Seoea toelisannja Opa kwee soedah pindah ke sini http://tjamboek28.multiply.com/

Friday, September 23, 2005

TONARIGUMICHOH (IV)

(IV)
Nipon poenja gerakan “kampong kawat” djoega menjedot beberapa orang dari lingkoengan saja. Tida semoea, sebab mirip sebage totok karena warna ramboet dan mata, tetapi ada djoega jang maoe masoek kampong kawat dengen soeka rela; dipikir oleh orang2 ini tertimbang diloaran menghadepin penghidoepan jang tida tentoe dan belon tahoe kapan habis penderitaan, ada lebi baek masoek sadja dibelakang kampong kawat. Toch alamin nasib jang lebih djelek tidak aken bisa. Sedikit banjak perasaan seperti ada jang “awasin” ada lebi mantap berhoeboengan dengen adanja pager kawat itoe.
Saja pernah sambang disana boeat liat bagaimana mana keadaan orang2 jang tadinja dari lingkoengan saja jang sekarang mendjadi penghoeni kampong kawat itoe. Roepanja memang ada lebi aman karena orang loear tida begitoe leloeasa boeat main masoek seperti roemah2 di loear.
En wij doen`t voor onze meisje... meneer Kwee, menerangkan satoe njonja jang karena poenja gadis2 jang roepawan. roemah nja doeloe sering didatengin lelaki, baik Tionghoa maoe poen Indonesia. Mala tida djarang opsir2 Djepang masoek dengen alasan hendak liatin roemah jang ditinggali itoe pamilie. Saja benarkan itoe njonja poenja masoek kampong kawat karena hendak lindoengin gadis2nja. Seperti soedah dibilang, bagian loear dari seloeroeh kampong kawat dikiterin oleh kawat berdoeri. Tjoema beberapa bagian tinggal terboeka boeat penghoeni2nja keloear masoek.
Pada soeatoe hari, karena satoe keperloean saja dengen sepeda liwat disepandjang “Idjen boulevard” jang seanteronja meroepakan loear dari kampong kawat. Di depan saja ada satoe nona indo, djoega naek sepeda. Ketika liwat didepan satoe roemah, dari dalem ada keloear satoe nona Belanda. Roepanja mereka ada mendjadi sobat satoe pada lain, sebab doea-doeanja lambaikan tangan dan pada bertreak “Dag.....dag....”. sampai di satoe tikoengan itoe nona indo depan saja mendadak membiloek ke kiri.
Saja tida perhatiken lebi djaoeh ketika sekonjong-konjong dari sebelah kanan saja ada liwatsatoe agen polisi jang djoega naek sepeda. Sesoedah liwatin saja, ia berenti dan perintah saja boeat stop.
“Tadi toewan bitjara apa sama nona didalem itoe? Tanja ia, saja djawab tida bitjara apa2.
“Mari ikoet!” dan saja diadjak pergi ke posnja jang berada tida djaoeh dari tikoengan dimana tadi saja liat nona indo pergi. Ini stogantol lagi mabok kebesaran pikir saja, ia kira si tjina ini (saja) ada makanan empoek jang mana dirinja main digertak dan dikoenjah pergi dateng.
Sesampenja dikomandannja, itoe agen bilang jang saja gapain dan bitjara dengen satoe nona Belanda jang ada didalem kampong kawat. Saja terangkan andai kata saja berbitjara dengen itoe nona didalam, tjara bagaimana ini agen bisa tahoe? Toch ia tida bisa liat moeloet saja, dengen temboesin kepala saja. Karena ia ada dibelakang. Dan saja tida berasa kasih “Dag.....dag...” dan sebagenja. Saja tida kenal itoe nona dan djoega nona indo jang tadinja ada didepan saja dan lambaikan tanganja pada sobatnja jang ada didalam. Kalaoe hendak bitjara, siapa jang larang, karena larangan begitoe tida ada. Saja sendiri sering masoek di kampong kawat boeat tengok kenalan saja.
“Sampoen, dipoen betoh mawon !”, si semproel andjoerin komandanja, jang disoeroh bawa saja kekantor polisi sadja. Kalaoe sampe kadjadian begitoe ada berat djoega. Ketika liat itoe komandan moelai mendojong, tida ada laen djalan boeat saja selaen dari keloearkan “gertak londo” saja.
Toewan, kata saja pada itoe komandan (waktoe itoe panggilan bapak belon moesim) kalaoe toean sangsiken saja, mari kita sama2 pergi ke roemah sana itoe, ja itoe roemah sekertaris dari residen Nipon. Itoe sekertaris saja kenal baek dan nanti baroe toewan tahoe saja ini siapa! Oentoeng gertak londo mempan djoega. Si komandan terangken, boeat polisi ada serba soesah, karena poen polisi ada diamat-amatin oleh polisi jang berpakean preman.
Ia nasehatkan saja soepaia laen kali djangan naek sepeda terlaloe dekat pada kawat berdoeri itoe. Kamoedian ia persilahken saja pergi. Saja sabenarnja tida kenal itoe orang Djepang jang memang mendjadi sekertaris Gunsaikan (kalaoe tida salah) jalah residen. Tjoema tahoe memang ia tinggal disana, karena soedah tiga kali saja tahoe datang di roemah nja boeat...... ketemoeken djongosnja pada siapa saja terimaken “champignon” saja jang dipesan oleh madjikannja, memang sedari beberapa waktoe berselang saja djoega bikin champignon (djamoer) dari merang di kota-lama. Harga didjoeal itoe waktoe 35 sen per kilo!
----$$$-----
Ketika liwat di Kajoetangan ditikoengan ke djoeroesan Oro2 Dowo, dimana memang ada kantor besar polisi Malang, saja nampak satoe kadjadian jang saja pikir boleh djoega dikasih tempat dikenangan ini. Di pekarangan depan saja dan banjak orang lain pada liat barisan dari kira2 tiga poeloeh orang2 lelaki. Ada Indonesia, ada Tionghoa, ada Arab, mala djoega ada satoe atawa doea Belanda indo. Tida lama kamoedian dari dalem kantor ada keloear seorang polisi Djepang. Kendati ada rada pendek sedikit tetapi potongan badanja tjoekoep kasih kesan jang sedikitnja ia poenja kampioen djoedo. Poendak dan dadanja dempal dan pasek seperti tembok beton sadja; kedoea lenganja jang penoeh dengen otot2 jang pada menondjol keloear kasih kepastian lebi baek berada djaoeh dari orang ini djika ia memang lagi tjari kita.
Sesampenja didepan barisan, zonder oetjapkan barang satoe patah si Djepang moelai pegang satoe demi satoe korbannja jang dibanting via ia poenja poendak. Dari kerasnja soeara “gedeboek” begitoe lekas toeboehnja jang dibanting djatoh ditanah, kita bisa oekoer heibatnja bantingan ala djoedo. Ada djoega korban, jang sasoedahnja dibanting dengen sesambat dan pegang2 belakang dan bebokongnja merangkang kepinggir. Apa lagi jang soedah masoek golongan toea, kalaoe tida remoek dalam ia soedah boleh bersoekoer. Dan saban kali ada toeboeh jang dibanting sampe bikin deboe berterbangan, saban kali djoega doea ekor ajam djago dalem koeroengan disebelah depan, ikoet berkaok-kaok, seperti itoe doea binatang lagi bersorak-sorak liat itoe orang2 jang sekarang dibanting, ketika mereka saksikan bertaroengnja doea ajam djago. Ternjata itoe orang2 ditangkap selagi adoe djago !
Waktoe datang gilirannja seorang Madoera jang hendak dibanting, sebelonnja tangan si Nipon bisa tjankeram badjoenja. Ini orang soedah didjatohkan dirinja sembari meratap :...”Ampon, toean boele njoewoen ampon, tak bengal poleh” si Madoera ditinggal dahoeloe, masih ada empat orang jang belon dilempar ke atas dengen gerakan jang terkenal.
Sasoedahnja semoea habis dibanting, si Nipon sekarang menoedjoe ke orang Madoera itoe jang masih mendekam ditanah. Dengan satoe kali tarik ia dibikin berdiri; kamoedian lengan kanannja di toempangkan keatas poendaknja si Nipon dan...... sjrrrt! Ia dilempar keatas dan djatoh ketanah lagi. Belon sempat atoer napasnja jang tersengal-sengal, dari bawah ia tarik poela dan dilempar keatas via poendak. Satoe “schouderworp” jang subliem. Poen bantingan katiga tida ada tjatjatnja, semoea dilakoekan menoeroet tjara djoedo sedjati. Tjoema sadja boeat orang Madoera itoe jang dibanting 3x beroentoen sebab berani maen gila, belon apa2 soedah djatohkan diri lebi dahoeloe, tida ada kebagoesan systeem ini dan itoe dari djoedo.
Jang ada jalah tjari doekoen pidjat dan obat boeboek. Biasanja orang Madoera soeka bilang : “Oreng Medure tak djera njorot ondhoer” tetapi adja kalaoe dibanting poelang pergi zonder boleh atawa berani melawan, siapa orangnja jang tida mendjadi koentjoep njalinja ?.

No comments: