Seoea toelisannja Opa kwee soedah pindah ke sini http://tjamboek28.multiply.com/

Friday, September 23, 2005

TONARIGUMICHOH (I)

INDONESIA RAYA
Kwee Thiam Tjing bertjerita

T O N A R I G U M I C H O H (I)
SEDARI taon 1943 saja tinggal di Rampal Wetan no 27, dimana semasa Djepang saja di tantjapkan sebagai tonarigumichoh (kepala kampoeng), moengkin sebab saja di wijk Belanda itoe ada orang Tionghoa satoe2nja jang paham bahasa Belanda dan bahasa Indonesia hingga amat mengampangkan pihak Djepang djika ada oeroesan dengen orang2 Belanda jang tinggal dalem wijk saja.
Pekerdjaan tonarigumichoh (satoe djabatan kehormatan zonder gadjih) tida soekar, tjoema saja memang berabe, teroetama djika diperloekan keterangan dan djawaban ini dan itoe jang menjangkoeat orang2 Belanda dalem lingkoengan saja. Dan di masa itoe boleh dibilang pegangan atas oendang2 negara tida ada; segala apa terserah pada nasib dan pada orang2 jang pegang kekoeasaan.
Satoe kisikan sadja jang kita ada anti Nipon, zonder banjak tjingtjong si korban perboeatan sawenang-wenang bisa diringkoes dan “dipreksa” via matjan2 alat siksaan. Kalaoe terboekti toch tida ada apa2 dan orang jang bersangkoetan ternjata tida salah, ia dilepas lagi. Tetapi kebanjakan dengen toeboeh jang soedah djadi setengah boeboer.
Dalam lingkoengan saja ada tinggal pamilie Banning, jang ada sopan, baek dan terhormat. Apa maoe, satoe waktoe selagi gadisnja dari oesia kira2 17 taon mertamoe dilaen pamilie Belanda jang memang ada mendjadi sobatnja dan tinggal dilain lingkoengan, ini pamilie diringkoes oleh Kempeitai, setahoe sebab apa?. Gadis banning ikoet ditangkap kendati baroe sadja datang boeat sambang. Siapa orangnja jang waktoe itoe tahoe kesalahan apa jang ia boeat?. Tahoe2 ditangkap dan habis perkara !.
Saja terangken didjalan Semeroe (markas Kempeitai) tentang itoe anak gadisjang saja taoe pasti tida sampe akan berboeat apa2 jang melanggar oendang2 pemerintah Djepang mala saja tawarkan diri saja sebgai tanggoengan. Tetapi sia2 sadja.
Baroe 2 minggoe kamoedian ia di merdeka-kan kombali, ketika saja sambang ia di roemah nja, saja terperandjat ketemoekan laen gadis. Artinja, orangnja sama tetapi segala gerak-geriknja tida begitoe loewes dan pendiam sebagai biasa. Meneer Kwee katanja pada saja, “ik heb de hel al van binnen geizen, ik ben nu voor niets bang meer”.... Apa ini ada itoe gadis jang biasanja ramah tamah, alim dan manis boedi bahasanja? Hampir tida bisa dipertjaja ketika ia terangkan pada saja jang sekarang, sasoedah pernah liat di dalam-nja “neraka”, ia tida takoet terhadap apa djoega. Tjoema Toehan jang tahoe siksaan apa jang ia haroes alam-ken selagi “dipreksa” dimarkas Kempeitai.
------$$$-----

Satoe waktoe di pendjara di Lowokwaroe, barangkali saja tahoe namanja atawa kenalin seorang Belanda Indo jang mati dipendjara dan jang djenasahnja hendak dikoeboer di Sukun, saja datang diroewangan dimana ada terdapat beberapa sosok toeboeh manoesia jang di boengkoes dalam tikar. Salah satoe boengkoesan itoe diboeka dan saja liat majatnja seorang Belanda Indo kira2 dari oesia 50 taon. Dan dengan perasaan amat terharoe saja saksiken jang majat itoe diboengkoes dalan tikar dengen hampir telandjang boelat, tjoema pake tjelana pendek jang soedah tjompang tjamping dan singlet jang robek dibanjak tempat.
Saja kasih taoe tida kenal itoe orang. Atas pertanjaan saja, pegawai pendjara terangkan jang namanja itoe orang “kesingsal”, setahoe ditjatat dimana dan sekarang haroes dikoeboer di Sukun. Apa saja djoega soeka toeroet hantarkan ? saja bersedia, toch saja ada bawa sepeda.
Begitoe boengkoesan tikar dimoeat di tjikar dorongan dalam satoe peti papan jang haroes dibawa kombali. Tegasnja, sasoedah djenasah itoe ditaroh dalem lobang koeboer, petinja dibawa balik boeat dipake oentoek lain majat. Begitoelah dengen pelahan endjot sepeda saja ikoet dibelakang tjikar dorongan itoe. Mendjadi “hauw-lam” anak lelaki jang hantar djenasah ajahnja ketempat mengasoh boeat selamanja.
Sesampenja di Sukun dimana lobang koeboeran soedah disediakan, peti papan diboeka toetoepnja, boengkoesan tikar diangkatdan ditaroh dalem lobang. Dan segala oepatjara soedah selesai, tjoema tinggal lobang itoe dioeroek lagi dengen tanah jang tadinja di galih. Tidak ada selembar kembang, tida ada barang satoe tetes aer mata !.
Saja tida menganoet aliran agama tertentoe, tetapi saja pertjaja penoeh adanja Toehan jang Maha Esa. Begitoelah sedapat-dapatnja saja pandjatkan doa saja kepada Toehan pentjipta dari segala-galanja jang dalem moerahNja jang tida terhingga, tentoe soeka ampoenin segala dosanja orang jang majatnja saja lagi hadepin dilobang koeboeran jang soedah sedeng ditoetoep lagi.
Orang2 jang dorong tjikar soedah lama balik, ketika saja achirnja ambil selamat berpisah dari orang jang saja tida kenal itoe. Semoga arwahnja diterima oleh Toehan !. Pengalaman begini bisa didjoempain dimasa kaloet itoe.
Sebagai tonarigumichoh seberapa bisa saja lakoekan apa jang saja pikir haroes berboeat. Perkara dihargaken atawa tida, ini boekan soal boeat saja. Sedapat moengkin saja tjoba mendjadi tonarigumichoh jang baek boeat lingkoengan saja seperti soedah dibilang diatas, terdiri dari orang2 Belanda meloeloe.
Sesoedah Nipon lantjarkan “gerakan kesilir” kemana segala lelaki Belanda jang soedah dewasa dan berbadan sehat haroes dikirimkan, katanja boeat dididik bertjotjok tanam (dihoetan beloekar!) jang ketinggalan tjoema, wanita, ada anak2 dan orang2 lelaki jang soedah toea.
Tetapi pernah saja liat dengen mata kepala sendiri, waktoe kebetoelan liwat di gedong deket sekolah zuster di Tjelaket, seorang lelaki Belanda jang bener badannja kaliatan sehat, tetapi haroes bergerak dengen goenakan kerosi roda sebab kedoea kakinja loempoeh. En toch orang jang soedah begitoe masih digiring kesilir djoega!.

2 comments:

Wijono said...

Saya suka cerita-cerita jaman baheula.
Selamat bercerita.

Wijono
Jl. Ciliwung Gang II
Malang

Kwee Thiam Tjing said...

salam kenal mas wijono, ada di malang jah seneng banget poenja sobat orang malang