Seoea toelisannja Opa kwee soedah pindah ke sini http://tjamboek28.multiply.com/

Thursday, October 27, 2005

Wild West Journalism (I)


INDONESIA RAYA
Kwee Thiam Tjing bertjerita
Wild West Journalism
(I)
Dibanding dengen persoeratkabaran di taon 1920/1930 keadaan pers kita disini boleh dibilang tenterem sekali. Tadjoek rentjana ditoelis dengen objektif dan kalaoe kadang2 kepaksa menjinggoeng, tjara menjinggoengnja djoega haloes. Perbedaan begitoe anatara dahoeloe dan sekarang bisa dimengerti; kapan doeloe pemerentah asing dengen segala kepintjangannja jang berkoeasa atas kita. Karena terlaloe sering terdjadinja bentrokan2 begitoe, pribadinja si djoernalist djoega ikoet berobah. Persis seperti jang bisa diliat di Wild West film. Ada sedikit alesan sadja, pistol dan revolver di tjaboet dan peloeroe2 tjari mangsanja di segala djoeroesan. Tjoema tentoe sadja apa jang kita hamboerken boekan peloeroe, tetapi makian2, makin kotor makin disoeka. Malah kotor masoek golongan "swaargeschut", kata Zentgraaff. Djoega oleh pembatja jang sedikit banjak ketoelaran. Soerat kabar jang soearanja "melempem mamboe dem" tida disoeka oleh mereka. Oempama Berretty dengen ia poenja "de Zweep", O!, satoe kali ia hantem, ia hantem betoel tida perdoeli Kandjeng Goebernemen atawa Kandjeng toean manapoen, Wijbrands Zentgraaff, Lievegoed dan laen2 semoeanja idem. Dalam pers kita jang tergolong sebage tjabang atas dalem kesenian maka bisa ditjatet : Hauw Tek Kong, Kwee Hing Tjiat, Gondojoewono, Liem Koen Hian, Injo Beng Goat, Kwee Kek Beng, Sijaranamual (Joenoes), Soedarjo Tjokrosisworo, Tjindarboeni dll. Dan kalaoe saling bantah antar doea djago pena begitoe tida bisa diberesken dalem batas garis kolom soerat kabar, kebanjakan lantas ditjari garis kolom jang lebi loeas, jaitoe tanah lapangan.
Dan disana mereka saling geloet, saling tondjok, saling banting, habis ini, saling kasih tangan dan saling mendjadi kawan kembali ini adalah "eere code" zaman itoe, pembatja. Djoega tjara hidoep kami ada laen, dahoeloe kalaoe kita keloear roemah, pasti djas dan dasi serta topi tida ketinggalan. Beda dengen sekarang jang dandanannja, kalaoe menoeroet istilah sebelon perang, dinamaken "tjoel-tjoelan".
Saja tida tahoe bagaimana pandangan hidoep saoedara2 djoernalist zaman sekarang. Tetapi di zaman saja, kami tida begitoe poesingken kesedjahteraan roemah tanggga. Koerang sedikit atawa lebih sedikit dalem soal oewang belandja, ini boekan soal jang meminta pikiran kita terlaloe banjak. Kalaoe ada banjak dipake banjak, djika sedikit djoega sedikit. Dan kalaoe satoe waktoe habis sama sekali, dompet kawan selaloe tinggal terboeka, seperti djoega dompet kita bila ada kawan jang memerloekennja. Sebenernja sikap hidoep begitoe ada keliroe, tetapi pada oemoemnja kaoem djoernalist itoe kebanjakan pemboros. Ada djoega satoe kawan djoernalist jang mendjadi satoe ketjoealian diantara kaoem penoelis. Sekakernja boekan maen, merokok ditaker, kalaoe makan bersama-sama selaloe bajar sendiri apa jang dimakan atawa diminoem. Belon pernah ia berani traktir kawannja, tetapi kalaoe ditraktir, maoe.
Sebage djoernalist ia masoek golongan kelas nol; paling2 tjoema bisa isi roewangan kabar kota dengen kantor polisi sebage soembernja. Seringkali kawan itoe dinasehatken oentoek bekerdja sebage klerk sadja; siapa tahoe satoe waktoe ia aken mendjadi "ba-bekaoer" (boekhoulder). Ia tida ada bakat boeat mendjadi djoernalist. Tetapi ja apa maoe dikata? Ini wepenbroeder terlaloe bangga dengen ia poenja perskart.
Pada soeatoe hari, selagi iseng Koen Hian dan saja pergi ke toko Onderling Belang di Gemblongan Soerabaia. Zonder maksoed tertentoe, tjoema boeat liat2 sadja. Apa maoe sesoedah liat ini dan itoe achirnja kami sampe dibagean jang di djaga oleh satoe nona Belanda Indo jang tjantik dan menarik sekali. Dasar namanja golongan pemoeda (waktoe itoe), jang tida bisa liat rok berkibar sedikit sadja, kami moelai pasang omong tentang barang2 jang didagangkan dan achirnja Koen Hian tanja poekoel berapa toko toetoep dan apa si nona maoe diadjak djalan2. sebaliknja dari kasih djawaban, nona itoe mendadak lari kabelakang. Kamoedian ia kaloear lagi dengen di ikoeti oleh seorang Belanda jang tinggi besar.
Barangkali ia poenja sep. Meliat kami, dari djaoeh ini Belanda soedah maen betereak dan toeding2 "Neen, neen zijgaat niet uit! En vooral niet zo`n soort als julie!" (tida, tida! Ia tida aken djalan2 dan teroetama tida dengen orang2 sematjam kamoe!). Sesampenja dikami Koen Hian mendekati itoe Belanda jang seperti kalap, dengen sikap seperti hendak damaiken. Ia maen pegang orang poenja lengan tangan bagean atas seraja bilang tentang "misverstand"(salah sangka) dan sebagenja. Itoe Belanda makin beringas. Mendadak Koen Hian beriken ia satoe tojoran jang tepat kena moeloetnja jang besar. Itoe Belanda djatoh doedoek dengen moeloet berdarah. Ia bangkit poela; Koen Hian soedah sedia, tetapi sebaliknja dari itoe ia balikin badannja dan teroes masoek kekamarnja lagi, kami dengen enak menoedjoe kaloear dan toenggoe didepan toko apa jang sekiranja hendak dilakoeken oleh itoe Belanda jang sombong. Kita sedia boeat segala boentoetnja, tetapi tida ada aksi atawa dateng polisi.
Dalem perdjalanan poelang saja tanja Koen Hian ia bermoela maen pegang2 orang poenja lengan atas "goewa maoe kir doeloe spiernja. Ternjata lembek seperti godir. Djadi goewa tojor sadja!".
Taon 1924 di Soerabaia masih terbit satoe soerat kabar lama, jalah "Bintang Soerabaia". Jang paling toewa ada "pewarta Soerabaia" (1905), jang asal moelanja dipimpin oleh Kommer, seorang Belanda jang djoega mendjadi bapa kebon binatang di Soerabaia. Kommer moelai piara binatang2 sebage kesoekaan dan baroe belakangan ia operken pada "gemeente" Soerabaia baik jang "Pewarta" maoepoen jang "binatang" tentoe sadja tjara mengarangnja stijl koeno. Hal mana ditjeritaken oleh orang jang mempoenjai tjerita...... begitoelah oemoemnja rentjana2 dimoelai. Kalaoe menoeroet oekoeran sekarang, pembatja bisa keboeroe tidoer setengah djalan. Tetapi jang tarik perhatian, jalah bermoela soerat2 kabar itoe dipimpin oleh... Tjina Betawi. Karena di Djawa Timoer waktoe itoe tjina jang bisa melajoe Betawi ada djarang sekali dan djoesteroe melajoe Betawi dianggap sebage jang paling enak di batja atawa didengar. Oemoenja "Tjina Djawa" melajoenja dikatakan kasar dan koerang moerni. Ditaon 1924 saja bekerdja dalem redaksi "soera poeblik" jang dipimpin oleh Liem Koen Hian. Pada soeatoe hari oleh Tjoa Jan Hie, kepala tata oesaha soeratkabar kami (administratoer namanja doeloe) dibawa mertamoe boeat beladjar kenal diroemahnja pemimpin redaksi "Bintang Soerabaia" jang tinggal di Gombong sajoeran. Djarang diantara kita jang tinggal dikampoeng Belanda waktoe itoe. Ini hoofdredacteur ada tjina Betawi, Phoa Tjoen Hway, tetapi karena ia djadi Belanda staatsblad, maka namanja ditoelis Th. H. Phoa djoenior, soepaia bisa dibedaken dengen kakaknja, Tjoen Hoat. Jang djoega mendjadi Belanda anderhalve pop ( satoe setengah goelden, oewang kertas segel diatas nama ada disahken beslitgelijkstelling). Namanja ini kakak ditoelis sebage Th. H. Phoa senior, ia djoega bekerdja sebage djoernalist jang paling belakangan sebage hoofdredacteur Sin Tit Po Soerabaia, pendjelmaan dari Sin Po Ost Java editle. Laris apa tida tjina betawi?
Haroes diakoei toean roemah terima kedatengan kami dengen tjoekoep ramah tamah, disoegoei teh dan biskoewit. Tjoema jang bikin djengkel saja si djoenior poenja sombong. Ia pikir tjina djawa bisa dimaen seroedoek sadja oleh tjina betawi. Mereka anggap diri sendiri menpoenjai tjoekoep banjak "geestelijk overwicht" (kelebihan kepandean djika maoe disalin setjara merdeka), hingga djoernalist jang baroe moentjoel seperti saja dianggap sebage boeloe kalong jang dengen gampang bisa ditioep poelang pergi menoeroet sesoekanja jang tioep "soedah 20 taon owe bekerdja sebage djoernalist! Katanja "Boeat ko Thiam Tjing jang baroe moentjoel masih lama sekali haroes beladjar tjara bagaimana soesoen seboewah karangan jang sekiranja berharga boeat di batja". Kalaoe pembatja djadi saja merasa enek apa tida? Ketika balik di "soeara poeblik" toelisan pertama saja tik beroepa gamparan bagi si Djoenior, pada siapa kasih ini nasehat, satoe kerbaoe jang tarik peloekoe 20 taon lamanja ia tetap tinggal satoe kerbaoe dan tida bisa meloengsoengi sebage petani. Pada Jan Hie belakangan ini djoenior bilang : "Thiam Tjing itoe tjina apa? Datang roemah Owe diterima dengen baek, sampe dikantornja Owe digasak habis2an". Ini permoelaan dari clash saja dengen djoenior dan belakangan senior ikoet2an djoega. Doea, senior dan djoenior roepanja goenaken krojokan sjstem. Dan tentoe sadja si senior djoega dapet bageannja. Menoeroet tjara dahoeloe, tarik oerat begitoe bisa mendjalar sampe saling "odol-odolan". Apa jang bisa dirogoh keloear, isi kantong , isi peroet, isi apa sadja. Dan pembatja? Pembatja dengen keloearga dapet kesenengan hati sepoeas2nja. Dan tjoema bajar 20 sen sadja tiap soerat kabar terbit. Oewang langganan doeloe anam goelden.

No comments: