Seoea toelisannja Opa kwee soedah pindah ke sini http://tjamboek28.multiply.com/

Sunday, March 05, 2006

Penghoeni Kalisosok V + VI

(V)
Kami digiring masoek dalem roewangan jang amat loewas, bisa beri tempat pada kita semoea. Dibagian tengah ada doea tong besar, satoe penoeh aer dengen jang laen masih kosong, toenggoe diisi oleh mereka jang ingin djongkok diatasnja. Dan kalaoe ada kedjadian begitoe, toch, boeat kita itoe semoea djamaknja seperti kami liat tiap pagi mata-hari terbit. Baik jang djongkok diatas, maoepoen jang tidoer gelimpangan di djoebin dibawah, masing2 bisa pasang omong, bisa saling ketawa dan saling membanjol. Saja djoega tidoeran diantara mereka dengen goenakan boentelan tikar isi pakean saja sebage bantal. Dengen pake pakean seragam dan dalem keadaan seroepa nasib, rasa persaoedaraan dan berkawan memang lebih tjepat mendalam. Seroepa perasaan seperti waktoe saja pake uniform stadswacht terhadep kawan2 di zaman itoe.soeasana ada tjoekoep mesra; ada jang ketoprakan, oero2, ada jang mendalang dan lagi pertoendjoekan perangnja Damarwoelan contra Menakdjinggo. Kalaoe ada jang tidoer, tidoernja poen merem-melek sadja. Tetapi semoea pada bergembira, kira2 djam 3 pagi kami dikasih tahoe haroes bersedia boeat berkoempoel didepan kantor pendjara. Tida lama lagi kami digiring meroepakan kelompok dari 5 orang. Di malemnja saja soedah pilih 4 kawan jang dengen saja akan meroepakan satoe rombongan jang borgolannja akan digandeng dengen satoe rante besi. Sesampenja didepan kantor kami diborgol dengen rante pandjang didjadikan satoe kelompok. Djoega saja dengen 4 kawan itoe. Si hoofdopzichter godverdom soedah repot dengen tereakin orang2 hoekoeman ........”djongkok......!, djongkok.......!” saja bilang pada 4 kawan saja oentoek tetep berdiri. Ketika itoe opzichter godverdom dateng dekat saja dan liat kami masih tetep berdiri, ia tanja dalem bahasa Belanda kenapa kami tida djongkok, saja djawab, djoega dalem bahasa Belanda, tida ada oendang2 pendjara jang mestiken kita haroes djongkok. Dan saja andjoerin kawan2 senasib saja akan tetep berdiri. Itoe opzichter godverdom masih mengeroetoe tetapi ia antepin sikap kami. Jang lain2 pada djongkok dan dengen goenakan boekoe pandjang jang tebel salah satoe mandor moelai hitoeng:....dji....., ro...,loe...., pat... , mo....(satoe , doea , tiga, empat, liam) dan saban kali ia ketok kepala orang dengen boekoe tebal itoe. Sampe itoe orang2 hoekoeman toenggoe gilirannja boeat diketok dengen lindoengin kepalanja dengen doea tangan. Ini ada hasil dari sikap main “noon inggih, `ndoro”, begitoe lah saja terangken pada kawan2 dengen siapa saja dihoeboengken dengen sepotong rante.
Saja memang minta dirante di oedjoeng, karena kalaoe ditengah, selagi djalan, djalan kita seperti kepiting, kamoedian pada kami diberi satoe boengkoes nasi, seorang satoe, saja berikan boengkoesan saja pada kawan dari lain kelompok, si opzichter godverdom lantas tanja kenapa saja berboeat begitoe. Saja bilang nasinja soedah mengiler karena soedah diboengkoes dari kemaren sore. Bermoela ia roepanja hendak oembar lagi godverdom nja, tetapi kamoedian ia inget jang saja ada itoe orang jang djandji akan kembali di Djokja boeat tjari ia begitoe lekas saja merdeka tanggal 1 November 1926. ia menggeroetoe apa tida kedengeran tegas tetapi ia balikin badannja dan teroes pergi ke laen djoeroesan.
Poekoel 4 lewat kita moelai digiring kestasioen kereta-api; sekarang jang hantar ada militer. Sersan jang djaga kelompok saja ada seorang djawa dan tentoe sadja lambat laoen via bahasa jang kami berdoea kenal baik kami mendjadi seperti kawan baek, kami mendjadi seperti kawan sedjati, tjoema ia pakean militer dan seragam saja pakean perantean. Berangkat kami tentoe sadja dengen djalan kaki. Sembari tangan kanan bawa boentelan tikar saja, tangan kiri diborgol pada 4 kawan laen. Sesampe di stasioen kami disoeroeh berkoempoel di peron. Selagi doedoek disana dari tempat rada djaoeh saja liat ada doea kawan saja, Hway Tjin dan Lin sik pada tjelingoekan diantara penoempang. Roepanja mereka tjari saja sebab Koen Hian soedah kirim kawat kasih tahoe saja boleh berangkat dengen pakean biasa. Saja kaokin mereka dan boeroe2 mereka datang dengen heran djoega ketemoeken saja diantara orang2 perantean jang lain. Saja terangkan doedoek perkaranja. Lin sik bawakan saja seboengkoes lemper, onde2 dan lain makanan sedang dari Hway Tjin kembali saja terima 10 goelden. Hampir dekat djam 6 kereta-api berangkat dan berpisahlah kami, sama2 ketawa dan bergoeraoe.
Ditengah djalan saja goenakan setengah dari 10 goelden itoe boeat beli ini dan itoe. Djoega oentoek kawan2 jang doedoek dekat pada saja. Si sersan tentoe sadja djoega kebagian.
(VI)
Sesampenja di Kroja dan selagi keretanja berenti, saja awasin keriboetan di stasioen dari djendela jang ada roedjinja. Zonder sengadja saja doedoek dengen toendjang djangoet saja dengen tangan. mendadak dideepan djendela saja liat ada satoe perempoean Tionghoa seoemoer iboe saja. Ia bawa anak gadisnja dan doea anak lelaki. Meliat saja ketara sekali itoe njonja keliatan sangat terharoe. Djoega anak2nja. ...”Kenapa tjoe..? tanja ia dengen soeara perlahan. ....”Oo. tjim...! djawab saja.
“Soedah djangan pikirkan saja, anggap sadja saja soedah mati. Saja asal Banjoewangi dan di hoekoem 20 taon pendjara...! Soeara treakan tertahan kedengeran dari itoe njonja jang baek hati dan anak2nja djoega kaget dan terharoe, “20taon....! kenapa, kenapa tjoe?
“Saja boenoeh orang”....! djawab saja sembari toendoeken kepala boeat semboenjiken geli saja.
Ketika kereta-api hendak berangkat lagi, itoe njonja jang baek hati beriken saja boewah2an dan makanan. Saja achirnja maloe dan maki diri sendiri, soedah permaenkan seorang toea, zonder dipikir lebi pandjang. Kalaoe orang soeka oegal-oegalan zonder liat tempatnja beginilah achirnja.
Ketika kereta-api masoek stasioen Tjirebon, hari soedah moelai gelap. Dan apa maoe hoedjan gerimispoen moelai toeroen, seolah-olah langit toeroet koetjoerken aer-mata meliat tjara bagaimana Kandjeng Goebernemen maen angkoet rakjatnja jang di hoekoem (rakjat jang golongan Inlander) dari satoe pendjara ke laen pendjara. Saja oesoelken pada sersan jang hantar kami boeat mampir di waroeng sebentar, ia setoedjoe dan begitoe kami berlima dengen pengantar masoek disatoe waroeng nasi dan boeroe2 tangsel peroet.
Rombongan jang laen soedah djalan teroes. Sehabis makan dan minoem kopi, saja bajar dan sisanja oewang ditengah djalan saja terimakan pada sersan kawan saja tadi. Dalem pendjara segala apa di djamin djadi oewang tida ada goenanja. Karena terlambat datang, bisa dimengerti jang hoofdopzichter jang haroes tilik kedatengan kami, mendongkol boekan maen. Kali ini jang didamprat adalah si sersan.
Saja bilang jang salah dalem halnja kami datang terlambat, ada saja. Sebab saja jang minta sersan boeat mampir sebentar di waroeng, sebab saja amat lapar. Ini opzichter ada lebih berperasaan dari koleganja di Djokja. Tetapi laen kali djangan sampe terlambat datang mengarti? Saja djawab, saja harep tida ada laen kali lagi, sebab siapa jang ingin keloear masoek pendjara? Kami sama2 goenakan bahasa Belanda. Itoe opzichter ketawa, soedah dibilang ia itoe ada lebih berperasaan manoesia dari koleganja si opzichter godverdom di Djokja. Sesoedah semoea kontrol beres, kita digiring masoek satoe roewangan jang lebih ketjil hingga tidoer kita djoega dekat satoe pada laen. Pakean kita rada basah. Sebab disepandjang djalan dari stasioen sampe pendjara teroes ketimpah hoedjan gerimins. Tetapi Toehan ada pemoerah dan penjajang. Diwaktoe pagi sekali kita digedor bangoen, tida ada sepotong pakean jang masih basah. Semoea mendjadi kering, karena hawa diroewangan jang tjoema sebegitoe mendjadi sangat panas dengen tertoempoeknja begitoe banjak orang. Sesoedah dikasih tempo boeat menghadep tong jang ditaroh disatoe podjok di mana kami dari tong di sebelahnja djoega boleh tjoetji moeka. Kita disoeroeh koempoel didepan kantor. Kombali saja dengen 4 kawan jang kemaren di borgol dan digandeng djadi satoe. Jang laennja djoega begitoe, tetapi waktoe mereka djongkok, kita berlima tetap berdiri. Itoe opzichter poera2 tida liat apa2. kita diberi seboengkoes nasi merah jang soedah rada keras dengen sepotong ikan asin, boeat sarapan pagi.
Sesoedah kontrol penghabisan, ternjata soedah beres, moelailah kita djalan lagi menoedjoe stasioen.

No comments: