laen dengen borgolan dari rante besi jang tjoekoep pandjang.
Tjoema saja satoe2nja jang boleh bikin perdjalanan dengen pake pakean preman. Toeam Boomer, Directeur pendjara Kalisosok, jang tetepken saja boleh bikin perdjalanan dengen dapet itoe ketjoealian jang belon pernah diberiken pada seorang hoekoeman statoes Inlander. Boeat itoe hingga sekarang ini saja masih sangat berterima kasih padanja. Boekan sebab saja takoet dan maloe bikin perdjalanan sebage Inlander jang di hoekoem, tetapi karena toean Boomer berani atas risikonja sendiri, oendjoeken jang ia ada satoe-satoenja pembesar Belanda jang bisa bedakan mana si Inlander djoenalies dan mana Inlander jang mendjadi pendjahat biasa. Saja pake sepatoe dan kaosnja, tjelana dan djas dari dril poetih, kemedja komplit sama dasinja dan achirnja bawa djoega saja poenja topi “vilt Borsalino”.... Heibat apa tida toeh????
Dan doedoek saja poen tida dikereta jang biasa digoenaken boeat angkoet orang hoekoeman Inlander, dengen semoea Djendelanja dipasangin roedji besi, barangkali koeatir djika ditengah perdjalanan ada jang lontjat keloear.
Saja doedoek dikereta penoempang biasa dengen ditemani oleh seorang reserse pakean preman dan zonder di borgol. Pendeknja seperti penoempang biasa boeat orang jang tida tahoe. Kita moelai pagi soedah diberangkatkan dengen djalan kaki dari pendjara Kalisosok menoedjoe stasioen “Semoet”. Kita naek spoor kloenoek, djadi boekan express. Sebab Kandjeng Goebernemen tida bersedia boeat bajar satoe goelden setengah boeat tiap penoempang sebage toeslag djika naek express. Dengen naek express dari Soerabaia kita bisa sampe Batavia (waktoe itoe) dalem tempo satoe hari. Tetapi naek spoor kloenoek (tiap stopplaats, halte dan stasioen berenti) haroes menginap di Djokja; berangkat dari sana waktoe pagi sampe di Tjirebon soedah malem, menginap lagi akan esok paginja di kotjak poela sampe datang di stasioen Meester Cornelies (Djatinegara) sekira djam 6. teroes djalan kaki ke pendjara Tjipinang.
Diantara pembatja barangkali ada jang pikir tjara itoe toch berabe dan makan lebih banjak ongkos dari sekedar tjoema satoe stengah goelden.
Keliroe..!, anggepan begitoe, pembatja. Kapan di Djokja dan Tjirebon soedah ada sedia pendjara, tjoema tinggal giring masoek saja.
(IV)
Saja doedoek di kereta jang pertjis ada didepan kereta boeat orang hoekoeman. Oleh Koen Hian saja di “sangoni” 10 goelden boeat beli apa2 di tengah djalan. Djoemlah segitoe soedah lebih dari tjoekoep boeat zaman itoe. Banjak djoega kawan jang kasih saja selamat djalan. Sesampenja di stasioen Goebeng saja liat ajah saja berdiri dibawah lontjeng stasioen. Resersir jang djaga saja, kasih saja permisi toeroen dari kereta sesoedah saja kasih tahoe pada ia bahwa saja ingin berdjoempa ajah saja jang berdiri dibawah lontjeng. Begitoelah saja datang dengen si resersir ikoet dibelakang. Sesampe didepan ajah, saja boeka “Borsalino”saja dan sodja. Ia kaget liat goendoel saja, tetapi saja bilang padanja, ini ada permintaan saja sendiri. Saja sengadja pamerkan saja poenja pakean, boekti saja tida dikirim sebage perantean, (bisakah pembatja oekoer berapa adanja terima kasih saja pada kawan saja Boomer?). Tentoe sadja saja tida bisa terlaloe lama omong2 sebab statoes saja tetap orang hoekoeman.
Saja sodja poela dan minta ajah djangan soesah hati; toch tida lama lagi saja akan merdeka kembali. Ia lambaikan tangannjadan saja masih liat teges bagaimana ia boeka katja matanja boeat soesoet aer mata jang moelai menetes keloear. Tida lama lagi kereta moelai berangkat dan sampe djaoeh saja masih liat bagaimana ajah saja masih teroes lambaikan tangannja sampe stasioen Goebeng tida keliatan lagi.
Itoe 10 goelden saja goenakan boeat beli matjam2 koewe dan makanan jang djoega saja bagi2kan pada orang2 senasib jang berada didekat pintoe dari kereta jang berada dibelakang kereta saja. Gembira mereka boekan maen. Sesampenja di stasioen Djokja soedah magrib, ketambahan ada gerimis. Saja sewa andong dan dengen pendjaga saja kami lebih dahoeloe mampir diwaroeng nasi pesan nasi goedek jang djoega dimakan disana berdoea, si orang hoekoeman dan pendjaganja. Sehabisnja naek andong lagi dan sisah oewang saja kasih si resersir itoe boeat bajar koesir dan lebihnja boleh ia ambil. Toch dipendjara saja tida perloe oewang.
Orang2 hoekoeman jang laen soedah lama sampe, ketika saja baroe moentjoel; toeroen dari andong hoofdopzichter jang terima kita soedah moelai boeka batjotnja dari dalem mana soedah melontjoer setahoe berapa banjak godverdom nja. Makloem sebage pensioenan sersan KNIL dan sekarang sebage hoofdopzichter pendjara ia roepanja tida bisa hidoep zonder iapoenja stop word jang terkenal : godverdom!
Kita ada sedikit debat jang dilakoeken dalem bahasa Belanda. Saja terangkan, saja baroe datang dari waroeng nasi boeat makan di sana, sebab makanan di boewi Djokja tida eanak. Lebih djaoeh, atas pertanjaannja, saja bilang saja oleh Directeur pendjara Kalisosok di idzinkan pergi ke Tjipinang dalem pakean preman.
“.........Godverdom, disini Directeur Kalisosok tida ada hak apa2, mengerti? Boeka dan ganti itoe dengen pakean ini, katanja seraja lemparkan pada saja pakean perantean jang tadinja soedah bekas dipake.
Achirnja saja naek darah djoega. Saja djawab, hal saja disoeroeh ganti pakean, itoe ada haknja, tetapi boekan ia poenja hak boeat goejoer saja dengen ia poenja godverdom pada orang hoekoeman.
“Nanti tanggal 1 November 1926 saja soedah akan keloear dari Tjipinang dan kalaoe perloe saja bisa datang lagi dipendjara sini boeat tjari ia. Saja ingin tahoe sampe berapa banjak ia berani maen godverdom dengen saja. Kamoedian setjara demontratief saja banting pakean rantai jang ia tadinja lemparkan dan lantas boeka pakean preman saja jang saja boental djadi satoe, berikoet Borsalino sekali dalem selembar tikar.
Lantas dalem keadaan telandjang boelat saja sengadja dengen perlahan meloengsoengi djadi orang perantean lagi. Itoe opzichter masih menggerendeng maoenja sendiri tetepi ia keliatan tida begitoe boewas lagi.
Ia roepanja hendak djoeal apa jang biasa diberi nama “Gertak Londo”

No comments: