Seoea toelisannja Opa kwee soedah pindah ke sini http://tjamboek28.multiply.com/

Monday, May 15, 2006

DALAI LAMA. (Seri CHH)


6 Agoestoes 1938.
Siansing Kan Hok Hoei alias toean Hendriek Hendriek Kan, Chung Hua Hui poenja Dalai Lama, pada besok tanggal 7 ini boelan aken bitjara Sianghwee Semarang dihadepan angota² Tionghoa dari locale raden dan wijkmeesters.
Kaperloean apa jang menjoeroeng siansing Kan Hok Hoei alias toean Hendriek Hendriek Kan oentoek bitjara dipertemoean terseboet, tida laen ada………
Ah, juist, pembatja! Boekankah tida lama lagi aken dateng waktoenja boeat kita poenja dubbele Hendrik (de geweldige) moesti tinggalken krosinja di apa jang dinamaken Dewan Rajat?
Dan djoestroe itoe krosi jang siansing Kan Hok Hoei alias Hendriek Hendriek Kan terlampaoe tjintaken, sampe pikiran bakal berpisahan sadja soedah bisa bikin aer-matanja sang datoek mengoetjoer deres sekali.
Bisa di mengerti jang antara Dalai Lama kita dan krosi terseboet terdapet satoe perhoeboengan ketjintaan jang soesah ditjaboet akarnja. Tida koerang dari 20 taon lamanja, teroes meneroes, Dalai Lama kita bersamedhi diatas krosi itoe sampe tempat doedoeknja (dari itoe krosi natuurlijk(*dengen sendirinja)) mendjadi keripoet seperti koelitnja djeroek keprok jang soedah keliwat mateng, tapi mati²an tida maoe djatoh dari tangkenja. 20 taon ada tempo jang tjoekoep lama boeat adjar kalde jang paling goblok bisa mendjoget djoega. Dengen ini tentoe tida hendak dibilang jang siansing Kan Hok Hoei alias Hendriek Hendriek Kan dipersamaken dengen kalde.
O, tida! Siapa jang brani kasih itoe gelijkstelling (*pesamaan)? Siansing Kan Hok Hoei alias toean Hendriek Hendriek Kan, satoe orang terhormat, lid Volksraad, Bondsvoorzitter Chung Hua Hui, candidaat Edeleer Raad van Indië (tjoema toenggoe loeloesnja sadja), pemoeka dan pemimpin jang mendjadi djempolnja segala djempolan pemoeka dan pemimpin, satoe hamba jang maha setia dari keradjaan Olanda, satoe Nationalist zonder ada bandingannja, satoe Indonesier bij gelegenheid, satoe genie, masa moestika jang, begitoe ada jang brani persamaken (maski dalem pikiran sadja) dengen satoe kalde?
Itoe toch ada terlaloe gila, boekan?
Apa lagi soearanja itoe bloemlezing(*Boenga rampai) dari pikiran² Tionghoa toch tida bisa disamaken dengen gebalk dari kalde jang sederhana?
Bitjara pasal soeara, apa pembatja taoe, jang siansing Kan Hok Hoei alias toean Hendriek Hendriek Kan oleh alam dikoerniaken dengen tiga stel soeara jang ia bisa tjopot dan pasang sama gampangnja seperti saja tjopot dan pasang gigi saja jang palsoe? Dan pemasangan dan pentjopotan soeara itoe datoek kita selamanja diimbangken sama keada`an. Kalaoe oepama ia lagi beladjar boeat loeloes sebagi Edeleer Raad van Indie, toean Hendriek Hendriek Kan kasih masoek dalem tenggorokannja soeara jang meloeloe bisa kasih denger lagoe „Wilhelmus”.
Bila satoe waktoe ia moesti tarik soeara boeat njanjiken rindoe hatinja pada „Tongpauw jang sanget ditjintaken” enz, si „Wilhemus” dikantongin dan „Kuo Ko” ditelan. Dan kaloe moesti berdeket pada „pihak sini”?
Oh, itoe perkara gampang! Orang biasa boleh djadi soedah poesing kepalanja, tapi boeat satoe genie(*bakat loear biasa) sebagi Dalai Lama kita, perkara itoe ada sipil(**moedah) sekali, sama sipilnja seperti boeat satoe toekang soenglap jang moesti kasih keloear telor ajam dari dalem bidji matanja.
Si „Kuo KO” ditaroh dalem sakoe tjelananja dan sebagi gantinja “Indonesia Raja” disoeroeh bersarang dibelakang kòlò-mendjingnja! En klaar is Hendrik!
Kerna adanja ini berkah Alam, maka bisa dimengerti jang seringkali, bial naek dipanggoeng, baek jang dibriken di dalem gedong Volksraad, maoepoen jang diloearnja, pendenger²nja pada saling tjelingoekan, kerna tida abis pikir tjara bagimana satoe orang bisa mempoenjain tiga stel soeara.
Tapi boeat mereka jang kenal baek pada itoe djago toea, itoe tiga matjem soeara tida mengheranken poela. Paling banjak ia orang angkat poendak dan menggerendeng : „Een oude vos verliest, wel zijm haren, maar………” enz.
Dari apa jang ditoetoerken diatas, bisalah kiranja pembatja bajangken bagimana penting adanja siansing Kan Hok Hoei alias toean Hendriek Hendriek Kan boeat kemadjoean bangsa kita choesoesnja dan boeat doenia seoemoemnja.
Sebagi sobat karibnja, saja rasa bisa bajangken bagimana Dalai Lama kita aken moelai angkat bitjara di hadepan anggota locale raden dan wijkmeester jang dipikat soearanja didalem gedong Sianghwee di Semarang. Pemikatan soeara itoe perloe soedah dilakoeken djaoeh² hari, kerna pemilihan Volkstraad djoega soedah hampir moentjoel.
Berhoeboeng sama halnja sekarang soedah mendjadi sematjem mode boeat tiap² orang Tionghoa angkat dirinja mendjadi Nasionalist, maka tentoe sadja siansing Kan Hok Hoei alias toean Hendriek Hendriek Kan tida brani tjoema telen sadja ia poenja soeara „Wilhelmus” tapi sebaliknja boeat meloeloe kasih pengoetaraan via soeara „Kuo Ko”, ini hal poen ia soengkan ia lakoeken. Boekankah diantara pendenger²nja terdapet djoega golongan wijkmeester jang boleh dianggep mendjadi setengah ambtenaar dari Kandjeng Goebernemen? Maka itoe, siansing Kan Hok Hoei alias toean Hendriek Hendriek Kan boeat ini kali pasang stemband(*tali soeara) setengah „Wilhelmus” dan setengah „Kuo Ko”. Soepaia mentjoekoepin permintaan mendjadi nasionalist dan berbarengan dengen itoe djoega oendjoeken jang ia teroes tinggal setia di bawah doelinja dari Jang Dipertoean di sini.
Siansing Kan Hok Hoei alias toean Hendriek Hendriek Kan kira² aken bitjara begini:
-Toean² jang terhormat sebelon saja bitjara lebih djaoeh, saja minta dengen hormat toean² sekalian soeka berdiri tiga minuut boeat memperingati soedara² kita di Tiongkok, jang soedah mendjadi korban bahaja perang.
Sembari toenggoe abisnja itoe tiga minuut, menoeroet kebiasaannja, siansing Kan Hok Hoei alias toean Hendriek Hendriek Kan aken tjopot sebentar katja-matanja, jang gelasnja ia gosok pergi-dateng. Ini boeat kasih indruk, sebab saking kerasnja ia goenaken pikirannja sampe kringetnja mengoetjoer keloear dan bikin boetek gelas katja-matanja itoe.
Dan bila itoe tempo tiga minuut soedah liwat, Dalai Lama kita landjoetken:
-Toean². Tadi waktoe kita orang berdiam tiga minuut saja rasanja ampir tida tahan. Boekan kerna tjape berdiri, tapi sebab menginget saoedara² kita di tanah leloehoer, jang ini waktoe soedah dibakar oleh api peperangan jang berkobar besar sekali.
-Dan ada menggirangken hati saja meliat bagimana Tongpauw kita di Lam Yang sini, dengen tida ada satoe jang maoe ketinggalan, masing² soedah pada angsoerken tanaganja, soedah pada soembangken oewangnja oentoek ringanken sedikit kesengsaraan jang dipikoel oleh saoedara² kita di kita poenja Tjouwkok.
-Poen Chung Hua Hui dari mana sadja ada itoe kehormatan boeat mendjadi Bondvoorzitternja, toeroet angsoerken tenaganja. Dan boekan tjoema boeat toeloeng saoedara² kita di Tiongkok sadja, tapi djoega Chung Hua Hui selaloe goeloeng tanganja. Betoel Chung Hua Hui boekan pemerentah, tapi kita orang berdaja sebisa-bisanja boeat toeloeng Tongpauw kita jang kita ingin deradjat dan kedoedoekannja bisa terangkat keatas.
-O, kaloe saja liat dan pikirin nasib bangsa kita, jang djoega mendjadi saoedara²nja toean² sekalian jang terhormat, saja rasa antjoer hati saja. (bitjara sampe disini, siansing Kan Hok Hoei alias toean Hedriek Hendriek Kan boeka poela katja-matanja dan soesoet ia poenja alis) kadang kali Chung Hua Hui sampe tida bisa tidoer, mikirin itoe semoea nasib jang gelap goelita, maka itoe, seperti jang barangkali toean² djoega taoe, dalem gedong Volksraad saja tida loepa saben kali kasih denger soeara² saja boeat minta perbaekan. Tapi apa jang saja, satoe orang bisa berboeat? Apa jang Chung Hua Hui, dari mana saja mendapet kehormatan boeat diangkat sebage Bondvoorzitter, bisa berboeat, kaloe saja dan Chung Hua Hui tida dapet bantoean dari toean² sekalian? Chung Hua Hui bisa berboeat banjak, tapi publiek Tionghoa berame-rame moesti toendjang dan berdiri dibelakang kita.
-Dalem pembitjaraan saja sama toean² direktuer dari departement² di Batavia, saja djoega dapet anggepan, gerakan kita kandas. Kerna perkoempoelan politiek kita tida poenja, katjoeali Chung Hua Hui satoe. Tapi kaloe maoe diminta Chung Hua Hui bisa berboeat banjak, tiap² orang Tionghoa moesti berdiri di belakang Chung Hua Hui dan kasih dorongan pada kita. Dan kaloe bantoean itoe soedah dikasih, nanti Chung Hua Hui tentoe bisa boektiken jang dia tjoema ada perkoempoelan Tionghoa jang berhaleoan politiek jang satoe²nja jang bisa toeloeng nasibnja Tongpauw sekalian, sebab Chung Hua Hui sadja jang bisa poenja hoeboengan rapet sama toean² besar dari kalangan pamarentah. Dan soepaia soeara jang saja bawa di gedong Volksraad atawa kaloe saja bitjara sama toean² direktuer dari departement² di Batavia, bisa ada pengaroehnja, tida tjoekoep saja bawa sadja nama Chung Hua Hui, tapi Chung Hua Hui baroe ada artinja bila dapet sokongan sepenoehnja dari toean² sekalian.
-Djoega dalem perdjalanan jang saja bikin ke Djawa Wetan, saja kasih seroepa andjoeran pada publiek kita, soepaia mereka berame-rame toendjang Chung Hua Hui, jang ada perkoempoelan politiek bangsa Tionghoa jang satoe²nja jang berpengaroeh. Tapi soedah saja kataken beroelang-oelang, publiek Tionghoa haroes mengetahoein, dimana adanja fihak jang bisa belaken kepentingannja sampe dilapisan pemerentahan jang paling tinggi.
(roepanja itoe perkata`an “lapisan pemerentah jang paling tinggi” oleh spreker dianggep soeorep sekali boeat gambarken angen²nja, kerna sesoedahnja berenti sebentar ia landjoetken:)
-Sampe dilapisan paling tinggi Chung Hua Hui bisa dateng, tapi boeat bisa sampeken maksoednja, kita perloe dapet toendjangan dari semoea orang Tionghoa, soepaia tenaga kita djangan terpentjar disana-sini, tapi terkoelpoel didalem satoe tangan.
-Toean² haroes teroes pertjaja pada Chung Hua Hui jang aken toentoen Tongpauw ke djalan jang terang. Poen boeat toean² wijkmeester. Chung Hua Hui djoega soedah beklai, seperti jang toean² bisa ikoetin pembitjaraan saja di dalem Volksraad. Boeka begitoe sadja, djoega pada direktuer departement Binnenlandsch Bestuur, jang saja kenal baek, saja bitjara. Maka itoe, kaloe toean² toendjang Chung Hua Hui, berarti toean² toendjang kepentingan toean² sendiri.
-Dan kaloe ada toean² jang hendak tanja ini atawa itoe, saja sanggoep kasih djawaban dan nanti kaloe perloe saja bisa teroes samboeng sama pembesar² di Batavia.
Saja brani pastiken jang tida ada satoe pembatja kita jang nanti aken bilang bahwa pridatonja siansing Kan Hok Hoei alias toean Hendriek Hendriek Kan ada terlaloe betjoes.
Seselan demikian bisa dimengerti kerna memang djoega dalem kalangan Chung Hua Hui spreker jang betjoes tida ada. Apa jang dikemoekaken dihadepan Tongpauw jang tertjinta biasanja tjoema rintihan soepaia „publiek Tionghoa rata² toendjang Chung Hua Hui”
Sikep ini ada aneh djoega boeat „perkoempoelan politiek Tionghoa jang satoe²nja” dan jang katanja ada mempoenjai satoe brapa banjak contact sama departement ini departement itoe.
Ada baeknja djoega bila seabisnja siansing Kan Hok Hoei alias toean Hendriek Hendriek Kan bitjara di itoe pertemoean di Sianghwee Semarang, salah satoe pendenger-nja tjoba tanja dimana djeboesnja itoe Vakschool jang siansing Kan Hok Hoei alias toean Hendriek Hendriek Kan djandjiken disatoe pertemoean di Bandoeng pada ampir doea taon berselang?
Djangan tjoema maen pentjak dengen alesan kosong, seperti masih dibitjaraken sama direktuer departement ini atawa itoe.
Roepanja boeat bantoe lahirken itoe baji Vakschool hingga sekarang belon bisa diketemoeken doekoennja, kendati siansing Kan Hok Hoei alias toean Hendriek Hendriek Kan gentajangan masoek keloear setaoe di departement mana dan soedah bikin pembitjaraan sama „pembesar² dari kalangan pemerentahan dari lapisan paling atas”
Siansing Kan Hok Hoei alias toean Hendriek Hendriek Kan brikoet Chung Hua Hui-nja djangan loepa Vakschool jang didjandjiken itoe tida bisa diwoedjoetken bila mereka tjoema bisa maen djoeal humbug meloeloe.
Menoeroet permintaan jang disampeken oleh sobat²nja, kabarnja siansing Kan Hok Hoei alias toean Hendriek Hendriek Kan minta sanget soepaia selandjoetnja, bila orang bitjaraken atawa toelis tentang ia, djangan pake lagi itoe seboetan siansing atawa toean. Hanja soedah tjoekoep djika orang bilang sadja Kan, atawa Hok Hoei, atawa H.H. Kan, atawa “onze Hendrik”.
Sebabnja?
Orang toch djoega tida bitjara atawa toelis siansing Chiang Kai Shek, toean Hitler, toean Mussolini enz?

TJAMBOEK BERDOERI.

No comments: