Seoea toelisannja Opa kwee soedah pindah ke sini http://tjamboek28.multiply.com/

Sunday, October 16, 2005

Kalaoe Bintang lagi terang (I)

INDONESIA RAYA
Kwee Thiam Tjing bertjerita
Kalaoe bintang lagi terang !
(I)
Di antara pembatja jang poenja pamili toea dan jang soerat2 peninggalan leloehoernja masih disimpanbaek2, diantara soerat2 begitoe pasti terdapat sampoel jang berboenji : Aan den Chinees..... kalaoe ia seorang Tionghoa, atawa : Aan den Inlander..... djika penerimanja seorang "Boemipoetera", tetapi soerat2 boeat golongan Belanda (termasoek djoega jang godong) selamanja berboenji : Aan den heer....... atawa Aan den wel Edei Geboran her..... atawa Aan den hoog Eidel Getrengen heer..... Heibat, boekan? Andai kata diwaktoe itoe saja soedah bisa toelis, pasti djoega akan saja kirim sepoetjoek soerat pada seorang Belanda jang sampoelnja berboenji : Aan den Hollander...... tjoema karena ingin tahoe sadja bagaimana reaksinja.
Di permoelaan abad ini, sampe kira2 taon 1910, kota Malang lebih banjak mirip satoe kota ketjil jang sifat kedesaannja masih tebel. Dimana2 banjak terdapat tetoemboehan, poehon2 ada dikedoea tepi djalan jang masih meroepaken djalanan tanah jang dibikin keras dengen toempoekan batoe kerikil. Sedang jang berada diloear poesat kota di bagean tengahnja ada toemboeh roempoet. Di pinggir djalanan ada toempokan2 batoe kali jang soedah diketok mendjadi batoe kerikil. Tiap toempoekan dikasih tanda siraman aer kapoer, soepaia lantas ketahoean djika ada jang ambil batoe2 itoe. Tetapi tida ada satoe orang berani berboeat begitoe, sebab toempoekan batoe itoe Kandjeng Gobernomen jang poenja. Begitoe besar adanja kewibawaan pemerintah di waktoe itoe,karean rakjat masih bodoh.
Saja tingga di Kotalama dan selagi memain di djalanan saja liat seorang desa kira2 beroesia 30taon, sedang digiring ke kota. Ia ini ada seorang tangkepan; kedoea lengan atas diikat dengen tali sebesar kelingking, jang bagean oedjoengnja dipegang oleh seorang kebajan (pembantoe loerah desa). Jang ditangkep pakai ikat kepala, tjelana kolor, badjoe potongan tjina, saroeng dan tentoe sadja dengen kali telandjang. Sang kebajan pakai blangkon ditoetoepi oleh topi kebesaran jang mirip sama topi jockey, tjoema dibagean belakangan terboeka, djas item, dibagean belakangan di potong model remboelan nanggal sepisan, boeat menggampangkan taro keris jang diselipkan distagennja jangikat kaen dodot pandjang jang dipakai. Pendeknja, komplit dandanannjaseorang priaji desa di zaman itoe. Dan tentoe sadja djoega......kaki telandjang. Mendadak sang kebajan prentah..."Mandek!" (berenti); ia lempar oedjoengtali pada orang tangkepannja jang samboet seraja djongkok, menoenggoe perentah lebi landjoet. Sang kebaja liat sebentar pohoen asam mana jang hendak disamperin.
Kamoedian ke pohoen di depannja. Disana ia djongkok karena ini mas kebajan perloe.... kentjing sebentar. Habis itoe dengen tindakan perlahan ia balik poela pada orang tangkepannja dari siapa ia terima kombali oedjoeng tali. "Melakoe" (djalan) ia prentah dan dengen sikap merendah si orang tangkepan manda digiring lagi.
Inilah kewibawa`an zaman doeloe, pembatja !

No comments: