Seoea toelisannja Opa kwee soedah pindah ke sini http://tjamboek28.multiply.com/

Friday, October 14, 2005

Kelapa Roekoen Tentangga I


INDONESIA RAYA
Kwee Thiam Tjing bertjerita
KEPALA ROEKOEN TETANGGA
Tanggal 15 Agoestoes 1945 Djepang menjerah kalah zonder sjarat pada sekoetoe. Tanggal 17 Agoestoes 1945 berikoetnja Indonesia dijatakan berdiri sebege negara jang MERDEKA dan berdaoelat penoeh. Keadaan lantas berobah tjoraknja; segala apa jang dinamaken Djepang, baek jang laskar maoepoen jang Sakoera (preman) pada dikoempoelkan di Poedjon (kaigoen, angkatan laoet) dan di Dampit (rikoegoen, angkatan darat). Sendjata, mobil, roemah pada dirampas.
Orang2 jang bekas stadwacht dan PETA (pembela tanah aer, jang didiriken oleh Djepang dan kamoedian diboebarkan lagi sesoedah terdjadi pemberontakan PETA jang gagal di Blitar) pada bangkit poela oentoek diriken B.K.R (badan dan keamanan rakjat).
Dipermoelaan tentoe sadaj masih katjaoe balaoe; jang bisa diliat banjak pemoeda2 pada gelantoengkan pedang samoerai dipinggangnja dan sedapat moengkin masing-masing pada persendjatai dirinja dengen revolver dan senapan komplit berikoet peloeroenja. Malah saja ketemoe sobat saja dari stadwacht dahoeloe jang ban peloeroenja dipasang melintang didadanja. Poen tjara berdandan sami mawon. Pakean seragam KNIL, stadwacht, peta, seragam dari angkatan Djepang, semoea dipake.
Kedjadian2 ini bisa ternampak disemoea permoelaan REVOLOESI disemoea negara. Tetapi lambat laoen keadaan jang keliatan seperti katjaoe balaoe itoe moelai teratoer oleh marika jang tadinja soedah dapet didikan militer, baek sebage militer KNIL, stadwacht maoepoen PETA. Badan keamanan rakjat diroebah mendjadi tentara keamanan rakjat (T.K.R), jang paling belakangan namanja mendjadi TNI (tentara nasional Indonesia) hingga sekarang ini.
Pasoekan revoloesioner itoe boekan tjoema bisa djoeal laga dengen pedang samoerai dan persendjataannja, tetapi marika soenggoeh-soenggoeh dan dengen penoeh kemaoean hati membangoen pasoekan jang bener2 bisa diandalkan, baek rohani maoepoen djasmani. Pengemblengan badja dimoelai. Tiap pagi sekali saja bisa liat bagaimana kelompok demi kelompok pemoeda pemoeda itoe dengen badan bagean atas tinggal terboeka, pada lari dalem barisan (kakias menoeroet istilah Djepang) sembari njanjikan dengen saling bergantian satoe njanjian jang waktoe itoe amat terkenal dalem kalangan pemoeda perdjoeangan. Njanjian itoe ada begini :
Kowee botjah `ndi, lee
Koelo laree deso,
Kowee `njang `ndi, lee
Bade datengi kota
Kok kowee `nggowo bendo, lee
Damel `mbatjok londo
Londo salah opo, lee
`Mbade `ndjadjah kito
Opo kowee wis wani, lee
Memang koelo sedjo
Nek londo wis mati, lee
Kito tetep MERDIKO !
Barisan pemoeda revoloesioner ini dibantoe oleh pasoekan bamboe roentjing jang moelai berdiri boleh dibilang di segala pelosok. Malahan anak2 sekolah kalaoe lagi maen sama kawan2nja, soedah tida maoe maen "Obor sodor" lagi, tetapi maen perang2an dan dengen bamboe roentjing satoe pada lain.
Api revoloesi moelai berkobar, makin lama makin tjepat njalahnja, makin mendjoelang lebi tinggi dan lebi tinggi, hingga achirnja tarik perhatian doenia di loear sengketaan Belanda dengen Indonesia.
Sedjak Djepang takloek, saja anggap diri saja soedah boekan tonarigumichoh lagi. Saja kasih tahoe hal ini pada orang2 dalem lingkoengan saja, dalem manas ekarang djoega ada tinggal beberapa pamilie Indonesia dan Tionghoa. Tetapi marika (teroetama jang golongan Belanda ) minta saja oentoek teroes berlakoe sebage apa jang sekarang di beri nama KEPALA ROEKOEN TETANGGA. Maoe tolak, rada soekar boeat saja. Maka djadilah saja sebage kepala roekoen tetangga, pada siapa jang berwadjib bisa beroeroesan bila ada apa2 jang menjangkoet orang2 dari lingkoengan saja.
Penghidoepan berdjalan seperti biasa, dilihat dari lahirnja. Tetapi saja tahoe dalem djiwanja masjarakat Indonesia telah bangkit satoe persatoean baroe, perasaan tida maoe anggap atawa dianggap dirinja sebage berkedoedoekan jang lebi rendahan. Sikap noon inggih dilempar djaoeh; dipasar, didajlanan, dimana sadja itoe sifat "onder danigheid"(sikap jang biasa diseboet oleh Belanda) soedah diganti dengen sikap baroe; doedoek sama rendah berdiri sama tinggi !
Teroetama pada orang2 Belanda dari lingkoengan saja seringkali saja berikan penerangan agar itoe sifat kolonial jang masih dipoenjakan oleh kebanjakan dari marika itoe dan djoega oleh pihak kita sendiri, boeat segera tjopot badjoe kolotnja jang masih bertjorak noon inggih, `ndoro, dan inggih baboejoet, ini semoea boeat tjegah terdjadinja bentrokan jang bisa berdjarak heibat dan lekas mendjalar ke kalangan loeas.
Tetapi pembatja djangan lantas sangka seolah-olah keadaan masjarakat kita jang soedah merdeka, mendjadi kemerdekaan zonder batas, hingga mendjadi kaloet sama sekali.anggapan itoe ada djaoeh dari keadaan jang sebenernja. Masjarakat kita masih tetep meroepakan masjarakat tida teratoer, jang ada oendang2nja. Perboeatan sewenang-wenang lantas ditjegah dan polisi serta pamong pradja masih tetep lakoeken koadjiban nja.
Tjoema tentoe sadja tjorak diloear beroebah. Kalaoe saling ketemoe, kita pada angkat tangan jang dikepal kedjoeroesan atas dan memekik "MERDEKA !" djoega kalaoe masoek roemah kawan, sebagenja, boekan "koelonoewoon" lagi tetapi "MERDEKA" jang dipekikan. Ini ada apa jang dinamakan "Panggilan Revoloesi".
Penghoeni2 dari kampong kawat, jang seperti soedah dibilang, ada terdiri dari orang2 Belanda (kebanjakan wanita dan anak2) pada diberangkatkan ke Djakarta sebage hasil persetoedjoean jang ditjapai oleh pihak sekoetoe dengen pamarentah Repoeblik Indonesia. Poen dari kesilir (tjiptaan Nipon) moelai dateng kembali kekampong asalnja orang2 Belanda indo jang tadinja pada dikirim kesilir (satoe daerah di djawa timoer jang masih hoetan beloekar) katanja si Djepang boeat kasih beladjar bertjotjok tanam.
Ketika saja ketemoe kombali ( tentoe sadja jang masih hidoep, sebab banjak diantara marika pada mati di kesilir) keadaan ini orang soengoeh menjedihkan. Koeroes kering, berpenjakitan, boelh dibilang tinggal toelang diboengkoes koelit sadja, keadaan pakeannja poen idem, kendati masih belon bisa dinamaken tjompang-tjamping. Boekan sadja jang datang dari kesilir, malah jang dateng dari Ngawi dimana tadinja mereka dikoempoelken oleh Djepang ada lebih menjedihken lagi keadaanja.

2 comments:

Editor said...

salam boeat tjamboek

Kwee Thiam Tjing said...

Yuli Ahmada salam djoega oentoek kamoe