Seoea toelisannja Opa kwee soedah pindah ke sini http://tjamboek28.multiply.com/

Monday, October 17, 2005

Kalaoe Bintang lagi terang (II-TAMAT)


(II)
Bitjara tentang koentjir jang oemoenja hiasan kepalanja tiap lelaki Tionghoa di zaman itoe, moelai ia sebage anak-anak berangkat dewasa sampe saatnja ia meninggal doenia (saja sendiri belon pernah pake hiasan kepala begitoe) djoega ini koentjir poenja bahasa sendiri jang tjoema bisa dimegerti oleh mereka jang paham bahasanja. Koentjir dengen benang poetih, ini tanda berkaboeng. Jang pake benang biroe, berkaboeng boeat sanak jang hoeboengannja tidak langsoeng dengen kita. Koentjir dengen benang merah artinja kegirangan, seperti waktoe menikah, taon baroe dan sebagenja. Djoega tjara si koentjir menggelantong dari batok kepala kita ada menggambarkan sifat pemiliknja. Kalaoe koentjir keliatan litjin dengen oedjoengnja dikasih masoek dalem kantong miring dari badjoe sianho jang bersih poetih, ini tandanja jang poenja tergolong pada orang terpeladjar dari kalangan pamili jang baek. Kalaoe keliatan koesoet, ini si pekerdja poenja koentjir. Tetapi kalaoe koentjir itoe dilibatken diatas kepala atawa dileher, lebi baik menjingkir kalaoe berpapasan dengen orang itoe sebab ia toekang beklai tjari setori dan toentoet penghidoepan sebage boeaia dan pendjoedi.
Djoega koentjir loekisken perasa`an jang bisa dikandoeng oleh pemiliknja di soeatoe waktoe. Saja pernah liat seorang Tionghoa jang waktoe itoe lagi di preksa oleh "twa-kongsi"(luitenant der Chineezen) jang dizaman itoe diangkat oleh Kandjeng Goebernemen djadi terang mewakili pemerintah.
"Souw Beng Kong", jang koeboerannja sehingga sekarang masih bisa diliat di djalan Djakarta, adalah "Kaptwa" (kapitein) pertama jang diangkat oleh Jan Pieterszoon Coen.
Kombali pada itoe orang Tionghoa jang berdiri di depan twa-kongsinja jang doedoek di kerosi gojang di serambi loear. Saja tida tahoe ia salah apa, tetapi dari perkataan2 keras jang di oetjapken oleh twa-kongsi, orang Tionghoa terseboet mesti lakoeken apa2 jang bertentangan dengen maksoetnja oendang2 Kandjeng Goebernemen.
Saja bisa liat ia tegas sekali karena saja djoesteroe maen diserambi itoe djoega. Twa-kongsi itoe masih ada "Tjitkong" saja. Leloehoer saja jang ketiga jang berada disini ada luitenant der Chineezen jang pertama di Malang. Semoea poeteranja diangkat sebage kapitent der Chineezen di Pasoeroehan dan luitnant di Malang. Sehingga pantasnja saja ini sebage "sia" (ketoeroenan "opsir" Tionghoa mestinja setia sehidoep semati pada Kandjeng Goebernemen boekan? Tetapi djoesteroe serangan saja pada pemerentah Hindia Belanda, itoelah jang boektiken kesetia`an saja. Dalem pertjoba`an oendjoek keliroenja perlakoean rakjatnja dengen doea matjam oekoeran saja manda keloear-masoek pintoe pendjara. Mestinja saja ini sedikitnja haroes terima "dankbriefje", betoel atawa tida? Ketika ia damprat, teges sekali saja liat itoe orang Tionghoa poenja rasa takoet, teroetama waktoe di antjem akan diadoeken hal-nja pada "kong-ja" (resident). Ia tida berani bantah barang satoe patah, hanja bagean koentjirnja dari batok kepala sampe dipoendak sadja jang bergojang-gojang, oekoeran kerasnja bagaimana ia poenja djantoeng itoe waktoe mesti memoekoel? Begini besar adanja kewibawa`an di zaman dahoeloe itoe. Jang orang Belanda (golongan indo toeroet ketjangking keatas djoega) bintangnja lagi terang-terangnja bisa djoega diliat dari ini hal. Di zaman itoe moelai poekoel 6 sore sampe pagi, djika kami (boekan golongan Belanda) maoe keloear roemah boeat soeatoe kaperloean, kami haroes bawa "teng" jang ada apinja, tanda......................................... pendoedoek jang baek. Bila tida bawa teng, pasti kita ditangkep oleh pendjaga2 gardoe jang terdapat di saban moeloet kampoeng. Lewat gardoe begitoe kedatengan kami disamboet dengen treakan "hoorda" jang haroes didjawab dengen bilang "prieng". Itoe doea perkata`an asal dari bahasa Belanda: werda dan vriend. Tetapi satoe djongos jang bekerdja pada orang Belanda, bila liwat gardoe begitoe, zonder bawa teng segala tida diapa-apain. Atas treakan hoorda ia tjoekoep bilang sadja "Londo" en klaar is kees! Terang apa tida bintangnja?
Dipermoela`an abad ini jang bisa bahasa Belanda (diloear kalangan mereka tentoenja) bisa dihitoeng dengen djari. Sedikit sekali djoemlahnja. Orang Belanda sendiri tida soeka dengar kita goenaken bahasanja bila bertjakap dengen mereka, karena perboeatan begitoe dianggap koerang adjar! Kadjadian di Soerabaia bisa diboeat sebage tjontoh. Seorang Tionghoa jang masih moeda, keloearan H.B.S. (satoe hal jang amat loear biasa boeat kalangan itoe di zaman "tjina pake boentoet") boeat satoe kaperloean penting hendak ketemoe asistent resident jang waktoe itoe lagi repot sama adaken sidang "politie-rol", sematjam "pengadilan" jang paling djelek. Terdakwa tjoema dipanggil namanja. Hakim politie-rol ada itoe asistent resident sendiri, zonder liat siapa jang menghadep dihadepannja, batja sepintas laloe dari boekoe rol tentang kesalahannja terdakwa, tangannja menggrajang martil dan kamodian......... 3 boelan! Katanja sembari martilnja ketok medja satoe kali. Tidak ada pembelaan, tida ada pertanjaan, tida ada naek banding. Jang ada hanja terima poetoesan. Ini namanja "politie-rol" masih bagoes hoekoeman paling tinggi tjoema boleh sampe tiga boelan sadja.
Itoe orang Tionghoa pake tjelana dan djas item, pakean officieel bila hendak menghadep pembesar jang begitoe tinggi pangkatnja. "Goede morgen, asistent resident" (selamat pagi, asisten residen) kata itoe orang Tionghoa, ketika soedah berada didepan medja politie-rol. "Goede morgen, meneer, Neem U even plaats" (selamat pagi dan mari doedoek) djawab asisten zonder mendongak karena ia masih repot batja politie-rol dari terdakwa jang iapoen tida liat tampang moekanja. Setelah selesai batja baroe ia angkat moeka dan pandang tatamoenja.
Marahnja boekan maen waktoe tahoe jang ia ini tjoema ada satoe Chinees sadja. "Godverdome, kowe koerang adjar dan berani bitjara Belanda pada akoe........ 2 minggoe! Dan berbarengan itoe martil diketok. Tinggal itoe orang Tionghoa apes, dengen dianter toean sekaoet (schout) poelang dahoeloe boeat boeka iapoenja pakean opisil aken kamoedian teroes dibawa ke pendjara dimana ia mesti meringkoek 2 minggoe lamanja karena begitoe koerang adjar berani goenaken bahasa Belanda waktoe berbitjara dengen Kandjeng toean besar Assistent Resident! Beginilah tjaranja "pengadilan" dibagian politie-rol.
Itoe semoea bisa berlakoe selagi bintangnja Belanda sedeng bersinar terang seterang-terangnja. Tetapi memang soedah begitoe keadaannja di doenia ini, kalaoe ada terang pasti ada balikannja, ja itoe gelap, sehingga sekarang saja masih bisa bajangken dengen teges romannja itoe letnan satoe, satoe pemoeda Belanda totok jang belon lama dinas disini, ketika pemerintah Hindia Belanda takloek pada Nipon. Saja tida tahoe itoe opsir Belanda salah apa, tetapi saja liat sendiri bagaimana ia, dengen ditonton oleh banjak orang jang kebetoelan liwat, oleh serdadoe Djepang jang djaga kamp tawanan opsir dibekas gedoeng MULO di Wihelminastraat (djalan Dr. Tjipto) Malang dipaksa bikin bersih selokan jang penoeh segala matjam kotoran jang sangat berbaoe. Dan ia mesti bikin bersih selokan ito dengen tjoema goenaken ia poenja doea tangan sadja. Terlaloe si serdadoe Djepang perlakoeken "seorang opsir", biarpoen 10x ia mendjadi tawanan perang sekalipoen.
Ini kadjadian dan masih ada ratoesan kadjadian laen jang bikin hantjoer segala apa jang pernah dimiliki oleh Belanda dalem so`al prestige dibekas tanah djadjahannja.
Dengen mata jang berlinang-linang saja endjot sepeda saja agar tida lebi lama saksiken itoe tragedi jang memiloeken hati.
(habis)

No comments: