Seoea toelisannja Opa kwee soedah pindah ke sini http://tjamboek28.multiply.com/

Tuesday, November 22, 2005

Oegal-Oegalan (TAMAT

INDONESIA RAYA
Kwee Thiam Tjing bertjerita
Oegal – Oegalan
(I)
Kalaoe menoeroet istilah Soerabaia adegan oegal-oegalan dimaksoedken kekanak-kanakan, anak2 tanggoeng jang berangkat besar tetapi jang masih lama sabeloem bisa dibilang masoek dewasa. Dalem bahasa Belanda “Kwajongens steken uithalen”, oegal-oegalan kata orang Soerabaia, anak2 dalem oesia belasan taon kadang2 memang kenakalannja hampir meliwatin bates, inipoen bisa dimengerti karena dalem kaadaan djiwa begitoe, oemoemnja mereka tersoeroeng oleh kainginan oendjoeken keoenggoelannja terhadep kawan2 jang lain. Tjoema sajangnja, kaoenggoelan boekan dibangkoe sekolah, tetapi disepandjang djalanan oemoem, teroetama diwaktoe malem.
Saja sendiri diwaktoe malem sehabis nonton selagi poelang dengen kawan2 sering maen sambitin genteng roemah2 jang besar dan poenja pekarangan loewas. Tjoema ingin oedji siapa diantara kita jang bisa lempar batoe paling djaoeh. Hal banjak gentang2 pada pitjah dan penghoeni kaget boekan kepalang, ini ada oeroesan mereka sendiri boekan ? atawa kita pada nonton bioscoop dengen masing2 soedah bawa persediaan tjoekoep barang2 dari “toko Hientjret” jang djoeal delem boengkoesan ketjil sematjam obat boeboek jang bisa bikin orang gatelan setengah mati; atawa “stinkbom”, satoe mertjoen banting ketjil, tetapi begitoe meledak timboelken bebaoean jang batjin sekali hingga orang moentah2 di tempat itoe djoega.
Kita ambil tempat doedoek dikelas atas, lebi disoeka dibawah kipas angin listrik, bila pelem soedah moelai dipoetar kita keloearken boengkoesan obat gatel itoe dan pegang boengkoesannja jang soedah diboeka di depan kipas angin. Tanggoeng obat boeboeknja bisa di bawa oleh angin sampe djaoeh djatoh didepan dan disegala djoeroesan menoeroet menioepnja angin dari kipas listrik itoe.
Saja liat satoe njonja Belanda jang soedah toea keloear dan pergi kebawah lentera boglamp. Saja ikoetin ia dari belakang dan kamoedian mendekatin itoe njonja boeat poera2 tanja apa jang ia lagi tjari.
Adoeh....! jij moet zien toch! Die kwanjongens alweer! Kata ia sembari tjaboetin boeloe2 obat gatel jang dengen tegas bisa diliat lagi berdiri dikoelitnja.
----$$$-----
Di djalan Kotalama disalah satoe roemah bergandengan enam ada tinggal seorang Tionghoa jang soedah toea oesianja. Tetapi bengisnja boekan maen. Bila ia doedoek diserambi depan roemahnja, jang langsoeng menghadep ke djalan besar, does zonder poenja perkarangan apa2, dan kita kebetoelan liwat dan betjanda dengen teman2 sendir, ini empek bentak2 soeroeh kita toeteop moeloet; tida boleh berisik didepan roemahnja.
Kalaoe soedah liwat sedikit djaoeh, kita berenti dan atjoengken kepelan kita ke djoeroesan nja. Gelak ketawa samboet aksinja si toea bangka jang antjam kita dengen tongkatnja serta moeloetnja tida berenti-berenti memaki kita sebage “anak kampoengan jang tida tahoe adat, jang besok kalaoe soedah besar, pasti akan mati di tiang penggantoengan” dan laen2 doa selamat lagi.
Ini `mpek roepanja gemar sekali sam kembang dan tetaneman. Roewangan depannja penoeh dengen pot2 tanah; ada jang besar, ada jang ketjil.
Saja adjak kawan2 jang tinggal di kotalama djoega, boeat berkoempoel pada djam 5 pagi didepan roemahnja si bengis. Dan begitoe kita kamoedian dengen hati2, soepaia tida kedengeran dari dalem, pada djedjer dan toempoek itoe segala pot didepan pintoe jang masih ditoetoep; kalaoe djendela tida perloe; tinggi tjoekoep boeat si `mpek ambil djalan dari sana boeat kaloear. Sesoedah rampoeng toempoek segala pot sampe mendjadi soesoenan tinggi, kita pada toenggoe dengen doedoek dipinggir seberang djalanan.
Pada kira2 djam 6 kita denger soeara kelotakan, padanja pintoe jang akan diboeka, tetapi tentoe sadja sia2. Kamoedian djendela diboeka , baroe keliatan si `mpek melongok kekiri kekanan dan achirnja tahoe jang pintoe tida bisa diboeka karena terhalang oleh toempoekan pot2. roewangan depannja bersih, tida katinggalan barang satoe bidji.
Makian2 jang dihamboerken dari moeloet si `mpek tida kalah derasnja dengen lahar jang dimoetahken oleh goenoeng Keloed. Kita sendiri tida bilang apa2, poen tida ketawa, tjoema liatin adja aksinja si `mpek seperti lagi nonton bioscoop. Sampe achirnja salah satoe boedjang keloear via djendela dan moelai singkirken itoe segala pot. Baroe dengen tenang kita pergi sesoedah lebi dahoeloe mendjoera tiga kali dihadepan si `mpek jang keliatan boewas sekali!
(Adoeh-adoeh......opa Kwee bandelnja.........)
Tetapi baek saja tida landjoetken penoetoeran pasal oegal-oegalan sematjam ini lebih landjoet, karena boekan maksoed saja oentoek kasih “koeliah” pada anak2 kita tjara bagaimana anak2 dahoeloe poenja oegal-oegalan.
----$$$----
Akan balik pada maksoed saja jang sabermoela. Ja itoe penoetoeran pasal tjara oegal-oegalan nja orang2 jang soedah tida bisa digolongken pada anak2 lagi. Di taon 1925 saja toelis di “Soeara Poeblik” pasal nona Tionghoa jang moelai hoendjak aliran modernisatie via segala cream, bedak dan setahoe apa lagi.
Diwaktoe itoe belon ada model boeloe mata tempelan. Boeat ambil gampangnja saja djoeloekin model saja dengen nama Bertha Oei. Saja pilih ini nama tjoema begitoe sadja, zonder poenja maksoed tertentoe.
Apa maoe, di esok paginja saja terima tilpon dari seorang jang beri nama “Toean Oei, pegawai tinggi gemeente Soerabaia”. Ini siangsing tinggal di Van Deventerlaan (sekarang gentang besar) jang mendjadi ajah dari si Bertha Oei dalem toelisan saja. Sekarang toean Oei ingin tanja, kenapa Soeara Poeblik berani toelis tentang gadisnja, Bertha.
Saja terangken pemilihan nama Bertha Oei tjoema kebetoelan sadja, sama sekali tida ada hoeboengannja dengen gadis Toean Oei, jang kita tida kenal, seperti djoega toean Oei sendiri jang masih asing bagi kita. Tetapi soepaia mendjadi lebih memoeasken berdoea pihak, saja djandji aken dateng di roemahnja diantara 3 sampe 4 sore. Begitoelah pembitjaraan dengen tilpon ditoetoep.
Koen Hian poen njataken maoe ikoet pergi, ingin tahoe bagaimana matjamnja ini Oei siansing jang bermoela bitjara di tilpon soedah moelai dengen bilang : “Meneer Oei, hooggeplaatst ambtenaar van de Gemeente Soerabaia”, Toean Oei, pegawai tinggi gemeente Soerabaia.
Kalaoe pembatja terima tilpon begitoe tentoe reaksinja akan sama seperti kita poenja. Ingin liat matjamnja si Oei siansing, pegawai tinggi gemeente Soerabaia, atawa petigesoe kalaoe menoeroet tjara sekarang.
(II)
Begitoelah deket djam 3 lohor kita panggil kosongan (kereta mylord jang ditarik oleh doea koeda seperti jang waktoe itoe banjak di Soerabaia) dan berangkatlah keroemahnja Oei siansing petigesoe. Ketika liat kita dateng, Oei siansing, jang tadinja pake pijama dan doedoek diserambi depan, boeroe2 samperin kita dan silahken kita doedoek doeloe. Ia kamoedian minta permisi toeker pakean.
Kadatengan kita tentoe saja pake djas “geblkan” (terboeka) dengen dasi dan topi sekali, jalah Borsanilo saja jang kamoedian ikoet hanter saja dalem perdjalanan teboes dosa di pendjara Tjipinang via idem Djokja dan idem Tjirebon. Tida lama kita doedoek djongosnja Oei siangsing kaloear dengen bawa baki-baki gelas minoem dan satoe stopples tinggi, di-isi padet dengen sigaret Clysma dan Maspero, doea matjam sigaret Egypte jang terkenal di masa itoe dan harganjapoen mahal djoega, 3 goelden per blik isi 10 batang.
Sasoedah djongos masoek, Koen Hian dan saja boeroe2 gasak itoe Clysma dan Maspero jang dikasih masoek dalem kantong djas, hingga sampe katinggalan tjoema seporoh stopples. Kamoedian Koen Hian dan saja pada doedoek diam seperti tida ada kadjadian apa2.
Oei siansing moentjoel dengen djoega pake djas boeka komplit dengen dasinja. Dengen ramah tamah dan manis boedi ia silahken kita minoem. Kamoedian ia angkat itoe stopples, boeka toetoepnja dan silahken kita ambil sigaret.
Tetapi pembatja boleh pertjaja jang Koen Hian dan saja haroes goenakan antero kamaoean kita boeat tindas napsoe ketawa dan tarik moeka biasa. Dan boeat itoe memang meminta will power jang loear biasa kalaoe liat tampang moekanja si Oei siansing.
Ia seperti orang ragoe2, siapa jang bisa dipertjaja, apa si djongos jang pandjang tangannja. Kalaoe tetamoenja masa ja......?. Mereka ada redactoer dari soerat kabar, penjaran dan pembimbing pikiran dan aliran masjarakat; orangnja pantas, sopan dan terhormat. Tetapi rasa ragoe2 masih tetep ada dikandoeng olej si Oei siansing, selagi saja terangken padanja asal moelanja toelisan saja dengen goenakan itoe nama Bertha Oei.
Dengen penoeh paerhatian ia dengerkan keterangan saja tetapi toch rasa ragoe2nja masih tetep ada. Pandangan matanja kadang2 dari stopples lari ke djoeroesan bawah medja, seolah-olah ia harap achirnja bertemoe banjak sigaret jang hilang dengen gaib, ternjata datoh di djoebin. Atawa dari stopples rokok pandangannja ditoedjoekan pada si djongos jang keloear lagi boeat bawa limoen baroe. Tetapi dari sorot mata dan aer moeka kentara betoel belon pernah ia sangsiken tetamoe2nja jang toch tergolong orang-orang terkemoeka dalem pers, sopan, terpeladjar dan terhormat....!.
Achirnja kita orang berpisahan dengen beriken rasa poewas pada Oei siangsing mengenakan poetrinja, si Bertha. Tetapi belon poewas dalem hal hilangnja Clysma dan Maspero sampe setengah stopples, seperti jang bisa kita liat ketika dalem “kosongan” kita berpaling kebelakang lagi dan saksiken bagaimana Oei siansing, pegawai tinggi gemeente Soerabaia, masih berdebat dengen djongosnja sembari garoek2 kepalanja.
Ketika “kosongan” achirnja membiloek kekanan, ke djoeroesan Gemblongan, baroe Koen Hian dan saja berani ketawa bergelak-gelak dan terpingkal-pingkal sampe si koesir berentiken koedanja boeat tanja, kita hendak kemana? Inilah namanja oegal-oegalan jang semestinja soedah tida dilakoeken lagi oleh kita, jang kendati soedah dewasa toch “`ndah bisa gerajangi djitoknja” kata orang Soerabaia.
Sebenernja, baik Koen Hian maoepoen saja, kita berdoea sedari doeloe soedah sehidoep semati dengen djanda van Nelle (jang keloearken tembako shag van Nelle jang terkenal; ini pendjelasan boeat tjegah salah mengarti). Sigaret Clysma dan Maspero terlaloe enteng boeat kita. Kalaoe toch kantong kita berdoea penoeh dengen sigaret terseboet, ini meloeloe disebabkan karena hendak oegal-oegalan sadja.
Pada soeatoe hari pengoeroes Tionghoa SiangHwee Soerabaia (perserikatan perdagangan) minta saja datang di gedong SiangHwee di Tjantian oentoek toeroet badan pengoeroes samboet kedatengannja oetoesan2 SiangHwee dari Shanghai dan Hongkong jang dateng di Soerabaia dengen dihantar oleh wakil SiangHwee Batavia.
Djam pertemoean ditetepken djam 8 malem dan tepat pada itoe djam djoega mereka pada datang dengen menoempang beberapa mobil, kedatengan oetoesan2 dari Shanghai dan Hongkong moengkin bisa membawa kaoentoengan delem perdagangan mereka, maka bisa dimengerti wakil2 SiangHwee disebrang laoetan dengen tjara jang meriah sekali.
Sasoedah penjamboetan diroewang depan selesai, kami semoea ambil tempat doedoek di roewangan persidangan disebelah dalem. Saja doedoek disebelah kanan dari wakil ShiangHwee “kalapa” (Batavia seperti jang biasa dioetjapkan oleh orang Tionghoa jang masih ingat pada Soenda Kalapa, nama doeloe jang diberiken pada Djajakarta alias Batavia).
Orangnja tinggi besar, pake stelan “dongkerblauw”. Jang bikin saja rada mendongkol (mangkel kata arek sorobojo) jalah sikap jang angkoeh dan sombong seolah-olah kota Soerabaia boeat ia tjoema beroepa lapangan roempoet sadja. Sikap begitoe saja balas dengen anggap si dongkerblauw sebage sematjam bajangan jang tida perloe banjak digoebris.
Djoega dalem pertjakapan si dongkerblauw dan saja ibarat aer dan minjak, ia meloeloe goenaken bahasa mandarin dan saja memang `mtjay tedji poen tida kenal barang satoe hoeroef Tionghoa. katjoeali satoe , doea dan tiga jang saja kenal, ja itoe strip satoe berarti satoe, doea strip disoesoen, doea dan soesoen tiga strip ada tiga, kalaoe jang empat djangan tanja. Boeat imbangin tjaranja ia doedoek di kerosinja, saja poen senderkan belakang saja dikerosi serta jang doea tangan ditaroh diatas lengan seolah-olah aksinja-aksinja “radja Tartaar” dari pertoendjoekan stamboel koeno.
(III)
Si dongkerblauw keloearken sebatang rokok tjeroetoe jang besar oekoerannja, zonder tawarkan itoe pada di kiri kanannja. Soedah dibilang sombongnja boekan maen! Dengen pisaoe lipat ketjil ia dengen hati2 potong oedjoeng dibagean jang akan di hisap, kamoedian soeloet dan moelailah toean besar mengeboel. Tetapi baroe sadja ia sedot tjeroetoenja, namanja dipanggil. Artinja si dongkerblauw di oendang boeat angkat bitjara. Ia taroh tjeroetoenja di pinggir medja disebelah saja, kamoedian berdiri dan moelai berpidato.
Apa, saja tida tahoe dan djoega tida ada perhatian sama sekali boeat apa jang dioetaraken dalem bahasa jang saja toch tida paham. Semoea mata di oendjoeken pada si dongkerblauw jang haroes diakoei lantjar pidatonja dengen diselingin oleh mendjogetnja ia poenja kedoea tangan jang sebentar diatjoengken kedepan, keatas atawa dikepal.
Tetapi tangan kiri saja tida kalam tjepatnja bergerak djeridji djambret si tjeroetoe di bawah medja, dioper pada djeridji teloendjoek dan djeridji tengah dari tangan kanan dan sesaat lagi moentjoelah si tjeroetoe di hadepan oemoem. Dengen lagak seperti tjoema tjeroetoe sadja jang saja bisa hisap, saja moelai keboelken asapnja ke segala djoeroesan, djoega ke djoeroesannja si dongkerblauw, jang masih mendjoget ketek ogleng di pinggir medja.
Achirnja ia habis berpidato jang dapet samboetan tepok tangan jang rioeh sekali, djoega dari saja jang toeroet bertepok tangan selagi bibir tjangkeram oedjoeng si tjeroetoe jang kepaksa di gigit djoega karena berat rasanja. Tida koeat kalaoe mengandalkan pada djepitan bibir meloeloe.
Begitoelah si dongkerblauw doedoek lagi. Tetapi ia tida berani tanja apa2 pada saja jang dengen enak senderkan belakang saja di kerosi sembari toendjoeken mata saja ke orang ramai dan kadang2 pasang omong djoega dengen orang disebelah kanan saja. Si dongkerblauw keliatan melirik ke bawah medja tetapi tjeroetoenja masih tetep invisible, hilang moesnah tampa bekas. Satoe waktoe roepanja ia penasaran hingga ia tarik moendoer kerosinja boeat liat kebawah. Hasilnja tetep satoe nol. Boeat toedoeh saja ia tentoe tida ada alesan. Masa satoe “Taypiauw”, satoe wakil maoe sedot iapoenja tjeroetoe bekas dihisap? Toch boekan tjoema ia sendiri jang hisap tjeroetoe ?.
Tida lama kamoedian persidangan ditoetoep dan kita moelai berpentjaran. Begitoe saja dapat ketika saja lempar si tjeroetoe tjilaka kedalem selokan. Moeloet dirasakan panas dan paitnja boekan maen.
Dan inilah oegal-oegalan jang seharoenja saja tida lakoeken lagi. Tetapi apa boleh boeat. Saking inginja hadjar adat sedikit pada si dongkerblauw!
-------$$$-----
Satoe minggoe lamanja saja liwatkan tjoeti saja di Malang, kamoedian balik lagi ke Soerabaia ke roemah pondokan saja. Waktoe itoe saja masih boedjang. Sorenja saja keloear lagi boeat ke Koen Hian jang saja tahoe ada tinggal di Vardon park, Kalisari. Di park terseboet memang terdapat sekoempoelan roemah2 tinggal jang besar dan semoea berada dalem satoe park milik seorang Jahoedi bernama Vardon. Maka djoega diberi nama Vardon park jang dikelilingin tembok tinggi. Tjoema bagian jang mendjoeroes ke Kalisari ada terdapet pintoe roedji jang teroes tinggal terboeka.
Sesampenja, disana dan selagi hendak ke roemah Koen Hian, saja berpapasan dengen seorang jang ketara sekali ada seorang Jahoedi. Ini mesti si Vardon jang saja sendiri belon kenal.
Ia tanja saja tjari siapa dan ketika saja bilang Koen Hian, mendadak aer moekanja si Jahoedi berobah. Ia pegang lengan kanan saja dan tjoba tarik. Dengen bikin gerakan mendadak, saja lepasken pegangannja dan bilang pada si Jahoedi, saja tida bisa boeat maen di gelendeng oleh siapapoen djoega.
Ternjata jang ia itoe benar ada Vardon, tetapi saja tida ambil pedoeli. Ia boleh 10x Vardon dan 10x memiliki ini roemah2, tetapi ia tida berhak maen pegang lengan orang seolah-olah datang saja sebage satoe pentjoeri. Dapat dampratan begitoe ia berobah mendjadi sedikit djinak, tetapi nada marah ia kata:
“Koen Hian,......... Koen Hian......” itoe redaktoer tai! Mari toean ikoet, saja kasih tahoe.
.......Redaktoer tai......!”
karena mendjadi ingin tahoe, maka saja ikoet si Vardon. Ia poenja orang agak pendek tetapi gemoek, hingga ketika bertindak tjepat, dari belakang bokongnja keliatan mental-mentoel ke kiri ke keana; hampir2 saja ingin beriken tendangan jang keras.
Redaktoer tai.....! pasti Koen Hian ada lakoeken apa2 hingga si Vardon sampe mendjadi begitoe kalap. Sampe di roemah jang memang saja soedah kenal, ternjata itoe roemah soedah kosong. Vardon adjak saja masoek, dan boleh dibilang di tiap kamar, sama sekali ada lima, di roewangan deepan dalem dan belakang, di tiap pintoe dan djendela, malah djoega di tembok2 Vardon toeding dimana tadinja ada terdapat..........tai manoesia, toean! Tai manoesia, tjoba toean pikir......! redaktoer......tai....!.
Pasti kamoe berboeat apa2 terhadep ia, kata saja...
Koen Hian saja kenal baek, kalaoe boekan kamoe jang moelai dahoeloe Koen Hian tida akan berlakoe begitoe.....”
“Itoe redaktoer tai bilang saja terlaloe sering datang menagih sewa oewang, terlaloe tjerewet ini tida boleh, itoe tida boleh......!.. menerangkan Vardon.
Kalaoe begitoe ada sebabnja sampe Koen Hian berlakoe begitoe. Biarpoen roemah ini milikmoe, satoe kali dikasih sewa, kamoe ada orang asing di roemah ini,....mengarti...! awas sama Koen Hian kamoe djangan gegabah laen kali boekan roemah ini jang dilaboer tai, tetapi kepalamoe sendiri...!
Dengen berkata begitoe saja tinggalken si Vardon dengen pikirannja. Ia awasin saja dengen moeloet terboeka; maoe bertindak ia koeatir djoega liat sikap saja. Ia pikir ini orang potongan toekang maen tojor, seperti si redaktoer tai.
Tjoema jang saja tida mengarti dari mana Koen Hian bisa koempoelken begitoe banjak kotoran manoesia sampe bisa laboer djoebin, djendela dan pintoe malah tembok sekalipoen.
Ketika achirnja saja ketemoe Koen Hian di roemah baroe di djalan Kemoening, dengen ketawa ia toetoerken sengadja ia laboer roemah si Vardon dengen barang istimewa itoe boeat kasih hadjar adat sedikit pada si Jahoedi jang tida tahoe atoeran. Masa, menagih pagi gagal siangnja dateng gagal sorenja moentjoel, malah pernah kadjadian di malem hari. Tida pedoeli ada tetamoe atawa tida dan tjerewetnja boekan maen. Tanam ini tida boleh, potong itoe tida boleh. Semoea haroes “report” lebi dahoeloe. (TAMAT)

No comments: