Seoea toelisannja Opa kwee soedah pindah ke sini http://tjamboek28.multiply.com/

Wednesday, November 16, 2005

Bahasa Bogem Mentah (IV)

(IV)
Begitoelah saja si “landlooper” dengen keloearga pindah ke Semarang. Bermoela mondok pada Ting Tjiat di Karenweg, kamoedian pindah di roemahnja sendiri di Progoplein 4. Pakai tilpon dan mobil segala. Katanja Kian Gwan jang tetep ken begitoe. Saja soedah dapet firasat tida enak dan koeatir, “bentoeknja jang sekarang” seperti jang diterangkan oleh Hing Tjiat roepanja boekan “tjoertjoeran beton”, hingga bentoek dari Mata-hari bisa modot, bisa mengkeret, tetapi sekarang apa maoe dikata? Hendaklah “bouw tjay djien sing soe tjay Thian”, kita berdaja, poetoesan berada dalem tangan Toehan, mendjadi sendi hidoep saja.
Pekerdjaan di “Mata-hari” senang djoega. Kantornja tida djaoeh dari roemah saja dan djoega pada kantor soerat kabar “De Locomotief” dimana koran kamipoen ditjitak. Tentoe besar seperti “De Locomotief” dengen oekoeran besar. Hing Tjiat dan saja poenja medja toelis berada dalem satoe kamar, terpisah dari redaksi dan staf jang lain. Kadang2 Hing Tjiat dalem perdjalanannja berikan saja “stof” boeat hal2 jang istimewa dan saja jang “bewerkan” itoe. Karena toh soedah bekerdja di “Mata-hari” tentoe sadja saja satoe waktoe djoega berhoeboengan sama orang2 Conccern diantaranja banjak djoega jang saja soedah kenal dari doeloenja, seperti Dr. Djie Ting Ham, Dr. Djie Ting Liat, Tan Tek Peng , Liem Hwie Giap (jang masih soedara paling moeda dari iboe saja) jang di Soerabaia mendjadi agent dari kantor Kian Gwan di Petjian Koeloen dan.... voorzitter Chung Hua Hui Soerabaia.
Pada soeatoe hari, sehabis dari “De Locomotief”, boeat preksa proefdruk dari Mata-hari saja mampir di Kian Gwan poenja kantor dan masoek kamarnja Tan Ek Kiat, asal Bandjarmasin, dan sekarang mendjadi sep dari satoe tjabang perdagangan. Selagi kita pasang omong tentang ini dan itoe, tilpon berboenji. Ek Kiat jang terima. Mendadak aer moekanja jang tadinja keliatan bergembira berobah mendjadi keliatan sangat merendah.
“Ja, Meneer Tan. Natuurlijk, meneer. Tan ik kom direc. Meneer Tan, Ja ik zal de stukken meenemen, meneer Tan”.
Kamoedian dengen hati-hati ia letakan pendengar tilpon ditempatnja. Aken boeroe2 bikin betoel dasinja dan djambret ia poenja djas serta bawa beberapa soerat. Meliat ini semoea bikin saja inget kombali pada oppas dari wedono kota Toeloeng Agoeng jang djoega terima tilpon jang ia berkali-kali sembah dengen sikep jang amat hormat sekali, sebab diseberang sana jang berbitjara ada “`Ndoro Patih”.
Saja tanja sama Ek Kiat sama siapa ia lagi bitjara? “Meneer Tan Tek Peng roept mij!” djawabnja dengen sikap jang amat goegoep.
“Ja sodemietr! Laat die Tek Peng toch ook en beetje wachten!” kata saja jang soeroeh Tek Peng djoega beladjar toenggoe.
Ek Kiat melorok sembari pake dasi dan djas dan kamoedian dengen separoh lari naek tangga boeat keroewangan atas dimana memang terdapat kantor2 dari pada dewa.....maaf, saja maksoedken directoer dari O.T.H. Concern dan Kian Gwan.
Dasar darah boedak, mengerendeng sadja. Memang roewangan itoe boeat seloeroeh pegawai ada sebage tempat keramat dan angker. Saja poen pernah dateng disana kalaoe hendak ketemoe Ting Ham atawa Tek Peng. Dan berangkat saja langsoeng dari medja toelis saja di Mata-hari dimana oemoemnja saja tinggalkan dasi dan djas. Does dalem keadaan tjoel-tjoelan saja masoek sadja diroewangan angker seperti goanja demit itoe.
Tjoel-tjoelan begitoe memang dianggap melarang tata tertib concern, tetapi tida ada satoe orang jang berani tegor saja sampe dirasa perloe boeat minta bantoean Hwie Giap oentoek menerangken pada saja apa jang mendjadi kebiasaan personil jang hendak menghadep directie. Saja ketawa dan bilang , direksi Kian Gwan boekan directie saja dan sajapoen boekan personil Kian Gwan atawa Oei Tiong Ham Concern.
Pembatja bisa toeroet saraken bagaimana itoe “bentoek” soedah moelai oglak-aglik, seperti gigi toewa, tinggal tjopotnja sadja.
Achirnja dari Djember datang djoega soerat panggilan dari landraad. Saja beritahoeken pada Hing Tjiat dan diesok paginja saja dengen kereta api berangkat ke Soerabaia dan sesampenja distasioen pasar toeri lantas teroesken perdjalanan ke Djember dengen Aoeto. Agar diesoknja djam 8 soedah bisa siap di Landraad sana.
Malamnja di Djember saja menginap diroemah pamili. Dan selama itoe datanglah kawan2 boeat tanja kabaran, diantara siapa terdapat djoega itoe orang Tionghoa jang tadinja kena ditempeleng dan dimake oleh si Brunwijk van Huten. Padanja saja kasih tahoe tida oesah takoet apa2, saja tida aken rembet ia tjoema saja pesan, bila laen kali ia ditempeleng dan dimaki si Belanda tjongkak. Kalaoe perloe saja aken dateng di Djember lagi.
Voorzitter Landraad jang preksa perkara saja ada seorang moeda oesianja, djoega tentoe sadja satoe sardjana Hoekoem, ketika saja soedah terangken bagaimana asalnja perkara dengen si Brunwijk van Huten, jang djoega dateng sebage pengadoean saksi, Voorzitter landraad tanja apa saja bisa madjoeken itoe orang sebage saksi saja karena begitoe menoeroet pertimbangannja, saja aken bisa dibebasken dari si Brunwijk van Huten poenja toedoehan. Ini Voorzitter landraad djoega tawarken boeat toenda persidangan oentoek kasi tempo pada saja boeat tjari itoe saksi.
Saja djawab tida bisa, seraja hatoerken terima kasih pada hakim itoe, jang sepandjang pemereksaan perkara saja saban2 tersenjoem. Apa lagi ketika si Brunwijk van Huten nimbroeng toeroet bitjara boeat oetaraken keloehannja jang belon pernah ia dengar terdakwa (saja) bilang heer atawa meneer waktoe seboet namanja hanja selaloe Brunwijk van Huten sadja. Saja djawab kira2 begini : Toean Voorzitter, dalam wet boek van strafrecht jang tebalnja semoea kita taoe, tidak ada barang satoe oendang2 jang mestikan saja seboet namanja soeatoe orang dengen bilang heer atawa meneer. Ini si Brunwijk van Huten kendati saja kasih gelaran baron tetapi sebage podjokan sadja sebab pandjang namanja, boeat saja tetep si Brunwijk van Huten sadja, zonder heer atawa meneer. Ia tjoema mampoe maen tempeleng dan maki jang ia tahoe tida akan berani melawan apa2. sekarang saja oendang si Brunwijk van Huten, met zonder titel baron pemberian saja, oentoek tjoba tempeleng atawa maki saja. Ia nanti liat kepala siapa jang achirnja akan bendjol dan melepoeh, kata saja sembari dengen melotot awasin itoe Belanda jang haroes di hadjar adat sedikit.
Voorzitter Landraad sampe ambil sapoe tangannja boeat poera2 oesap moeloetnja jang tida apa2. Achirnja saja dipoetoes denda 25 goelden. Sasoedahnja keloear dari roewangan persidangan saja bilang pada si Brunwijk van Huten, dalam sakoe saja masih ada poeloehan kali 25 goelden, tjoekoep oentoek hadjar ia poeloehan kali lagi. Saja oelangin tantangan saja boeat tjoba rabah kepala saja, tetapi si setrogantol pikir lebi baek siang2 dan kamoedian dengen angkat kaki sadja.
Teman2 adjak saja menoedjoe Aoeto saja balik ke Soerabaia oentoek esoknja poelang ke Semarang. Belakangan seseorang kasih tahoe, si Brunwijk van Huten sedari itoe tidak lagi djoeal laga lagi; .............. Achirnja ini matjam Belanda tahoe djoega nomernja

No comments: