Seoea toelisannja Opa kwee soedah pindah ke sini http://tjamboek28.multiply.com/

Wednesday, November 30, 2005

Digelintir-lintir, ketjepot.............



INDONESIA RAYA
Kwee Thiam Tjing bertjerita
Digelintiri-digentiri, ketjepoot.......
(I)
Digelintiri-digelinteri ketjepoot dogoreng minjak; dipikir-pikir soedah loepoet apa maoe dikata. Selewatnja 8 Desember 1941 sesoedah Hindia Belanda njatakan dirinja dalem keadaan perang dengen Djepang soeasana mendjadi makin boeroek dan katjaoe.
Overste Fickensher berenti sebage komandan diganti oleh overste van Steyn van Hensbroeck. Stadswacht seloeroehnja diwadjibken tinggal dalem tangsi; tida perdoeli pekerdjaan apa jang mereka lakoeken diloear. Tentoe sadja ini kemestian tida mentjakoep orang2 jang benar2 tida bisa tinggalkan djabatan atawa pekerdjaannja.
Saja pernah oetarakan pada kapten Madarasz boeat angkat satoe badan oentoek oeroes mereka jang mendjadi anggota stadswacht dalem soal kaoewangan boeat ongkos hidoep roemah tangganja. Saja tida bitjara boeat mereka jang soedah poenja penghasilan tetap sebage pegawai, baik dari pemerintah maoepoen swasta atawa poenja pekerdjaan sendiri. Tetapi mereka jang roemah tangganja tergantoeng dari djerih pajahnja tiap hari, karena haroes dapet sokongan dari stadswacht.
Saja sendiri tida harap dan djoega belon pernah terima barang satoe sen. Tangsi kita di Rampal Boenoel dikosongin dan kita pindah ke tangsi jang tadinja di pake oleh bataljon 10 di Rampal Wetan, di belakang lapangan loewas oentoek baris dan sebagenja. Dahoeloe lapangan itoe di goenakan boeat adakan perlombaan koeda.
Karena perintah boeat tinggal di tangsi datangnja mendadak banjak djoega jang terlambat diantaranja terhitoeng saja sendiri jang terima warta itoe dari teman2 selagi saja ada di Singosari boeat oeroesan pribadi.
Ketika saja lapor di tangsi soedah poekoel 6 sore, saja doedoek ditempat saja, jaitoe satoe roewangan jang dibagi delem kotak2 seperti istal koeda. Tiap kotak satoe orang, dinding pemisah tida naek sampe di atas dan pintoe depanpoen tjoema beroepa "pintoe djeblakan" jang tingginja koerang sedikit dari tinggi biasa dari kita itoe roewangan memang disediaken boeat golongan sersan.
Serdadoe ditempetkan diroewanga laen, dibelakang roewangan kita. Mereka haroes tinggal dalem satoe roewangan; tempat tidoernja beroepa persegi empat dari kajoe djati, tjoekoep lebar boeat 4 orang dengen disaban podjok ada tiang besi jang digandeng satoe pada laen boeat tjantelan kelamboe djadi satoe kelompok.
Sasoedah saja taroh tas saja terisi tjelana dalem, singlet, pijama dan sepasang sandal diatas medja ketjil jang ada latjinja, saja dapet kenjataan jang vedbed saja robek dibagean tengahnja hingga djika saja londjorkan badan saja bokong saja via itoe bagian jang robek, menjentoek djoebin. Djalan satoe2nja jalah toetoep lobang itoe dengen kelamboe.
Saja pergi keroewangan boeat serdadoe dan pasang omong dengen mereka, teroetama jang dari bridage saja. Mereka ini toetoerken memang ia orang jang tadinja di wadjibken bikin bersih roewangan golongan sersan. Merekapoen soedah tjoba dapetken laen veldbed ketika ternjata jang saja poenja berlobang dibagian tengahnja. Tetapi tida berhasil karena semoea veldbed soedah dibagi pada jang dateng lebi dahoeloe. Tjoema esok katanja saja bisa dapet veldbed baroe dari goedang.
Saja kasih tahoe pada mereka boeat djaga baek2 sadja dalem tjara hidoep baroe ini. Ada lah boeat pertama kali ia orang tinggal dalem tangsi seperti djoega boeat saja sendiri. Saja harap mereka djoendjoeng tinggi tata tertib seperti orang militer jang baik. Bila ada terdjadi apa sadja. Beritahoe pada saja dan sekali2 djangan ambil tindakan sendiri, agar kita tida dikatakan tida tahoe disiplin.
Kamoedian saja liat tempat mana jang masih kosong, karena kelamboenja hendak saja ambil boeat toetoep bagean jang robek itoe. Achirnjna saja bisa koempoelin 3 kelamboe dan bawa itoe kekamar saja. Sesoedah saja pake pijama dan rebahkan diri di veldbed jang robeknja soedah ditoetoep dengen kelamboe itoe, rasanja boleh djoega. Malah bagean toeboeh jang digandjel oleh toempoekan kelamboe dirasakan seperti tidoer diatas kasoer sadja.
Karena tjapai saja soedah moelai lijaap-lijep dan selagi pikir enak djoega tinggal di tangsi, mendadak saja rasakan gigitan pedas dan sakit di beberapa tempat dengen berbarengan. Tjilaka, ini kelamboe ternjjata mendjadi sarangnja bangsat alias tinggi. Boeroe2 saja bangoen dan bawa itoe kelamboe sial keloear.
Selagi lewat di gang, dari pintoe djeblakanitoe saja liat ada tidoer di veldbed sersan dari brigade 5 kompi 3, seorang Belanda indo. Itoe malem hawa dirasakan dingin; soedah kadang2 hoedjan gerimis ketambahan diroewangan kita memang gampang angin masoek keloear, saja datang pada sersan itoe jang terbangoen dari tidoernja.
Hei......, Jansen, hawa betoel2 dingin. Saja kebetoelan ada kelamboe jang biasa digoenaken sebage selimoet, kata saja.
Dan zonder toenggoe sampe ia bangoen berdiri, saja toetoepin toeboehnja jang melondjoer di veldbed dengen 3 kelamboe sarang bangsat dengen begitoe rapi. Kamoedian ia beroetjap....O, dank je ! Dankje wel...! wat ben jij goed voor mij..! kata si Jansen jang berterimakasih boeat kebaekan saja terhadep dirinja. Sasoedah keredongin saja balik kekamar saja sembari tjari djalan bagaimana saja bisa tidoer. Belon ada setengah djam lewat, atawa mendadak pintoe djeblakan saja terboeka karena menerobosnja si sersan jang tadinja saja selimoetin.
....Godverdom....! Hier heb jij jevervloekte kelamboe terug. Zezeiten vol luizen...! kata sisersan sembari lempar 3 kelamboenja kedjoeroesan saja. Ja, apa maoe dikata ? memang begitoe oemoemnja doenia jang tida langgeng, tetep dan mantep ini. Kali ini dipoedji, sesaat kamoedian di tjatji! Achirnja saja bawa itoe 3 kelamboe sial balik keroewangannja asal dan lempar ia kesatoe podjokan. Sedang saja sendiri tidoer diatas papan dari randjang jang masih kosong diroewangan boeat serdadoe, zonder kelamboe tetapi djoega zonder tinggi. Di esok harinja benar anak boewah saja angkoet veldbed baroe jang mereka minta dari magasen.
Dengen tinggal kita ditangsi lahir lagi doea matjam koeadjiban baroe, ja itoe diwaktoe malem haroes ada zaal wacht dan galerij wacht, pendjagaan diroewangan tidoer dan di djalan2 jang kiterin roewangan2 itoe. Ronda haroes dilakoeken dengen voltenue, pake senapan segala.
Sersan jang bersangkoetan di wadjibken oeroes serdadoe mana jang dapet gilirannja.
Boeat bagian saja , kadang2 ternjata serdadoe jang kena ronda begitoe boekan serdadoe jang namanja diseboet dalem boekoe boeat ronda, tetapi diganti oleh laen orang. Saja tanja apa sebabnja. Ternjata antara mereka sendiri ditjiptakan sjstem djoeal-beli. Andai si A jang kena wacht, tetapi ia lagi tjapai atawa malas, ia tjari kawan jang maoe ganti ia boeat lakoeken dinas ronda itoe.
Dan boeat kesedian ambil alih koeadjiban ini, sipengganti dikasih penggantian beroepa oewang. Dan oemoemnja mereka jang soeka bekerdja extra begitoe memang boetoeh oewang oentoek ongkos hidoep roemah tangganja. Makloem ia orang kebanjakan terdiri dari orang2 jang lakoeken pekerdjaan merdeka, hingga orang2 diroemah jang mendjadi tanggoengannja tergantoeng pada djerih pajahnja tiap hari.
Oewang sokongan jang diberikan oleh stadswacht seperti jang tadinja dikemoekakan pada kapten Madarasz, tentoe sadja tida bisa tjoekoep besar boeat seloeroeh keboetoehan roemah tangga masing2. djadi tiap sen tambahan tjara halal begitoe seh welkom, niet waar? Seperti perkataan saja jang penghabisan dalem debat dengen seorang letnan jang tadinja keberatan boeat antepin itoe sjsteam maen oper dinas ronda, sebab koeatir mendjadi keboeroekan besar.
(II)
Pada soeatoe malem sehabis dari kantin tangsi dan lagi hendak tidoer, saja dengar soeara2 riboet diroewangan oentoek serdadoe. Saja dengen beberapa sersan lari boeroe2 dateng. Ternjata 4 serdadoe dari brigade saja, tiga orang Indonesia dan seorang Tionghoa, lagi bertengkar moeloet dengen 4 serdadoe Belanda dari brigade 5 kompi 3.
Merka itoe tadinja hendak paksa serdadoe saja boeat pindah ketempat mereka di brigade 5, karena djoesteroe disebelah tempat tidoer bagian brigade 1 ada 2 serdadoe Belanda, kontjonja. Djadi mereka dengen enak sadja main oesir orang agar tempatnja boeat tidoer bisa dioper. Dan dengen begitoe mereka bisa enak mengobrol, heel gezellig, zoo onder onsjes.
Koerang adjar apa tida? Karena ini hal mengenaken brigade saja, zonder tempo lagi saja damprat itoe empat serdadoe Belanda totok atawa setengah totok, kentara dari warna ramboet dan koelit. Bermoela ia orang hendak membantah, karena pikir si sersan tjina bisa berboeat apa terhadep mereka? Malah salah satoe dari mereka ada poeteranja satoe groot majoor, seperti jang satoe sersan indo bisikin saja. Djoesteroe karena bisikan ini, godverdom saja tambah litjin keloearnja dari moeloet. Saja bilang dengen soeara keras, tida pedoeli ia poeteranja masih groot majoor sadja, anaknja seorang opsir, ia haroes lebi doeloe tahoe jang di roewangan ini ada satoe serdadoe zonder meer, jang haroes indahken tata-tertib seperti kita semoea. Djangan lagi poeteranja masih satoe groot majoor sadja, biarpoen ia ada anaknja letnan djendral Ter Poor ten dan mendjadi serdadoe stadswacht diroewangan ini djangan lantas mimpi boleh berboeat segala apa jang ia soeka.
Karena mereka roepanja masih penasaran, djadi saja bentak ia orang "Bek houden.......!" Terug naar jullie kompie, Ingeruk marsch......!". Itoe 4 pemoeda toeroet perintah sesoedah pengatjaoe2 balik ke brigade, saja terangkan pada 4 serdadoe saja (dengen maksoed boeat di dengar djoega oleh jang laen) sikap mereka betoel. Djangan idzinkan diri kita gampang digertak oleh siapapoen djoega. Baik Indonesia, Tionghoa atawa Belanda diroewangan ini kita semoea ada sama serdadoe stadswacht dengen satoe matjam pakean seragam, satoe matjam koeadjiban.
Kalaoe boleh toeroetin hati, saja akan bilang pada mereka: "Wis ambleken wae sing koedoe wani koerang adjar...!"....... "tetapi sikap begini ada keliroe boeat satoe sersan, boekan?
-----$$$-------
Makanan boeat stadswacht ada dioeroes oleh KNIL poenja bagean dapoer dan haroes diakoein makanannja tida mengetjewakan. Ada rawon komplit pake taoge dan sambal, keroepoek oedang, nasi ikan, telor, soep, gorengan ikan, goelai kambing dan sebagenja. Pendek, tida kalah dengen makanan jang biasa disediakan di roemah tiap hari. Tetapi kendati begitoe, toch pikiran kita stadswacht jang boekan masoek golongan Belanda, makin lama makin gelisah dan tidak tetep. Jang kekatjaoean tambah mendjalar, ini bisa diliat dimana-mana.
Tetapi jang paling mendjadi pikiran kita jalah baik opsir, maoepoen sersan dan serdadoe stadswacht jang masoek golongan Belanda totok atawa Indo, makin koerang djoemlahnja. Mereka sedikit demi sedikit meloengsoengi djadi preman, atawa sama sekali tida keliatan lagi, baik sebage preman atawa sebage stadswachter. Ini hal timboelken perasaan seakan-akan kita, jang boekan Belanda jang nanti diwadjibken terima seroedoekan pertama dari serdadoe Djepang andai kata barisan Dai Nippon berani masoek sampe dikota Malang.
Dan nanti kalaoe soedah datang waktoenja, pasoekan Belanda sendiri jang sekarang invisible (tida keliatan) akan mendadak moentjoel sebage kekoeatan jang invesible (jang tak terkalahkan) dan hantam si Djepang sampe ia ini boeroe2 lari ke kapal oentoek poelang ke negerinja. Dan begitoe lah ini tjerita tentang perang lawan Djepang bisa diachiri, djika tjerita itoe dimoeat dalem boekoe dongengan moeder de gans. Tetapi dalem hal jang sesoenggoehnja tepatnja beda djaoeh sekali.
Pada soeatoe sore mendadak tangsi kita kebandjiran................ stadswacht dari Madioen dan beberapa pasoekan serdadoe Inggris, djoega dari sana. Jang mengherankan dari tetamoe golongan stadswacht itoe, jalah mereka semoea terdiri dari sersan sadja, tida ada serdadoe nja dan semoea masoek golongan Belanda sedikit totok banjak Indo.
Kata kawan2 itoe keadaan diloearan soedah katjaoe sekali stadswacht Kediri dimadjoeken ditengah djalan ke Madioen soedah dibasmi habis oleh pasoekan Nippon. Bagaimana stadswacht Kediri bisa dibrondong habis oleh pasoekan Nippon dalem perdjalanan ke Madioen? Kapan stadswacht Kediri toch boeat kota Kediri sadja boekan? Selagi kita mengobrol di kantin tentang keadaan perang, satoe kapten tjoba hiboerken kita dengen bilang, sekarang kita boleh bergirang karena datangnja bala bantoean beroepa pasoekan Inggris. Roepanja itoe kapten anggep kita dari stadswacht ini beroepa sekompoelan anak2 jang tolol dan goblok.
Saking panasnja hati saja bilang pada itoe kapten, oemoemnja pasoekan bantoean itoe datangnja toch dengen vliegnde vaandels en slaande trom (dengen bendera berkibar dan tamboer berboenji) tetpi tida datang seperti keadaan lari terbirit-birit hingga kehilangan matjam barang ditengah perdjalanan.
Roepanja itoe kapten anggep perkataan saja ini ada begitoe njata hoendjoeken kegoblokan saja jang dibesarkan dengen sarapan sego wadang iwak tempe sadja, hingga tak berharga boeat di djawab. Malah sekalipoen orangnja (dalem hal ini saja) dianggep seperti angin meloeloe, boektinja ia berbangkit dari kerosinja dan ngelojor pergi zonder oetjapken barang satoe patah, zonder berpaling barang satoe kali.
Paarlen voor de zwijnen...! moengkin begitoe pikirnja si kapten jang anggep pertjoema berbitjara dengen orang2 jang toch tida akan mengerti hogere krijgskunde, pengetahoean lebih tinggi tentang ilmoe peperangan, hingga sama sadja ia lempar moetiara di depan sekoempoelan babi hoetan.
Dengen serdadoe2 Inggris itoe tjepat djoega kita bergaoel dengen baik, kendati soal bahasa masih mendjadi rintangan jang amat besar sekali. Ah .. ja manoesia dalem dasarnja memang sama. Ada jang oendjoeken saja potret dari istrinja, diambil dipekarangan belakang dari roemahnja sembari gendong poeterinja jang ketjil sementara poeteranja pegang tangan iboenja. Sajang pertjakapan kita benar sama lantjarnja tetapi sama2 soesah saling mengerti apa jang dimaksoedkan.
Kawan Inggris oetjapken bahasa Inggrisnja dengen logat Inggris toelen, sedang Inggris saja ada Inggris tekoekan lidah Belanda. Ia minta saja kasih ia beladjar perkataan2 Indonesia jang digoenaken tiap hari. Tentoe sadja saja bersedia dengen segala senang hati. begitoe lah ia dengen radjin tjatat dalem boekoe notisnja; Do jou want bogem mentah? Oentoek gantinja ham dan eeg. Bangsat, Badjingan, sterogantol, semproel dan sebagenja kalaoe bertemoe kenalan baroe atawa lama. Oempama Hello Bangsat, and how are jou setrogantol? Semoea poenja arti manis seperti Hello my dear best friend..!
(III)
Sementara itoe dinas stadswacht djalan teroes seperti biasa, kendati sekarang berobah soesoenannja sebab banjak tempat jang tadinja diisi oleh Belanda, sekarang diganti oleh jang boekan Belanda. Jang Belanda kemana.....................? kapan soedah diterangken, moengkin mereka itoe sekarang tergaboeng dalem barisan jang masih invesible...!
Nanti toenggoe datengnja saat jang tepat, baroe akan moentjoel dan teroes melankring diatas poendak dan belakangnja moesoeh jang berani tantjapken kaki di boemi ini.
Ingin tahoe, ia akan tekoek loetoet atawa tida....! Siapa.......? Ja, pembatja mana saja bisa tahoe dari sekarang, kapan peperangan masih belon berachir. Kolega saja, si sersan Belanda poen soedah tida keliatan lagi. Saja dan tentoe sadja doega sersan2 jang laen, kena dinas lebi berat. Begitoe sering saja kena wacht, hingga achirnja saja batoek2 sampe tida ada soeara lagi. Hingga waktoe wacht di BPM saja goenaken ploeitan boeat beriken aba2 seperti jang bisa disaksiken oleh, djika mereka ada jang kebetoelan batja toelisan ini dan masih "present" disini. Karena oentoek pantaran memanf soedah banjak jang diboenjikan "the last post".
Makloem oesia kita tambah hari tambah banjak, boekan koerang. Eman Ong Goean Tjong...! Dokter Liem Khik Djiang jang djadi dokter stadswacht dengen pangkat letnan satoe, beriken saja obat jang dirasakan seperti adas poelosari, obat baji kata saja padanja. Batoek saja baroe semboeh betoel sesoedah stadswacht boebar dan saja berobat pada sinse toea jang tinggal di gang djangkrik di Djagalan, Malang.
Hoedjan dan gerimis toeroen saling ganti berganti seolah-olah langit poen djadi sedih liat keadaan kita makin katjaoe. Labih lagi angin bisa menioep kentjang sekali ditangsi kita, hingga tida heran djika banjak djoega djoemlah kawan2 di stadswacht jang djatoh sakit. Oempama doea serdadoe dari kompi saja badannja dirasakan amat panas, hingga saja minta permisi pada opsir jang dinas djaga boeat angkoet mereka ke roemah sakit militer di Tjelaket. Tetapi permintaan ini di tolak dengen si letnan enak sadja bilang : "Och, dat zal wel los lopen!"
Mendengar ini, koeping saja dirasa seperti "pnng-pnngan" kalaoe serdadoe Belanda, tjoema mengadoeh sakit kepala sadja, dengen moedah bisa minta dibawa ke roemah sakit militer dengen mobil amboelan, kenapa serdadoe saja, jang badannja dirasa seperti benar2 terbakar, sakitnja dianggap seperti hal jang akan mendjadi baik sendiri?
Saja teroes ke kapten Madarasz jang sesoedahnja datang sendiri liat keadaan si sakit, idzinkan saja ke Hospital dengen bawa doea serdadoe lain sebage pembantoe boeat boeat angkat itoe doea kawan dengen Aoto Amboelan. Sasoedah mana saja boleh tjari roemahnja mereka janf katanja ada di gang dibelakang bioscoop "Centroem" di Meoebelmakerstraat boeat kasih tahoe kaloearganja, boeat dateng sadja ke Tjelaket djika esoknja hendak sambang soeaminja.
Salah satoe dari doea serdadoe itoe jang ikoet pergi ada Soedjamoedji, serdadoe dari brigade saja dan djadi kawan baik sekali :
"Ndih bijen akoe iki ngimpi opo..., rek, nganti meleboeh stadswacht", mengeloeh Soedjamoedji, sembari toetoep lebi rapat, djas hoedjannja karena gerimis lagi. Keloehan sematjam itoe sebenernja tjoema leloetjon sadja. Oemoemnja anggepan tentang koeadjiban diantara kita boleh dibilang tjoekoep tinggi.
Menoeroet penilaian saja soedah bagoes banjak diantara kita jang masih tetep lakoeken koeadjiban sampe disaat penghabisan kendati adanja itoe rasa mendongkol sebab terlaloe sering dianak-tirikan dan perasaan seperti diri "kena didjoeal".
Keadaan kota Malang tentoe sadja gelap karena adanja oendang2 verduistering, penggelapan; djalanan digang sempit dan litjin, hingga saja sendirihampir menggeloendoeng dalem selokan. Achirnja ketemoe djoega roemahnja dan sesoedah kasih keterangan jang diperloeken dan nasehatkan boeat djangan koeatir keadaan soeaminja, kita berangkat poelang lagi.
Sekarang pangkatnja Pak Soedjanoedji paling rendah ada kolonel TNI kalaoe tida lebih tinggi serta merangkap direktur dari pabrik tenoen jang besar di Soerabaia. Ketika taon kepoengkoer ke Soerabaia lagi sesoedah 10 taon keloear Indonesia, saja datang tengok ke roemahnja jang seperti "Soergo Mengo" doea kali saja ingin ketemoe, tjoema boeat ketemoe poela wadjahnja dan tanja kewarasannja dan doea kali gagal. Sampe achirnja saja berasa maloe sendiri, seperti orang jang tida bisa "nggrajangi djitok", tida tahoe tempatnja.
Saja si toea bangka ini apa dan siapa adanja Pak Soedjanoedji sekarang. Tetapi biarlah dalem kenangan ia msih soeka tetap mendjadi kawan saja jang paling baik. Moengkin ia itoe waktoe ada terlaloe siboek. Dan benar, ketika datang ke Djakarta, Soedjanoedji perloe datang keroemah saja boeat soembang. Persaoedaraan sedjati memang tida akan loentoer.
---$$$-----
Kombali saja kena wacht dan sekarang di Betek lagi. Didepan roemah-sakit. Dekat hampir pagi , kita dikasih taoe via sirkoeler, katanja pamarentah Hindia Belanda soedah menjerah kalah pada angkatan Nippon. Kita jang berada di pos pendjagaan haroes berdaja tjari kaen poetih oentoek diboeat bendera dan dipake di topi di oedjoeng senapan kita jang moeloetnja haroes ditoedjoeken ke tanah.
Kaget kita tentoe sadja boekan maen. Kendati soedah mendjadi resia oemoem jang pasoekan Hindia Belanda tida akan bisa lawan kekoeatan Dai Nippon, toch dimana tadinja ada medan perangnja, hingga sekarang mendadak soedah menjerah kalah? Dalem boekoe saja "INDONESIA dalem API dan BARA" jang diterbitken di Malang direct sehabis "pollitionele actie" pertama dan pasoekan Belanda doedoeki Malang, saja oempamakan pasoekan Hindia Belanda sebage petindjoe jang toenggoe giliran dalem ring. Djago pertama (AS) jang disodorken koeat, satoe kali dipoekoel, (dengen tjara nakal atawa tida nakal) lantas djatoh pingsan (pearl Harbour), djago kedoea (Inggris) jang dianggap soedah tjari tandingannja dibagian sini dari doenia, dengen tjara berdjibakoe, doea kapal perangnja amblas kedasar laoetan (Inggris di Singapore) dan sekarang datang giliran kita oentoek bertempoer. Tentoe sadja tida ada pilihan lain; kedoea tindjoe kita boekan`nja ditoendjoeken kedepan boeat tondjok moekanja si penjerang, tetapi di atjoengken keatas. Alias angkat tangan....!
Tetapi toch..... toch datangnja begitoe mendadak...! Kita tahoe, achirnja semoea mesti mati. Tetapi kematian dirasakan lain djika sebeloemnja soedah dilakoeken segala pertjobaan boeat reboet djiwa si sakit, djika para dokter soedah soentik sini dan belek sana. Tetapi achirnja djika toch tida ketoeloengan, kita haroes toendoek pada kemaoeannja sang takdir. Tetapi ini tidak.....! Keliatannja masih tjoekoep seger boeat lakoeken perlawanan, mendadak djatoh keringkel di tanah seperti orang kena serang sakit djantoeng.
Saja naek keatas roemah sakit jang memang berada diatas boekit ketjil dan ketemoe dokter Kwee Bie Boen. Maksoenja hendak minta kaen poetih. Dan dihadepannja, sembari pandang pakean seragam saja jang saja pake lebih koerang doea taon lamanja, achirnja saja menangis tersedoe-sedoe seperti anak ketjil. Saking terharoenja liat nasib kehormatan oeniforem stadswacht, jang itoe sekean taon kita beladjar tjintaken dan hargaken. Kendati masoek kita dalem stadswacht tida pernah pake oepatjara soempah setia dan sebagenja.
Saja lega waktoe dikasih tahoe, kaen poetih tida ada sedia. Does sampe kita diganti oleh laen wacht pada djam 5 sore, tida ada satoe dari wacht saja poelang ke tangsi sebabe "Hauwiam" dengen kepala diikat sama setjarik kaen poetih sebage poetera jang berkaboeng selagi djalan dibelakang peti djenasah orang toeanja jang hendak di koeboer.
(TAMAT)

Friday, November 25, 2005

Gila Belanda (TAMAT)


INDONESIA RAYA
Kwee Thiam Tjing bertjerita
Gila Belanda
Ja, itoe kalimat betoel, pembatja! Tida2 jangan dibalik, karena itoe boekan maksoed saja. Djika pembatja doega bahwa kebalikan kalimat terseboet, jang dimaksoed oleh saja, sama sadja seperti doegaan soerat2 kabar Belanda di Soerabaia di taon2 1924/1925. saja tida bisa toelis barang satoe baris atawa bitjara sedikit sadja jang menjinggoeng pamarentah Hindia Belanda atawa golongan Belanda, karena mereka akan berdjingkrak dan toeding saja sebage pentjipta dari "haat zaal artikelen" toelisan2 jang kobarkan perasaan bentji-membentji. Padahal sebenernja saja ini mendjoendjoeng Kandjeng Goebernemen dan meloeloe tersoeroeng oleh rasa tjinta saja ingin hoendjoeken kesalahan2nja, teroetama dalem hal menbagi-bagi rakjatnja dalem golongan Nederlanders en niet Nederlander alias Inlanders.
Kapan djoega dalem kitab Indjil ada dibilang : "Dien gijliefhebt, kastijdt gij" siapa jang kamoe tjinta hadjarlah ia. Hadjar dalem arti kasih pengoedjoek dan nasehat tjara bagaimana kesalahan haroes dibikin betoel. Tetapi kastijding saja boekan dihargain sepantasnja, malah sebaliknja saja oleh Kandjeng Goebernemen di hadjar poelang pergi masoek keloear pintoe pendjara.
Dalem keadaan begitoe dan selagi renoengken nasib saja dibelakang roedji besi dari sel saja, kenapa Kandjeng Goebernemen bales ketjintaan saja dengen tjara begini, saja hiboerken diri dengen pikir, terhadep saja Kandjeng Goebernemen bisa djoega goenaken itoe: "Dien Gij liefhebt, kastijdt Gij" does pemerintah Hindia Belanda djoega tjinta dan sajang saja. Dengen perasaan lega bersoekoer saja bisa tidoer njenjak kendati tidoer saja diatas tikar dengen goenaken bantal dengen roempoet kering sebage isi.
Akan kombali pada kalimat toelisan ini, saja maksoed kan dengen gila Belanda jalah orang2 Tionghoa jang begitoe pro segala apa jang berbaoe Belanda, hingga mereka beraksi seolah-olah lebih Belanda dari Belanda nja sendiri.
Da taon 1923 seloeroeh Hindia berpesta berhoeboeng Sri baginda Ratoe Wihelmina doedoek tachta keradjaan genap 25 taon lamanja. Dalem merajakan kedjadian itoe tentoe sadja Malang tida maoe katinggalan. Saja djoega diminta doedoek dalem badan panitia perajaan. Segala jang bisa dipadjang dan dihias semoea tida ada satoe jang ketinggalan.
Pohon waringin jang besar ditengah-tengah aloen-aloen dihiasin dengen bendara Belanda dan pita oranje, digantoengin lampion2 jang diwaktoe malem, dengen penerangannja jang berkelap kelip, kasih pemandengan jang bagoes sekali. Harmonie gedong sositet orang2 Belanda diboeka djoega boeat rakjat jang boekan Belanda satoe hal jang loear biasa istimewanja.
Diantar mereka jang koendjoengin itoe gedong jang biasanja angker boeat mereka, terdapat djoega seorang Tionghoa (dahoeloenja, tetapi di waktoe itoe ia soedah di "heleksetel" dapet gelijkstelling alias djadi Belanda staatblad atawa Belanda anderhalve pop menoeroet istilahnja di waktoe jang datang dengen istri dan anam toedjoeh anak2nja). Dada mereka dihiasin kokar oranje jang loear biasa besarnja hampir mirip sama piring boeat tjangkir. Ia ada toean S.D Tio, seperti jang biasa dibatja di kartjies namanja. Aannemer (pemborong) begitoe diterangken disebelah bawah.
Dan ini kartjies nama toean S.D. tio maen hamboerken ke kiri dan ke kanan, pada siapa sadja jang maoe terima sodoran. Teroetama kalaoe berhadepan dengen belanda totok, adoeh...! manggoetnja sadja soesah boeat di itoeng, saking banjaknja. Pada salah satoe kenalan saja, seorang Belanda jang baroesan dengen manggoet2 djoega disodorin kartjies nama oleh toean S.D. Tio, saja tanja apa ia kenal toean itoe. Dengen angkat poendak dan ketawa itoe kenalan goleng kepalanja.
Ini toean S.D.Tio saja kenal, habis sama2 pendoedoek Malang sih. Tjoema ia memang asalnja dari kampoeng "ba-tjilik". Ia tida terpeladjar poen model tjaranja, tingkah lakoenja, semoea oendjoeken jang ia ini memang asal golongan "ba-tjilik", baba tjilik. Tetapi haroes diakoein ia bisa bekerdja keras dan oelet. Ia djoega djadi pemborong dari djalanan2 dalem kota Malang jang waktoe itoe moelai diaspal. Tjoema ada bedanja aspal di djalanan aloen-aloen dimana terdapet gedong assistent resident boepati sociltet Harmonie, tebelnja boekan maen sampe raskan empoek kaloe orang liwat diwaktoe siang hari, sebab waktoe itoe belon ada aspal beton, tetapi djalanan jang dianggep tida penting alias tida ditinggalin oleh orang2 Eropa, seperti didjalanan Kotalama, dimana saja tinggal aspalnja begitoe tipis sampe batoe kerikilnja pada nondjoel kaloewar.
Ada lagi orang Tionghoa di Malang, jang djoega meledak gila Belanda nja djoesteroe disekitar perajaan djoebileoem terseboet. Moengkin ia harep siapa taoe, dihari besar begitoe barangkali sadja nanti ada ketinggalan bintang ketjil jang bisa hiasin dadanja. Tjilakanja ini meneer namanja djoega Kwee, tetapi masih oentoeng boekan pamili dengen saja. Ia pernah pergi ke Nederland boeat 3 boelan lamanja dan sekembalinja di Malang lagi dengen bangga ia toetoerken apa sadja jang ia pernah liat di negara jang mendjadi idam-idamannja.
In Amsterdam is hroote braan, kata ini nieubakken Hollander jang bisa bilang pada saja, berada di Nederland 3 boelan lamanja, soedah hampir loepa bahasa melajoenja. Maka ia goenakan bahasa Belanda nja bikinan sendiri, waktoe toetoerken saja pasal di Amsterdam ada kebakaran besar, berhoeboeng dengen pesta djoebileom jang djarang ada ini. Si meneer Kwee bikin potongan namanja dari seng tebel, oekoerannja tida koerang dari satoe setengah meter tingginja. Ini tiga letter seni ia soeroeh tantjapken diatas woewoengan roemahnja dengen lebih doeloe diberi tjat letter pertama warna merah, kedoea poetih dan ketiga biroe...! Does dengen djalan ini si gerood-wit-Chinees hendak oendjoeken setianja pada Kandjeng Goebernemen. Ini memang hak masing2 orang.
Pada soeatoe hari saja dari Soerabaia hendak poelang ke Malang dengen menoempang kereta api. Di kelas doea penoempangnja banjak djoega. Disebelah saja ada doedoek seorang dari soekoe Maloekoe. Tetapi jang warna koelitnja loear biasa hitamnja. Dan dideretan laen djoega penoeh dengen penoempeng jang kebanjakan terdiri dari orang2 koelit poetih.
Toean disebelah saja orang Ambon jang saja maksoedken diatas, roepanja senang sekali pasang omong, dalem bahasa Belanda jang kedengerannja lantjar dengen tekoekan soeara hampir sama Belanda totok kalaoe lagi bitjara, ia toetoerken pengalamannja selama di Nederland hampir 3 taon lamanja. Penoetoerannja tjoekoep berharga boeat diperhatiken. Tjoema jang mendjengkelkan saja jalah itoe orang selagi soegoehken tjeritanja, soeka mendadak berdiri tjari perhatian penoempang2 jang laen dengen soeara kedengeran angkoeh bilang: ........."wij blanken" dan boekan tjoema satoe atawa doea kali sadja ia oetaraken itoe kami orang poetih, tetapi atjap kali.
Ketika ia berseroe lagi : "wij blanken" saja tanja padanja : "pardon meneer. Wie zou blanker moeten zijn, U of ik?, seraja saja tarik lengan djas saja keatas.
Njonja Belanda didepan saja ketawa terpingkel-pingkel dan djoega dari laen2 bangkoe ketawa poelang pergi.
"Maafkan toean....! siapa diantara kami jang sekiranja lebih poetih toean atawa saja?
Atas pertanjaan ini si Belanda sepoehan bermoela hendak marah, tetapi liat sikap saja ala... loe tondjok goewa toemboek....! ia ngelewes pergi ke bangkoe di oedjoeng kereta dan doedoek sendirian dengen tampang moeka jang keliatan tjemberoet. Persis seperti anak jang lagi di mandjakan. (TAMAT)

Thursday, November 24, 2005

Dipajoengin Saoedara Toea (I)+(II)=TAMAT




INDONESIA RAYA
Kwee Thiam Tjing bertjerita
Dipajoengin Saoedara Toea
(I)
Sedari Djepang doedoekin Hindia Belanda moelai 8 Maret 1942 dan tentoe sadja djoega tantjap kakinja di Malang, penghidoepan berobah sama sekali. Menganggap dirinja aman, selamat dan sentosa dibawah tedoehan pajoeng dari si saoedara toea, jang mendjadi pemimpin, pelindoeng dan tjahaja Asia (menoeroet sirkoelernja sendiri) bermoela senjoem kita keliatan lebar sekali. Tetapi makin lama senjoem itoe makin ketjil sampe achirnja moeloet kita keliatan njaproet dan kripoet seperti kowe koetjoer jang digoreng dalem minjak koerang panas.
Sang Kang mas keliatan maknoer, soeboer dan bertjahaja, sebaliknja si dimas koeroes kering. Habis, doea minggoe satoe kali di idzinkan beli toelangan seharga 15 sen, sedang semoea daging sampi dan babi haroes disediaken boeat sang kang mas (Dai Nippon).
Masih oentoeng mereka roepanja tida begitoe soeka daging kambing. Pakaianpoen lambat laoen tjompang-tjamping. Topi, djas, dasi sedari lama boekan mendjadi kebiasaan boeat dipake. Malah banjak jang ganti sepatoe dengen sandal atawa berkaki ajam.
Di waktoe baroe datang, aer moeka saoedara toea kita memang keliatan semoe2 hidjaoe; badannjapoen rada koeroes, ondervoed dalem bahasa Belanda. Sedang militer Belanda jang sekarang mendjadi tawanan perang, ada banjak lebih segar. Tetapi hal tida berdjalan lama, akan kamoedian diganti; tawanan perang jang koeroes kering dan mati terlantar disepandjang pembikinan djalan kereta-api di Birma, di tempat tawanan atawa di pendjara. Satoe kadjadian jang soedah mendjadi oemoem dimana-mana selagi api peperangan masih berkobar-kobar.
Nippon datang belon lama. Tiap pagi di djalan petjinan kita bisa liat bagaimana sekoempoelan serdadoe Belanda dengen dikepalain oleh seorang kapten, digiring oleh 4 atawa 5 serdadoe Djepang pergi kepasar Malang oentoek beli keperloean dapoer. Perang memang tjoema doea kasoedahan; menang atawa kalah. Kalah tinggal kalah tetapi apa jang dipertoendjoeken oleh serdadoe2 Belanda waktoe digiring ke pasar Malang ada oendjoeken mentalitet dibawah nol menoeroet penilaian saja.
Mereka pada ketawa, bertjanda dan menjanji seolah-olah sekoempoelan anak sekolah jang lagi piknik. Geer geld en toch geen zorden..! begitoe mereka pada menjanji dengen gembira. En ook geen otak...! kata saja pada kawan2 dengen siapa kita bersama liat itoe tontonan jang mendjemoeken.
Samentara itoe penghidoepan djalan teroes, soerat2kabar tida ada; djadi toekang tjatoet tida biasa, en toch kita haroes hidoep, boekan ? Meliat itoe orang tawanan, saja dapet ingetan maoe tjoba lever telor bebek asinan jang soedah matang. Siapa taoe barangkali bisa berhasil dan dengen begitoe bisa dapet satoe mata pentjarian. Di esoknja saja dateng kepasar dengen bawa boeat tjontoh delapan telor bebek jang diboengkoes kertas.
Ketika liat itoe kapten dengen serdadoenja, saja minta permisi pada serdadoe Djepang jang mengawal mereka boeat boleh ketemoe dengen orang tawanan tadi. Tetapi dengen tjara bagaimana? Kita satoe sama laen tida saling mengarti masing2 poenja bahasa. Djalan satoe2nja dengen mengoenakan bahasa bisoe.
Saja lebih doeloe toeding itoe kapten Belanda, kamoedian bikin gerakan seolah-olah makan, dan achirnja keloearkan saja poenja delapan telor bebek. Meliat ini semoea, roepanja itoe serdadoe Djepang achirnja mengerti djoega maksoed saja.
Ia bikin gerakan dengen tangan boeat persilahkan saja ketemoe itoe kapten. Tetapi lebih dahoeloe tangannja tjepat bagai kilat menjambar satoe boetir telor jang ia kasih masoek dalem sakoe tjelananja.(kapan soedah dibilang waktoe baroe datang memang saoedara toea kita selaloe kroetjoekan peroetnja).
Selagi bertindak dimana itoe kapten berada, saja berpapasan dengen laen pengawal. Ia minta liat apa jang saja bawa. Satoe gerakan tjepat bikin persedian tjontoh telor saja tinggal anam bidji. Kawanja laen dateng dan zonder bilang apa2 lagi telor sajapoen masoek dalem kantong tjelananja. Dengen bawa 5 telor achirnja saja bisa ketemoe dan bitjara sama itoe kapten, jang bilang sekarang ia tida poenja kekoeasaan apa2 lagi. Paling baek saja ketemoe sadja sama opsir Djepang jang bersangkoetan.
Waktoe hendak berlaloe, dari djoeroesan kiri ada mendatengin laen pengawal jang kali ini angkat 2 bidji telor sekaligoes. Ketika soedah hendak kaloear dari roewangan itoe, laen pangawal datang samperin sembari tjengar-tjengir hingga giginja jang besar tida rata bikin ia mirip sama boeti tjakil, diliat dari soedoet moeloetnja sadja. Sisah 3 bidji telor saja beriken padanja seraja bilang "iki wis badoken".
Ia terima dan masih bilang "arigato" lagi. Saja oeroeng djadi leveransir telor bebek....!
--------$$$------------
Ia lagi berperang hadepin moesoeh diloear. Hingga ia tida maoe diretjokin oleh segala keroesoehan dan kekaloetan di belakangnja. Maka itoe hoekoeman2 jang diberiken tjoekoep heibat hingga bikin pendoedoek mendjadi djinak dan bersikap masa bodoh. Tjopet, hilang djeridji; merampok, mentjoeri, tangan koetoeng. Belon siksaan2 jang loear biasa kedjamnja, seperti di listrik, di pompa aer, digantoeng dengen kepala dibawah, dirangket, ditendang, dibanting, dll, dll. Maka itoe, bila beroeroesan atawa berdekatan sadja sama si kate kadang2 bisa bikin boeloe badan berdiri. Ia meroepaken tempat angker jang bisa bergerak sendiri. Djangan ditanja ia poenja Kempetai, polisi militer!
Oeraian sepintas laloe ini ada perloe diberiken agar pembatja zaman sekarang bisa mengerti kenapa sikap kita oemoemnja begitoe takoet pada si kate.
Boeat loekisken rasa takoet itoe saja hendak toetoerken kedjadian ini. Di djalan Kotalama ada roemah perkoempoelan Ang Hien Hoo, jang aslinja didiriken oentoek oeroes soal kematian dan pengoeboeran anggota2, sampe peti matipoen dibikin disana, boeat mana selaloe tersedia batang2 pohon djati jang ditoempoek sampe tinggi dipekarangan belakang toenggoe di gergadji menoeroet oekoerannja jang diperloekan. Kamoedian diroewangan belakang doea medja toesoek bolajang dapet tjoekoep perhatian dari anggota2, teroetama kalangan moeda. Tentoe sadja tarohan oewangpoen lantas mendjadi soeboer.
Pada soeatoe pagi saja ada di Ang Hien Hoo ketika saja liat ada datang tetamoe jang loear biasa. Saja tahoe, ia ada seorang Tionghoa totok, pekerdjaannja toekang goenting ramboetjang baroe sadja boeka peroesahaannja di djalan Djagalan, tida djaoeh dari djalan Kotalama. Ia beroesia sekiter 30taon.
Jang bikin ia loear biasa, jalah roman dan dandanannja. Ramboetnja digoenting pendek, aer moekanja keliatan keren, sepasang alis mata tadjam. Lebih lagi jang menarik jalah pakeannja, kemedja lengan pandjang, poetih bersih, tjelana wol biroe toea, ditahan oleh bretels jang diselempangkan diatas poendak, sepatoe mengkilap dan iapoen pake kaos kaki......! loear biasa boeat di zaman gila itoe.
Dan tjara djalannja, ia dengen tindakan perlahan-lahan moendar-mandir di Ang Hien Hoo, sebentar liar sana, sebentar liat sini, serta pandang kita seperti bajangan jang tida berharga boeat diperhatiken terlaloe lama, bikin kta ragoe2 siapa sebenarnja orang asing ini. Orang2 jang lagi toesoek bola pada riboet, bertreak , ketawa selagi mereka maen sambil bertarohan.
Sembari lewat diantara mereka, saja berbisik : "Awas itoe ada letnan Kempetai!" Bisikan ini diteroesken dari moeloet kemoeloet dan dalem tempo pendek sekali, soeasana didoea medja berobah soenji.
Permaenan djalan teroes dan pertarohan djoega, tetapi tida setjara terang2an. Malah kalaoe si "Letnan" lewat dan kebetoelan ada kawan lagi maoe toesoek bola, ia toenda dan pegang tongkatnja seraja moendoer beberapa tindak boeat kasih itoe "Letnan" liwat. Siapa bilang kita tida poenja "toto kromo"? Boen Tiong ada pengoeros Ang Hien Hoo; orangnja setengah toea dan netjis sekali. Kalaoe kekantor selaloe pake djas dan dasi. Tentoe iapoen dikasih tahoe ada "Letnan Kempetai". Karena boeroe2 ia keliatan keloear kamar dimana ia sedang bekerdja dan sembari pake djasnja saja liat ia samperin "letnan" pada siapa ia mesti mendjoera dalem sekali. Tetapi ini "letnan" ada terlaloe sombong atawa terlaloe tida tahoe adat, ia tjoema lirik Boen Tiong sebentar, kamoedian dengen kepala terangkat ia landjoetken perdjalanannja sembari gendong tangannja.
Siapa sadja jang kebentrok mata dengen ia pasti akan liat kelaen djoeroesan atawa toendoek. Begitoe besar ada rasa takoet mereka pada ini "letnan". Saja lantas pergi, koeatir tida bisa tahan lebih lama ketawa saja liat bagaimana berhasil saja djoeal si "Letnan" pada kawan2 di Ang Hien Hoo.
Saja sengadja kasih lewat doea hari tida mampir disana, biar hawa amarah redah sedikit. Toch ketika datang di hari ketiga saja disamboet gelombang makian dan tjatjian.
!!!!..."Loe ini memang paling tjilaka djadi orang....." treak mereka.
"Letnan Kempetai.........!
Ia ada singkeh toekang tjoekoer di Djagalan......!
------$$$------
6 boelan telah liwat sedari sang saoedara toea mengindjak kakinja di boemi Indonesia. Koeroes, hidjaoe, ngantoek dan letih keliatan nja diwaktoe itoe, tetapi sekarang.....!
Boendar, segar boegar, hingga soesah dibajangkan mereka inipoen bisa mati. Meliat badan mereka rasanja peloeroe akan mental sendiri. Dengen tindakan jang kedengeran srat....sret...... dan tampang moeka setengah ngantoek ia orang lewat se enaknja djoeroesan mana sadja jang hendak diambil tinggal kita jang kebagean rol boeat minggir. Dari pengalaman getir jang pernah dialamkan oleh mereka jang lagi sial, makin si Nippon keliatan ngantoek dan lesoe, makin ia berbahaja. Seperti oelar berbisa. Poera2 lijap-lijep seperti hampir mati, tetapi begitoe si bakal korban datang tjoekoep dekat laksana petir tjepetnja ia njambar serta tantjapken giginja jang berbisa.
(II)
Ketika berada di roemah orang toea saja di Kotalama. Pada soeatoe pagi masoek dipekarangan depan satoe Auto "Ford" sedan jang masih baroe. Dikemoediken oleh seorang opsir Djepang jang begitoe toeroen gapein saja seraja toeding pada auto jang di bawa.
Djaga............!
Perentah ia dan teroes mengelojor pergi. Sampe djaoeh malem ia tida moentjoel lagi. Kepaksa Auto itoe dengen koentji kontak jang masih menggelantong saja dorong masoek lebi dalem di gang.
Di esoknja sampe laroet malem djoega tida ada orang dateng. Itoe Ford masih baroe kentara soedah diserobot oleh opsir itoe dari roemahnja seorang Belanda. Dan kamoedian digeletakan sadja di roemah saja. Apa jang mesti saja bikin? Kawan2 nasehatin boeat lapor sadja di Kempetai di djalan Semeroe boeat tjegah saja terlibat didalemnja.
Begitoelah saja datang di kantor Kempetai. Diterima oleh seorang militer Djepang jang enak sadja taroh kedoea kaki jang telandjang diatas medja. Saja soedah manggoet 3x, masih sadja ia tinggal awasin seperti orang awasin kodok jang mendadak masoek roemah.
Achirnja ia bertereak dan seorang Tionghoa datang ketara ia ada djoeroe salin dari Kempetai. Padanja saja terangken semoea tentang itoe Ford jang ditaroh dipekarangan saja. Siapa jang bawa tida taoe, siapa jang poenja tida taoe. Sasoedah ditjatet roemah saja ia idzinkan saja berlaloe dengen perentah boeat toenggoe di roemah sampe ada orang dari Kempetai datang. Kapan tanja saja....?
Khurah..! membentak si Nippon seraja toeroenken kedoea kakinja dari atas medja. Saja tahoe dari pengalaman sendiri, khurah itoe berarti pergi....!
Mampoes apa tida...? membantah lebih lama berarti sedikitnja ada harapan boeat ditempeleng.
Saja poelang dengen endjot sepeda saja jang soedah rongsokan.
Saja seperti di "huis arrest; maoe pergi koeatir nanti pamili saja jang mesti hadepin itoe Ford sial.
Baroe diesok siangnja dengen Jeep dan beberapa serdadoe Kempetai satoe opsir keliatan datang. Ia preksa Autonja , kontji kontaknja dibawa dan kamoedian dengen goeratan kapoer ia toelis beberapa baris hoeroef kandji.
Siapa sadja tida boleh bawa ini ford jang soedah berada dalem tangan Kempetai. Dan ia perentah saja djaga djangan sampe toelisan itoe roesak dan hilang. Kalaoe sampe hilang, hilang djoega kepala saja, katanja sembari bikin gerakan seolah-olah leher saja jang akan digorok.
Hmm....! mentang2 menang perang..! pikir saja.
Hawa oedara di Malang ada basah teroetama diwaktoe malem. Apa saja moesti toengkoelin itoe toelisan disajap Auto dengen pegang pajoeng diatasnja? Sebage djawaban atas pertanjaan saja ini si opsir tjoema angkat poendak sadja.
Baroe diesokan harinja ini Auto tjilaka dibawa pergi.
Roepanja kota Malang ketempatan djoega sebagian dari serdadoe2 Nippon jang ditarik dari garis depan di Bataan oentoek istirahat. Mereka meroepakan kelompok jang tata-tertibnja dilonggarkan sedikit sebage timbalan boeat halnja mereka masih bisa keloear dalem keadaan hidoep dari garis perang. Haroes di akoei tata-tertib dari angkatan perangnja di garis belakang ada tjoekoep baek. Belon pernah saja dengar ada serdadoe Nippon jang meroesak dengen paksa kaoem wanita dari kalangan baek2, djoega tida dikalangan keloearga Belanda.
Jang diantara mereka jang baroe datang seolah-olah lahir kombali, ada terdapet djoega jang masoek golongan apa jang popoeler diseboet "oegal-oegalan", ah .. ini seh bisa dimengerti.
Merekapoen ada manoesia biasa seperti djoega kita diantaranja djoega ada jang oegal-oegalan ada jang masoek keloear toko boeat toeker arlodji rongsokan dengen jang baek; ada jang makan minoem dengen bajar menoeroet tarip sendiri; ada jang pesiar berdjam-djam dengen dokar dan bajar si koesir beberapa pitjis sadja atawa ada jang anggep pengoetjapan "arigato" poen soedah lebih dari tjoekoep. Ini tergantoeng dari masing2 poenja perasaan.
Saja pernah mendjadi korban dari sikap maoe menang sendiri. Saja lagi goenting ramboet di djalan pertoekangan, baroe dipapasin separoh ketika diroewangan sempit itoe (tjoema ada doea kerosi boeat goenting) ada masoek lima serdadoe Djepang jang ketara sekali tergolong pada "garis Bataan".
Mereka djoega maoe ramboetnja di millimeter. Orang jang tadinja doedoek di kerosi sebelah saja jang djoega baroe digoenting separoh bagean dan saja digoesoer pergi dan karena roewangan sempit, kapaksa kami berdoea djadi tontonan orang banjak di pinggir djalanan besar...........(rasain.....!opa baroe ditjoekoer separoh ditonton orang di djalan besar.... hehehe).
Kita jang hidoep di zaman gila-gilaan di itoe waktoe poen haroes sesoeaiken diri dengen keadaan disekeliling kita dengen djoega ikoet gila-gilaan agar djangan sampe djiwa kita terlaloe terteken danbisa mendjadi gila beneran achirnja.
Kalaoe aksinja boleh deh, kata anak Djakarta. Saja maksoedken aksi dari serdadoe jang baroe poelang dari Bataan moelailah kemenagan Dai Nippon. Badanja boelat, koeat dan pasak, betoel2 "otot kawat baloeng wesi". Roepanja seperti tida takoet mati dan tida bisa mati...! (gile nga toe..!)
Pada soeatoe hari selagi enak toesoek bola di Ang Hien Hoo dengen beberapa kawan , mendadak roewangan mendjadi penoeh dengen soeara berisik. Ternjata jang datang disana ada sembilan serdadoe Djepang. Waktoe liat tjaranja kita toesoek bola, mereka djoega maoe tjoba dan zonder toenggoe lagi, tongkat boeat toesoek bola dirampas dari tangan kita sementara jang tida kebagian ambil sadja tongkat dari rak. Dan moelailah ini poetera2 Dai Nippon maen toesoek sakenanja. Sampe ada satoe jang waktoe sodok bola dengen tongkatnja, boekan si bola jang menggeloendoeng, tetapi oedjoeng tongkatnja jang sodok laken hingga robek sampe 15 cm.
Mereka pada gelak ketawa dan berdjingkrak seolah-olah kedjadian itoe ada leloetjon jang bagoes sekali. Padahal "leloetjon" itoe jang akan bikin Boen Tiong sakit kepala berminggoe-minggoe lamanja karena di waktoe itoe laken boeat medja biljar tida moedah didapet. Dan kalaoe dapet harganja bisa bikin ramboet djadi oebanan.
Ketika itoe kawanan serdadoe hendak landjoetken toesoek bola, dari pekarangan, dimana ada ditoempoek balok2 kajoe djati, kedengeran soeara gemoeroeh jang begitoe heibat ia bikin geterannja dirasakan diroewangan dimana kita berada.
Itoe sembilan serdadoe Dai Nippon, jang barangkali diwaktoe tidoer masih mengimpi heibatnja gemoeroeh granat moesoeh di Bataan, semoea keliatan amat poetjat.
Dengen bergemetaran mereka pada djatohkan diri dan tjari perlindoengan di bawah di bawah medja biljar.
Kita tida bisa tahan boeat ketawa selagi liat bagaimana itoe djago2 berani mati pada berkoempoel dekat sekali satoe pada laennja seperti sekoempoelan anak ajam jang kelimpahan hoedjan.
Achirnja mereka tahoe apa jang sebenarnja kedjadian jang bikin mereka keliatan loentoer sepoehannja. Karena maloe barangkali, tida lama kamoedian dengen sikap kikoek diam2 mereka ngelojor keloear. Loentoer sepoeh emasnja jang keliatan tinggal tembaganja sadja.

Balik Kampoeng Halaman



INDONESIA RAYA
Kwee Thiam Tjing bertjerita
Balik ke Kampoeng Halaman
(I)
Ditaon 1940 keadaan penghidoepan di Soerabaia soedah soekar, setida-tidanja boeat saja sebage djoernalis. Ongkos penghidoepan tida tetap lagi. Boeat "toekang tjatoet" waktoe itoa ada moesim hoedjan emas. Barang ditarik dari sini dengan harga miring dan sesaat kamoedian dilempar kesana dengen harga jang loemajan lebih tinggi, sedeng djoemlah perbedaan antara harga beli dan harga djoeal dikasih masoek dalem kantongnja si toekang tjatoet jang makin lama keliatan makin padat. Dan dengen tjara begini lahirlah itoe barisan O.W. (Oorlog winst makers) alias OKB(orang kaja baroe). Mereka oemoemnja tida poenja toko dan segala pemboekoean jang vervelend, katanja Belanda; hanja moeloet pandai omong, telingga dan mata tadjem, tindakan tjepat dan perhoeboengan loewas boeat dapat tahoe dimana ada barang2 "Kangtauw", jang gampang lakoe. Dan dibelakang ia orang2 ada terdapat bekerdja toko2 besar jang mendjadi dalangnja. Dan tjaranja oentoeng digaroek, saja dapat tahoe ketika pada saja oleh beberapa kenalan ditawarin "kans" boeat geboek selagoe besi masih panas katanja. Tentoe sadja saja terima tawaran itoe dengen doea tangan terboeka. Tjoema saja kasih tahoe, saja sama sekali asing dalem pekerdjaan sematjam ini, jang oleh mereka diberi nama "makelaran", boekan toekang tjatoet. Dalem hati saja sangat bersoekoer pada mereka jang kasih saja djalan boeat dapet penghasilan tambahan. Tida tahoe mereka tjoema perloe bantoean dari "moeka baroe" soepaia bisa lebih gampang permaenan toko2 langganan diloear kota Soerabaia.
Pada soeatoe hari saja oleh toko jang mendjadi dalang diminta pergi ke Modjokerto, Madioen dan Ponorogo dengen bawa sekali tjatetan2 nama toko2 jang tadinja soedah beli banjak batoe-api keloearan Djerman. Harga asal, sebelon perang Eropa meletoes, dari batoe-api itoe ada 10 goelden per kilo dalam blik; itoe waktoe pasarannja tertjatat 40 atawa 45 goelden. Dan dengen harga ini "si tauwke-dalang" mendjoealnja pada langganannja diloear kota. Sekarang saja poenja rol sebage moeka baroe jalah datang di toko2 jang ditoendjoek menoeroet tjatetan dan poera2 tanja apa mereka ada persediaan batoe-api. Bila ada saja hendak beli seadanja persedian mereka karena hendak saja bawa ke Bali. Soerabaia kosong baroe nanti laen minggoe ada kapal masoek dan saja tida bisa toenggoe sampe begitoe lama. Harga djadi ditetepkan 50 goelden perkilo dalem blik jang tida roesak boengkoesannja, tandanja belon pernah diboeka. Saja memang bawa tjoekoep oewang , karena djoeal beli tjatoetan selamanja kontan.
Begitoe saja angkoet koerang lebi 800 blik dalem doea kali djalan di itoe hari dengen Aoeto jang memang saja bawa dari Soerabaia. Boeat kasih pindjam saja poenja moeka baroe, saja dikasih "tjetjhing" alias seriboe goelden bersih. Kawat, tilpon dan orang moelai kasih masoek Soerabaia, semoea tjari batoe-api. Dan koempoelam "tauwke-dalang" goleng kepala, kapal jang lagi ditoenggoe belon djoega tiba. Tetapi karena langganan baek jang datang, itoe dalang2 minta tempo satoe doea hari, nanti mereka tjoeba tjariken. Kawat, tilpon dan orang dari loear masoek Soerabaia lagi. Achirnja datanglah kabar girang, persedian batoe-api ada, tjoema harganja soedah 75 deket 80 goelden perkilo persedian tida banjak. Oleh toko2 di Modjokerto, Madioen dan Ponorogo, koeatir djika kehabisan persedian, itoe 800 kilo, ditambah 200 kilo lagi sebage hasil dari "setengah mati tjarinja" dimakan kombali zonder mereka sadar. Dikira bener2 dibawa kapal jang baroe masoek.
Orang bilang saja bodoh sesoedah saja tolak ketika diminta djoeal lagi moeka-baroe boeat laen matjam barang. Boekan saja tida ingin seriboe goelden atawa tjetjhing (jang sementara itoe soedah dinaekin lagi) tetapi saja anggep itoe semoea ada "je reinste verlakkery", oentoek tjoba tiroe satoe Belanda totok. Masa, satoe kali poekoel 25 reboe goelden masoek kantong! Dengen tjoema sedot dan semboer kombali barang itoe2 djoega? Bener2 `mtjay Thiekong! Tida mengenal Toehan!
Penghidoepan djalan teroes. Saja oleh Chinese Verkopers Bond (CVB) di Soerabaia, perkoempoelan Tionghoa jang kebanjakan bekerdja di toko2 impor Belanda jang besar seperti Borsumij, Hegemeyer, Deli Atjeh dan sebagenja, diminta toeroet doedoek dalem badan pengoeroes dan saja diangkat sebage sekretaris. Kendati saja belon pernah bekerdja sebage toekang djoeal barang2, toch saja anggap pekerdjaan djoernalis sebage toekang djoeal kabaran. Tentoe sadja djabatan itoe ada djabatan kehormatan, tida kasih datang barang satoe sen, mala banjak sen kita jang moesti disoembangken.
Istri saja diangkat sebage Voorzitter (ketoea) dari V.O.C.V.B (vrouwen organisatie CVB) pergerakan kaoem wanita jang oemoemnja adalah kaoem istri dari anggota lelakinja. Satoe minggoe sekali diadakan "cursus" masak soto Madoera (istri saja kelahiran Pamengkasan) does sotonja "zuiver" Madoera, Sate manis Soemenep, ikan boemboe asam manis, pojoenghai enz,enz. Djoega ia anggota EHBO, pertoeloengan pertama kalaoe ada katjilakaan. Ia dilatih di Tiong Hoa Ie Wan Kapasari. Kalaoe habis latihan di stadswacht saja biasanja samperin ia disana.
Pada satoe sore saja liat istri saja gapein saja soepaia lekas datang. Saja kira ada apa, saja lari. Sampe diroewangan dimana kaoem sister EHBO dilatih, dengen aer moeka berseri-seri....... seperti orang kena lotre sadja, istri saja oendjoeken saja satoe pengemis jang betis kaki kanan meroepaken satoe borok penoeh nanah dan darah. Dan kaki itoe jang ia sedang obatin! Saja djadi inget kombali dimana saja memangkoe djabatan pembatoe mantri di roemah sakit pendjara Kalisosok. Tetapi malem itoe toch rasanja napsoe makan djadi banjak lebi koerang, kalaoe inget si betis tadi...........brrr!
Pada soeatoe sore, sehabis latihan commandan kita , overste Jongheer Boreel kasih tahoe, dari stadswacht Malang ada dimadjoeken permintaan oentoek kader jang dengen moedah bisa menerdjemahkan perkataan2 dari bahasa Belanda ke bahasa Indonesia dari boekoe2 kader, teroetama kalaoe lagi didik rekoet stadswacht soepaia mendjadi "een jongen van stavest, van top tot teen" (disalin dengen merdeka djadi serdadoe berani madjoe pantang moendoer) dipermoelaan berdirinja stadswacht memang diambil ini ketetapan boeat bisa diterima sebage anggota orang haroes mengarti dan bisa goenakan bahasa Belanda dengen lantjar. Tetapi makin lama awan peperangan boekan tambah boejar, sebaliknja makin tebel dan makin tebel, itoe penetapan haroes mengarti dan bisa goenakan bahasa Belanda dengen lantjar di tjaboet dan diganti dengan siapa sadja is welkom! Rasanja biarpoen bisoe, asal mata tjoekoep awas boeat bisa tembak dengen djitoe, diterima djoega.
(II)
Boeat saja di Soerabaia soedah tida ada apa2 jang mengikat serta toelisan2 "godjak-gadjik hati saptoe" jang Kwee Kek Beng, hoofdredacteur Sin Po Batavia, minta saja toelis, bisa dikirim dari Malang. Disana saja ada poenja roemah sendiri, hingga soal sewa roemah di Soerabaia tida oesah djadi pikiran. Itoe waktoe soal pengoperan dan masoek roemah sewa ada gampang sekali. Perabotan kita bisa sadja dititipkan di roemah pamili. Dan begitoe kami berdoea dan satoe anak menetap di Kotalama di roemah sendiri. Soal sekolah poen tida soesah; anak saja dapet tempat di lagere school di Kotalama, does tida djaoeh dari roemah kita. Istri saja, jang di Malang ikoet djoega EHBO. Dapet "cursus" lebi djaoeh di Tiong Hoa Ia Sia, djoega disekiter roemah. Tinggal saja jang moesti pergi ke Rampang Banoel, tangsi stadswacht ketika itoe. Saja dapet soerat dari overste Boreel oentoek commandan di Malang overste Fickensher jang belakangan ini perkenalkan saja kapten Madarasz jang djadi kepala kompi kita, kapten Madarasz dalem penghidoepan partikelir ada mendjadi direktoer dari Malang Stoomtram Maatschappy, jang oleh pendoedoek setempat nama potongan MSM diartikan sebage `mbentoer soesoer mandek saking toea dan bobroknja. Ini tram hoeboengken Dampit dan Malang teroes ke Singosari dan boleh dibilang lahirnja sama dengan lahirnja abad ini.
Ongkos pindah kita pikoel sendiri; stadswacht memang tida ada fond apa2 boeat ongkos pengeloearan prive dari anggota2nja. Di Malang ongkos hidoep banjak lebi ringan dibandingken dengen di Soerabaia. Saja tetep toelis boeat Sin PO di kolom2 jang memang Kek Beng sediaken boeat saja.
Karena Malang ada banjak lebih ketjil dari Soerabaia, maka segala apa jang sedang menondjol keloear tentoe lantas tarik perhatian. Oempama stadswacht Malang poenja bagean jang diberi nama COVIM (Corps vrouwen in Mobiljsatietijd) Korp wanita dalem waktoe alat bersendjata disiapkan karena hadepin bahaja perang. Dan COVIM ini ada istimewa sekali. Boeat saja, andai kata stadswacht Malang tida poenja barang satoe poetjoek senapan, barang satoe boetir peloeroe, sebegitoe lama masih ada COVIM, saja masih aken tetep mendjadi anggotanja. Dan boeat anggota lelaki jang laen idem dito. Tjoema barangkali pernjataan mereka diberiken dengen bisik2, koeatir pihak istri mendjadi "djeloes". Kalaoe boeat pihak saja diseloeroeh doenia ini tjoema ada Ia satoe. Does soal tjinta kami ada safe. Anggota COVIM terdiri dari nona2 dan njonja kebanjakan golongan indo atawa Belanda totok. Tjara berdandan mereka betoel2 istimewa. Ada jang pake rok jang oedjoengnja djaoeh diatas loetoet; ada jang pake tjelana pendek dengen sepatoe bot jang menoetoepin seloeroeh betisnja; ada jang pake bloes seperoeh terboeka (katanja boeat ngegampangin gerak-geriknja). Bila liat mereka djika lagi berbaris boeat antree rasanja boekan liat satoe barisan dari pasoekan bersendjata jang lagi hadepin bahaja perang, tetapi mode show jang djempol. Ramboet dipiara netjis dan menarik, baoenja amat haroem, hingga kalaoe terlaloe lama berdekatan dengen mereka dan hisap itoe bebaoean teroes meneroes, rasanja seperti kita lagi mimpi berada disatoe taman bidadari dalem salah satoe tjerita dari 1001 malem. Dan tjara dandannja. Sepasang alisnja mendjelirit haloes sekali, sembabat kawanin mata dan pipi jang disapoet dengen bedak jang istimewa. Dizaman itoe belon ada mode idep tempel. Djika soedah ada seperti sekarang, rasanja tida mengherankan bila kita bisa berhadepan dengen sang bidadari jang alisnja melengkoeng keatas dan kebawah, hingga si bidji mata seperti lagi dikiterin aer mantjoer. Dan moeloet serta sepasang bibirnja jang mengioerken. Ditambah dengen doea djoemlah boekit jang...............STOP! tetapi demi ketentreman roemah tangga saja, baik pembatja sadja jang landjoetin sendiri.
COVIM oeroes dan sediaken makanan kita bila lagi dinas djaga diloear dan dalem tangsi; ada jang mendjadi ordonans boeat siapa sediaken Jeep dan sepeda motor. Dan djoega ada jang djadi sopir Auto kaoem opsir. Oempama sopir dari overste kita ada gadis COVIM jang paling tjantik dan paling menarik. Ternjata overste kita awas pemandengannja seperti memang lajaknja seorang commandan. Saja pernah tanja kepada kapten Madarasz apa sekiranja boleh kalaoe saja minta oper dari "gewer dragende" (jang bawa kaen lap). Bermoela ia tida mengarti. Poetslap dragende? Kata ia dengen tampang moeka jang meroepakan tanda tanja besar. Saja ingin djadi kernet dari overste poenja Auto, terangkan saja. Ia ketawa dan djawab, kalaoe pekerdjaan itoe, ia sendiri djoega maoe.
Tetapi COVIM ini, hilang tampa bekas, mala diwaktoe paling belakangan sebelon tanggal 8 Maret 1942 kita soedah tida ada jang sediakan makanan lagi. Itoe bisa dimengerti dan masoek akal. Djangan lagi kaoem wanitanja, sedangken kaoem lelakinja (jang boekan golongan Inlander dan Vreemde Oosterling) djoega soedah tida keliatan poetjoek hidoengnja lagi. Di hari pasoekan Nippon membandjiri kota Malang jang berada ditangsi bataljon 10 di Rampal Wetan, jang dirombak mendjadi tangsi stadswacht, tjoema overste van steyn van Hensbroeck, penganti dari overste Fickensher, sebage opsir satoe2nja jang terima kedatengannja si soedara toea. Satoe minggoe sebelonnja kapten Madarasz pernah tanja pada saja dan kawan2 laen bersedia diadjak tjetoesken perang Gerilja? Mereka sekarang niat moendoer dan tjari pangkalan dipegoenoengan Semeroe. Saja djawab pertjoema boeat tjari obat jang si sakit jang peti matinja soedah disiapken di roemah. Dan bener djoega beberapa hari sadja sesoedahnja Djepang doedoekin Malang. Dari djoeroesan Dampit saja liat beberapa prahoto Belanda jang ditangkap. Diantaranja saja liat djoega bekas kapen saja. (TAMAT)

Tuesday, November 22, 2005

Sang Petroek Inkang Dados Ratoe


INDONESIA RAYA
Kwee Thiam Tjing bertjerita
Sang Petroek Inkang Dados Ratoe
Dilain bagean dari penoetoeran tentang datengnja saoedara toewa di Malang pada tanggal 8 Maret 1942 soedah dibilang jang hari itoe ada hari djempol. Karena dimana-mana kita ketemoe si kate, pasti djempol jang diadjoeken keatas. Tetapi anggepan tentang ke djempolan Djepang tida terlaloe lama. Waktoe baroe dateng, Nippon siarken sirkoeler didalem mana dibilang, bahwa bangsa Djepang adalah pemimpin, pelindoeng Asia, ja moengkin djoega. Tetapi kalaoe dikataken tjahaja Asia, itoelah pasti, sama pastinja seperti Mata-hari terbiet tiap pagi.
Serdadoe2 Djepang keliatan koeroes, kempot dan kebiroean warna koelitnja. Tetapi soedah lewat tiga ampat boelam, toeboehnja mendjadi singset, soeboer dan warna koelitnja semoe kemerah-merahan, saking sehat dan makmoer badanja. Tinggal kita jang mendjadi koeroes kering karena tiap doea minggoe sekali baroe boelh beli toelangan 15 sen. Semoea daging haroes disediaken boeat Dai Nippon, saoedara toea kita. Masih oentoeng roepanja daging kambing tida begitoe soeka.
Dari tangsi achirnja saja sampe di roemah, sesoedah ganti pakean saja keloear lagi menoedjoe aloen-aloen jang pasti mendjadi poesat dari gerak-gerik pengoeasa baroe. Disana saja liat soedah banjak sekali berkoempoel serdadoe Djepang jang pada boeka badjoe seragamnja jang keliatan soedah mesoem dan banjak tambalan. Katanja pakean seragam begitoe ada pengasih dari Mikado, djadi haroes didjoendjoeng setinggi2nja. Mereka ada jang doedoek atawa berdiri kiterin potji nasinja jang digantoeng diatas api, persis seperti pandoe kalaoe piknik. Djoega pekarangan roemah residen Malang penoeh dengen serdadoe2 begitoe. Dari mana dapet kajoe bakar ? oh, itoe gampang sadja. Segala pagar, kerosi, medja, pintoe djendela apa sadja jang dibikin dari kajoe toch dengen moedah bisa digoenaken, boekan? Saja liat bagaimana dari kantor resident Malang jang terletak disebelah gedongnja, diangkoet keloear kertas2 dan boekoe2 oentoek digoenaken boeat soeloet toempoekan pitjahan kerosi, medja, djendela dari roemah Resident, ini enaknja kalaoe kita lagi menang perang keadaan begitoe berdjalan ampe djaoeh malem.
Diesok paginja itoe serdadoe2 tida keliatan lagi, setahoe mereka ditempatkan dimana. Sebaliknja djalanan2 banjak sekali kita tampak serdadoe2 Djepang jang mondar mandir masoek keloear toko, persis djika kita datang disoeatoe kota jang asing bagi kita. Haroes diakoei disiplin mereka tjoekoep bagoes, dalem arti tida ada jang berani ganggoe pendoedoek poenja roemah-tangga. Tetapi serobotannja lihai djoega!
Atjapkali kita bisa ketemoe serdadoe Djepang jang lengan tangannja (kadang2 kiri kanan) dihiasin dengen tida koerang tiga, ampat sampe lima arlodji tangan. Mereka tida tjoeri , tida nodong hanja tjoema toekerken arlodji ia orang dengen arlodji jang masih bagoes. Seperti jang pernah dialamken oleh sobat saja pemilik toko “Juweiler Tan” di Kajoetangan. Ia memang dagang arlodji, barang perhiasan emas dan sebagenja. Waktoe Dai Nippon dateng, ia pikir ada baiknja djoega samboet kedatengan soedara toewa tadi dengen pamerken berbagai-bagai arlodji jang terkenal merek dan kwalitetnja. Siapa tahoe mereka djoega djadi pembeli. Apa maoe segrombolan serdadoe Djepang dateng di sana. Liat ada begitoe banjak arlodji jang bagoes, dengen ketawa ia orang pada lolosken arlodjinja jang rongsokan oentoek ditoeker dengen arlodji2 jang dipamerken itoe. Dan boekan tjoema satoe lawan satoe sadja, tetapi kadang2 diambil djoega sekaligoes doea tiga bidji oentoek ditoeker dengen satoe bidji. Bisa dimengerti esok paginja toko “Juweiler Tan” boeka dengen tjoema dasarken itoe sekompoelan arlodji rongsokan, bekas penoekeran kemaoean satoe fihak sadja.
Dihari2 pertama serdadoe Nippon, keliatan selaloe dikeroeboetin oleh katjoeng2 itoe, tetapi kamoedian kalaoe nampak serdadoe Djepang dari djarak djaoeh sadja, djoesteroe mereka jang lari sipat koeping seperti djoega berpapasan dengen demit. Sebab ternjata sang soedara toewa tjoema dengen njengar-njengir bisa main ambil rokok2 jang disoeka dan sasoedah manggoet dan oetjapken “arigato” mereka ngelojor pergi. Atawa paling bagoes ia orang berikan satoe doewa pitjis oewang logam Djepang.
Pasar Malang jang terletak ditengah-tengah Petjinan, djoega bermoela penoeh dengen pendjoeal2 jang keliatan riang gembira. Siapa orang jang djoega tida aken menjadi girang kalaoe achir-achirnja bisa brdjoempa poela saoedara toewa jang tertjinta dengen siapa tadinja kita soedah terpisah sampe ratoesan taon lamanja. Ini semoea menoeroet sirkoeler Djepang jang mengambarken pasal peranannja sebage pelindoeng, pemimpin dan tjahaja Asia.
Tjoema sajang, seperti djoega dengen pedagang2 rokok, poen di pasar Malang rasa tjinta persoedaraan itoe lekas mendjadi loentoer, apa jang ketinggalan jalah rasa mendongkol, marah bertjampoer geli hati.
Satoe prahoto Djepang keliatan dateng, berenti didekat seorang madoera pendjoeal ajam. Dengen aer moeka jang berseri-seri ini poetera madoera oendjoeken iapoenja doea kerandjang boender dari oekoeran besar, penoeh dengen ajam dan djago. Si serdadoe Djepang liat sebentar itoe doea kerandjang, kamoedian dengen gerakan tangan dan “hahoe.......hahoe.......(sematjam bahasa pengantar bikina sendiri kalaoe hendak bertjakap dengen kita) ia toeding itoe doea kerandjang, kamoedian toeding ke prahoto. Gerakan tangan dan bahasa sependek ini soedah tjoekoep djelas bagi sitoekang pendjoeal ajam.
Dengen tereakan girang ia minta beberapa sobatnja tolong naekin doea kerandjang dengen isinja jang ditinggal tjoema pikoelannja sadja, dengen diisi oleh lain2 barang lekas djoega prahoto jang besar itoe djadi penoeh . Toekang2 djoeal brikoet si pedagang ajam menanti dengen penoeh pengharepan sa`at penerimaan oewang boeat pendjoealan barang dagangannja.
Sasoedah semoea serdadoe Djepang naek diatas prahoto. serdadoe jang doedoek disebelah sopir dan jang roepanja mendjadi kepala “corvee” achirnja kasi keloear dari kantong tjelananja sedjoemlah oewang kertas Djepang. Ia pilih2 dan achirnja tarik keloear satoe lembar dari......... satoe roepiah Djepang. Ini oewang diberiken pada sitoekang djoeal ajam. Karena moenkin dengen pertimbangan ia itoe beriken paling banjak oentoek keperloean dari Dai Nippon. Dan sasoedah ia manggoet satoe kali, ia lontjat naek ketempat doedoeknja dan prahoto itoe bergerak.
Tinggal sipedagang2 pada “ngaplo” menoeroet istilah djawa timoer. Teroetama itoe poetera madoera. Ia seperti orang kesima pada boelak-balik oewang pemberian soedara toewa. Achirnja otaknja bisa djoega terima gambar kenjata`an doewa kerandjang penoeh ajam ditoekar dengen selembar oewang kertas dari satoe roepiah ditjap oleh Dai Nippon lagi! Reaksinja heibat djoega. Dari moeloetnja melontjoer segala maki-makian dalem bahasa Madoera jang biasa terdapat di antara Kamal dan Kalianget. Esok harinja dan boleh dibilang ampe satoe minggoe lamanja pasar Malang mendjadi sepi sekali. (TAMAT)

Oegal-Oegalan (TAMAT

INDONESIA RAYA
Kwee Thiam Tjing bertjerita
Oegal – Oegalan
(I)
Kalaoe menoeroet istilah Soerabaia adegan oegal-oegalan dimaksoedken kekanak-kanakan, anak2 tanggoeng jang berangkat besar tetapi jang masih lama sabeloem bisa dibilang masoek dewasa. Dalem bahasa Belanda “Kwajongens steken uithalen”, oegal-oegalan kata orang Soerabaia, anak2 dalem oesia belasan taon kadang2 memang kenakalannja hampir meliwatin bates, inipoen bisa dimengerti karena dalem kaadaan djiwa begitoe, oemoemnja mereka tersoeroeng oleh kainginan oendjoeken keoenggoelannja terhadep kawan2 jang lain. Tjoema sajangnja, kaoenggoelan boekan dibangkoe sekolah, tetapi disepandjang djalanan oemoem, teroetama diwaktoe malem.
Saja sendiri diwaktoe malem sehabis nonton selagi poelang dengen kawan2 sering maen sambitin genteng roemah2 jang besar dan poenja pekarangan loewas. Tjoema ingin oedji siapa diantara kita jang bisa lempar batoe paling djaoeh. Hal banjak gentang2 pada pitjah dan penghoeni kaget boekan kepalang, ini ada oeroesan mereka sendiri boekan ? atawa kita pada nonton bioscoop dengen masing2 soedah bawa persediaan tjoekoep barang2 dari “toko Hientjret” jang djoeal delem boengkoesan ketjil sematjam obat boeboek jang bisa bikin orang gatelan setengah mati; atawa “stinkbom”, satoe mertjoen banting ketjil, tetapi begitoe meledak timboelken bebaoean jang batjin sekali hingga orang moentah2 di tempat itoe djoega.
Kita ambil tempat doedoek dikelas atas, lebi disoeka dibawah kipas angin listrik, bila pelem soedah moelai dipoetar kita keloearken boengkoesan obat gatel itoe dan pegang boengkoesannja jang soedah diboeka di depan kipas angin. Tanggoeng obat boeboeknja bisa di bawa oleh angin sampe djaoeh djatoh didepan dan disegala djoeroesan menoeroet menioepnja angin dari kipas listrik itoe.
Saja liat satoe njonja Belanda jang soedah toea keloear dan pergi kebawah lentera boglamp. Saja ikoetin ia dari belakang dan kamoedian mendekatin itoe njonja boeat poera2 tanja apa jang ia lagi tjari.
Adoeh....! jij moet zien toch! Die kwanjongens alweer! Kata ia sembari tjaboetin boeloe2 obat gatel jang dengen tegas bisa diliat lagi berdiri dikoelitnja.
----$$$-----
Di djalan Kotalama disalah satoe roemah bergandengan enam ada tinggal seorang Tionghoa jang soedah toea oesianja. Tetapi bengisnja boekan maen. Bila ia doedoek diserambi depan roemahnja, jang langsoeng menghadep ke djalan besar, does zonder poenja perkarangan apa2, dan kita kebetoelan liwat dan betjanda dengen teman2 sendir, ini empek bentak2 soeroeh kita toeteop moeloet; tida boleh berisik didepan roemahnja.
Kalaoe soedah liwat sedikit djaoeh, kita berenti dan atjoengken kepelan kita ke djoeroesan nja. Gelak ketawa samboet aksinja si toea bangka jang antjam kita dengen tongkatnja serta moeloetnja tida berenti-berenti memaki kita sebage “anak kampoengan jang tida tahoe adat, jang besok kalaoe soedah besar, pasti akan mati di tiang penggantoengan” dan laen2 doa selamat lagi.
Ini `mpek roepanja gemar sekali sam kembang dan tetaneman. Roewangan depannja penoeh dengen pot2 tanah; ada jang besar, ada jang ketjil.
Saja adjak kawan2 jang tinggal di kotalama djoega, boeat berkoempoel pada djam 5 pagi didepan roemahnja si bengis. Dan begitoe kita kamoedian dengen hati2, soepaia tida kedengeran dari dalem, pada djedjer dan toempoek itoe segala pot didepan pintoe jang masih ditoetoep; kalaoe djendela tida perloe; tinggi tjoekoep boeat si `mpek ambil djalan dari sana boeat kaloear. Sesoedah rampoeng toempoek segala pot sampe mendjadi soesoenan tinggi, kita pada toenggoe dengen doedoek dipinggir seberang djalanan.
Pada kira2 djam 6 kita denger soeara kelotakan, padanja pintoe jang akan diboeka, tetapi tentoe sadja sia2. Kamoedian djendela diboeka , baroe keliatan si `mpek melongok kekiri kekanan dan achirnja tahoe jang pintoe tida bisa diboeka karena terhalang oleh toempoekan pot2. roewangan depannja bersih, tida katinggalan barang satoe bidji.
Makian2 jang dihamboerken dari moeloet si `mpek tida kalah derasnja dengen lahar jang dimoetahken oleh goenoeng Keloed. Kita sendiri tida bilang apa2, poen tida ketawa, tjoema liatin adja aksinja si `mpek seperti lagi nonton bioscoop. Sampe achirnja salah satoe boedjang keloear via djendela dan moelai singkirken itoe segala pot. Baroe dengen tenang kita pergi sesoedah lebi dahoeloe mendjoera tiga kali dihadepan si `mpek jang keliatan boewas sekali!
(Adoeh-adoeh......opa Kwee bandelnja.........)
Tetapi baek saja tida landjoetken penoetoeran pasal oegal-oegalan sematjam ini lebih landjoet, karena boekan maksoed saja oentoek kasih “koeliah” pada anak2 kita tjara bagaimana anak2 dahoeloe poenja oegal-oegalan.
----$$$----
Akan balik pada maksoed saja jang sabermoela. Ja itoe penoetoeran pasal tjara oegal-oegalan nja orang2 jang soedah tida bisa digolongken pada anak2 lagi. Di taon 1925 saja toelis di “Soeara Poeblik” pasal nona Tionghoa jang moelai hoendjak aliran modernisatie via segala cream, bedak dan setahoe apa lagi.
Diwaktoe itoe belon ada model boeloe mata tempelan. Boeat ambil gampangnja saja djoeloekin model saja dengen nama Bertha Oei. Saja pilih ini nama tjoema begitoe sadja, zonder poenja maksoed tertentoe.
Apa maoe, di esok paginja saja terima tilpon dari seorang jang beri nama “Toean Oei, pegawai tinggi gemeente Soerabaia”. Ini siangsing tinggal di Van Deventerlaan (sekarang gentang besar) jang mendjadi ajah dari si Bertha Oei dalem toelisan saja. Sekarang toean Oei ingin tanja, kenapa Soeara Poeblik berani toelis tentang gadisnja, Bertha.
Saja terangken pemilihan nama Bertha Oei tjoema kebetoelan sadja, sama sekali tida ada hoeboengannja dengen gadis Toean Oei, jang kita tida kenal, seperti djoega toean Oei sendiri jang masih asing bagi kita. Tetapi soepaia mendjadi lebih memoeasken berdoea pihak, saja djandji aken dateng di roemahnja diantara 3 sampe 4 sore. Begitoelah pembitjaraan dengen tilpon ditoetoep.
Koen Hian poen njataken maoe ikoet pergi, ingin tahoe bagaimana matjamnja ini Oei siansing jang bermoela bitjara di tilpon soedah moelai dengen bilang : “Meneer Oei, hooggeplaatst ambtenaar van de Gemeente Soerabaia”, Toean Oei, pegawai tinggi gemeente Soerabaia.
Kalaoe pembatja terima tilpon begitoe tentoe reaksinja akan sama seperti kita poenja. Ingin liat matjamnja si Oei siansing, pegawai tinggi gemeente Soerabaia, atawa petigesoe kalaoe menoeroet tjara sekarang.
(II)
Begitoelah deket djam 3 lohor kita panggil kosongan (kereta mylord jang ditarik oleh doea koeda seperti jang waktoe itoe banjak di Soerabaia) dan berangkatlah keroemahnja Oei siansing petigesoe. Ketika liat kita dateng, Oei siansing, jang tadinja pake pijama dan doedoek diserambi depan, boeroe2 samperin kita dan silahken kita doedoek doeloe. Ia kamoedian minta permisi toeker pakean.
Kadatengan kita tentoe saja pake djas “geblkan” (terboeka) dengen dasi dan topi sekali, jalah Borsanilo saja jang kamoedian ikoet hanter saja dalem perdjalanan teboes dosa di pendjara Tjipinang via idem Djokja dan idem Tjirebon. Tida lama kita doedoek djongosnja Oei siangsing kaloear dengen bawa baki-baki gelas minoem dan satoe stopples tinggi, di-isi padet dengen sigaret Clysma dan Maspero, doea matjam sigaret Egypte jang terkenal di masa itoe dan harganjapoen mahal djoega, 3 goelden per blik isi 10 batang.
Sasoedah djongos masoek, Koen Hian dan saja boeroe2 gasak itoe Clysma dan Maspero jang dikasih masoek dalem kantong djas, hingga sampe katinggalan tjoema seporoh stopples. Kamoedian Koen Hian dan saja pada doedoek diam seperti tida ada kadjadian apa2.
Oei siansing moentjoel dengen djoega pake djas boeka komplit dengen dasinja. Dengen ramah tamah dan manis boedi ia silahken kita minoem. Kamoedian ia angkat itoe stopples, boeka toetoepnja dan silahken kita ambil sigaret.
Tetapi pembatja boleh pertjaja jang Koen Hian dan saja haroes goenakan antero kamaoean kita boeat tindas napsoe ketawa dan tarik moeka biasa. Dan boeat itoe memang meminta will power jang loear biasa kalaoe liat tampang moekanja si Oei siansing.
Ia seperti orang ragoe2, siapa jang bisa dipertjaja, apa si djongos jang pandjang tangannja. Kalaoe tetamoenja masa ja......?. Mereka ada redactoer dari soerat kabar, penjaran dan pembimbing pikiran dan aliran masjarakat; orangnja pantas, sopan dan terhormat. Tetapi rasa ragoe2 masih tetep ada dikandoeng olej si Oei siansing, selagi saja terangken padanja asal moelanja toelisan saja dengen goenakan itoe nama Bertha Oei.
Dengen penoeh paerhatian ia dengerkan keterangan saja tetapi toch rasa ragoe2nja masih tetep ada. Pandangan matanja kadang2 dari stopples lari ke djoeroesan bawah medja, seolah-olah ia harap achirnja bertemoe banjak sigaret jang hilang dengen gaib, ternjata datoh di djoebin. Atawa dari stopples rokok pandangannja ditoedjoekan pada si djongos jang keloear lagi boeat bawa limoen baroe. Tetapi dari sorot mata dan aer moeka kentara betoel belon pernah ia sangsiken tetamoe2nja jang toch tergolong orang-orang terkemoeka dalem pers, sopan, terpeladjar dan terhormat....!.
Achirnja kita orang berpisahan dengen beriken rasa poewas pada Oei siangsing mengenakan poetrinja, si Bertha. Tetapi belon poewas dalem hal hilangnja Clysma dan Maspero sampe setengah stopples, seperti jang bisa kita liat ketika dalem “kosongan” kita berpaling kebelakang lagi dan saksiken bagaimana Oei siansing, pegawai tinggi gemeente Soerabaia, masih berdebat dengen djongosnja sembari garoek2 kepalanja.
Ketika “kosongan” achirnja membiloek kekanan, ke djoeroesan Gemblongan, baroe Koen Hian dan saja berani ketawa bergelak-gelak dan terpingkal-pingkal sampe si koesir berentiken koedanja boeat tanja, kita hendak kemana? Inilah namanja oegal-oegalan jang semestinja soedah tida dilakoeken lagi oleh kita, jang kendati soedah dewasa toch “`ndah bisa gerajangi djitoknja” kata orang Soerabaia.
Sebenernja, baik Koen Hian maoepoen saja, kita berdoea sedari doeloe soedah sehidoep semati dengen djanda van Nelle (jang keloearken tembako shag van Nelle jang terkenal; ini pendjelasan boeat tjegah salah mengarti). Sigaret Clysma dan Maspero terlaloe enteng boeat kita. Kalaoe toch kantong kita berdoea penoeh dengen sigaret terseboet, ini meloeloe disebabkan karena hendak oegal-oegalan sadja.
Pada soeatoe hari pengoeroes Tionghoa SiangHwee Soerabaia (perserikatan perdagangan) minta saja datang di gedong SiangHwee di Tjantian oentoek toeroet badan pengoeroes samboet kedatengannja oetoesan2 SiangHwee dari Shanghai dan Hongkong jang dateng di Soerabaia dengen dihantar oleh wakil SiangHwee Batavia.
Djam pertemoean ditetepken djam 8 malem dan tepat pada itoe djam djoega mereka pada datang dengen menoempang beberapa mobil, kedatengan oetoesan2 dari Shanghai dan Hongkong moengkin bisa membawa kaoentoengan delem perdagangan mereka, maka bisa dimengerti wakil2 SiangHwee disebrang laoetan dengen tjara jang meriah sekali.
Sasoedah penjamboetan diroewang depan selesai, kami semoea ambil tempat doedoek di roewangan persidangan disebelah dalem. Saja doedoek disebelah kanan dari wakil ShiangHwee “kalapa” (Batavia seperti jang biasa dioetjapkan oleh orang Tionghoa jang masih ingat pada Soenda Kalapa, nama doeloe jang diberiken pada Djajakarta alias Batavia).
Orangnja tinggi besar, pake stelan “dongkerblauw”. Jang bikin saja rada mendongkol (mangkel kata arek sorobojo) jalah sikap jang angkoeh dan sombong seolah-olah kota Soerabaia boeat ia tjoema beroepa lapangan roempoet sadja. Sikap begitoe saja balas dengen anggap si dongkerblauw sebage sematjam bajangan jang tida perloe banjak digoebris.
Djoega dalem pertjakapan si dongkerblauw dan saja ibarat aer dan minjak, ia meloeloe goenaken bahasa mandarin dan saja memang `mtjay tedji poen tida kenal barang satoe hoeroef Tionghoa. katjoeali satoe , doea dan tiga jang saja kenal, ja itoe strip satoe berarti satoe, doea strip disoesoen, doea dan soesoen tiga strip ada tiga, kalaoe jang empat djangan tanja. Boeat imbangin tjaranja ia doedoek di kerosinja, saja poen senderkan belakang saja dikerosi serta jang doea tangan ditaroh diatas lengan seolah-olah aksinja-aksinja “radja Tartaar” dari pertoendjoekan stamboel koeno.
(III)
Si dongkerblauw keloearken sebatang rokok tjeroetoe jang besar oekoerannja, zonder tawarkan itoe pada di kiri kanannja. Soedah dibilang sombongnja boekan maen! Dengen pisaoe lipat ketjil ia dengen hati2 potong oedjoeng dibagean jang akan di hisap, kamoedian soeloet dan moelailah toean besar mengeboel. Tetapi baroe sadja ia sedot tjeroetoenja, namanja dipanggil. Artinja si dongkerblauw di oendang boeat angkat bitjara. Ia taroh tjeroetoenja di pinggir medja disebelah saja, kamoedian berdiri dan moelai berpidato.
Apa, saja tida tahoe dan djoega tida ada perhatian sama sekali boeat apa jang dioetaraken dalem bahasa jang saja toch tida paham. Semoea mata di oendjoeken pada si dongkerblauw jang haroes diakoei lantjar pidatonja dengen diselingin oleh mendjogetnja ia poenja kedoea tangan jang sebentar diatjoengken kedepan, keatas atawa dikepal.
Tetapi tangan kiri saja tida kalam tjepatnja bergerak djeridji djambret si tjeroetoe di bawah medja, dioper pada djeridji teloendjoek dan djeridji tengah dari tangan kanan dan sesaat lagi moentjoelah si tjeroetoe di hadepan oemoem. Dengen lagak seperti tjoema tjeroetoe sadja jang saja bisa hisap, saja moelai keboelken asapnja ke segala djoeroesan, djoega ke djoeroesannja si dongkerblauw, jang masih mendjoget ketek ogleng di pinggir medja.
Achirnja ia habis berpidato jang dapet samboetan tepok tangan jang rioeh sekali, djoega dari saja jang toeroet bertepok tangan selagi bibir tjangkeram oedjoeng si tjeroetoe jang kepaksa di gigit djoega karena berat rasanja. Tida koeat kalaoe mengandalkan pada djepitan bibir meloeloe.
Begitoelah si dongkerblauw doedoek lagi. Tetapi ia tida berani tanja apa2 pada saja jang dengen enak senderkan belakang saja di kerosi sembari toendjoeken mata saja ke orang ramai dan kadang2 pasang omong djoega dengen orang disebelah kanan saja. Si dongkerblauw keliatan melirik ke bawah medja tetapi tjeroetoenja masih tetep invisible, hilang moesnah tampa bekas. Satoe waktoe roepanja ia penasaran hingga ia tarik moendoer kerosinja boeat liat kebawah. Hasilnja tetep satoe nol. Boeat toedoeh saja ia tentoe tida ada alesan. Masa satoe “Taypiauw”, satoe wakil maoe sedot iapoenja tjeroetoe bekas dihisap? Toch boekan tjoema ia sendiri jang hisap tjeroetoe ?.
Tida lama kamoedian persidangan ditoetoep dan kita moelai berpentjaran. Begitoe saja dapat ketika saja lempar si tjeroetoe tjilaka kedalem selokan. Moeloet dirasakan panas dan paitnja boekan maen.
Dan inilah oegal-oegalan jang seharoenja saja tida lakoeken lagi. Tetapi apa boleh boeat. Saking inginja hadjar adat sedikit pada si dongkerblauw!
-------$$$-----
Satoe minggoe lamanja saja liwatkan tjoeti saja di Malang, kamoedian balik lagi ke Soerabaia ke roemah pondokan saja. Waktoe itoe saja masih boedjang. Sorenja saja keloear lagi boeat ke Koen Hian jang saja tahoe ada tinggal di Vardon park, Kalisari. Di park terseboet memang terdapat sekoempoelan roemah2 tinggal jang besar dan semoea berada dalem satoe park milik seorang Jahoedi bernama Vardon. Maka djoega diberi nama Vardon park jang dikelilingin tembok tinggi. Tjoema bagian jang mendjoeroes ke Kalisari ada terdapet pintoe roedji jang teroes tinggal terboeka.
Sesampenja, disana dan selagi hendak ke roemah Koen Hian, saja berpapasan dengen seorang jang ketara sekali ada seorang Jahoedi. Ini mesti si Vardon jang saja sendiri belon kenal.
Ia tanja saja tjari siapa dan ketika saja bilang Koen Hian, mendadak aer moekanja si Jahoedi berobah. Ia pegang lengan kanan saja dan tjoba tarik. Dengen bikin gerakan mendadak, saja lepasken pegangannja dan bilang pada si Jahoedi, saja tida bisa boeat maen di gelendeng oleh siapapoen djoega.
Ternjata jang ia itoe benar ada Vardon, tetapi saja tida ambil pedoeli. Ia boleh 10x Vardon dan 10x memiliki ini roemah2, tetapi ia tida berhak maen pegang lengan orang seolah-olah datang saja sebage satoe pentjoeri. Dapat dampratan begitoe ia berobah mendjadi sedikit djinak, tetapi nada marah ia kata:
“Koen Hian,......... Koen Hian......” itoe redaktoer tai! Mari toean ikoet, saja kasih tahoe.
.......Redaktoer tai......!”
karena mendjadi ingin tahoe, maka saja ikoet si Vardon. Ia poenja orang agak pendek tetapi gemoek, hingga ketika bertindak tjepat, dari belakang bokongnja keliatan mental-mentoel ke kiri ke keana; hampir2 saja ingin beriken tendangan jang keras.
Redaktoer tai.....! pasti Koen Hian ada lakoeken apa2 hingga si Vardon sampe mendjadi begitoe kalap. Sampe di roemah jang memang saja soedah kenal, ternjata itoe roemah soedah kosong. Vardon adjak saja masoek, dan boleh dibilang di tiap kamar, sama sekali ada lima, di roewangan deepan dalem dan belakang, di tiap pintoe dan djendela, malah djoega di tembok2 Vardon toeding dimana tadinja ada terdapat..........tai manoesia, toean! Tai manoesia, tjoba toean pikir......! redaktoer......tai....!.
Pasti kamoe berboeat apa2 terhadep ia, kata saja...
Koen Hian saja kenal baek, kalaoe boekan kamoe jang moelai dahoeloe Koen Hian tida akan berlakoe begitoe.....”
“Itoe redaktoer tai bilang saja terlaloe sering datang menagih sewa oewang, terlaloe tjerewet ini tida boleh, itoe tida boleh......!.. menerangkan Vardon.
Kalaoe begitoe ada sebabnja sampe Koen Hian berlakoe begitoe. Biarpoen roemah ini milikmoe, satoe kali dikasih sewa, kamoe ada orang asing di roemah ini,....mengarti...! awas sama Koen Hian kamoe djangan gegabah laen kali boekan roemah ini jang dilaboer tai, tetapi kepalamoe sendiri...!
Dengen berkata begitoe saja tinggalken si Vardon dengen pikirannja. Ia awasin saja dengen moeloet terboeka; maoe bertindak ia koeatir djoega liat sikap saja. Ia pikir ini orang potongan toekang maen tojor, seperti si redaktoer tai.
Tjoema jang saja tida mengarti dari mana Koen Hian bisa koempoelken begitoe banjak kotoran manoesia sampe bisa laboer djoebin, djendela dan pintoe malah tembok sekalipoen.
Ketika achirnja saja ketemoe Koen Hian di roemah baroe di djalan Kemoening, dengen ketawa ia toetoerken sengadja ia laboer roemah si Vardon dengen barang istimewa itoe boeat kasih hadjar adat sedikit pada si Jahoedi jang tida tahoe atoeran. Masa, menagih pagi gagal siangnja dateng gagal sorenja moentjoel, malah pernah kadjadian di malem hari. Tida pedoeli ada tetamoe atawa tida dan tjerewetnja boekan maen. Tanam ini tida boleh, potong itoe tida boleh. Semoea haroes “report” lebi dahoeloe. (TAMAT)

Bahasa Bogem Mentah (VI- TAMAT)

(VI)
Ketika poetri Joeliana menikah dengen pangeran Bernard, tentoe sadja kadjadian itoe dirajakan diseloeroeh Hindia Belanda, djoega poen di Bandoeng tida katinggalan, Hoo Hap dan Hong Gie Soen masing2 keloear dengen Barongsay, Liong dan tjengee (kereta berhias). Dalem arak-arakan ini Hoo Hap djalan didepan dengen diikoetin oleh Hong Gie Soen dibelakangnja; Hoo Hap ada golongan Oh (hitam), djadi dianggap lebi toea sedang Hong Gie Soen ada Ang (merah) jang lebi moeda. Begitoelah ita ikoet serta dalem rombongan pendoedoek laen jang merajakan perakrakan jang pandjang sekali.
Ketika Barongsay dan Liong Hoo Hap masoek dipekarangan residen dengan diikoeti oleh tiengge, Hong Gie Soen masih ada didjalanan besar, toenggoe gilirannja, djadi waktoe Barongsay dan Liong Hoo Hap keloear dari pekarangan residen dan berada didjalanan besar lagi, mereka berpapasan dengen arak-arakan Hong Gie Soen jang enak sadja maenkan Barongsay dan Liong dengen ambil tempat selebar djalanan boeat poelang. Mereka roepanja sengadja tida maoe ambil pedoeli tjara bagaimana Hoo Hap bisa poelang kalaoe selebar djalan ditoetoep.
Meliat keadaan mendjadi genting, saja koeatir bisa timboel bentrok jang memang soedah lama makin keliatan teges antara Hoo Hap dan Hong Gie Soen, sebage hasil dari.............. hasoetan si Siauw Hie.
Pembatja bisa bajangkan bagaimana waktoe itoe saja ingin sekali gebrakan dimedja masih bisa berkesoedahan dengen menggeloendoengnja kepala. Dan saja taoe kepala siapa jang akan menggeloendoeng! Tida ada laen djalan dari pada saja samperin twako, djiko dan shako Hong Gie Soen jang waktoe itoe dengen sikap menantang sengadja liatin saja Barongsay dan Liong mereka oendjoekan tari silatnja.
Sesampenja dihadepan mereka, dengen pendek saja minta diboeka djalan karena arak-arakan Hoo Hap hendak poelang. Segala resiko dan bentrok ini, Hong Gie Soen jang mesti pikoel tanggoeng djawab. Besok pagi sekiter djam 10 saja akan datang di Hong Gie Soen poenja Kongkwan (roemah perkoempoelan) di Katja2 Wetan. Saja akan datang seorang diri.
Kamoedian saja kasih tanda pada Barongsay dan Liong Hoo Hap boeat teroes djalan ditengah2. kita ingin tahoe Hong Gie Soen berani berboeat apa. Darah soedah lagi panasnja, tetapi oentoeng Hong Gie Soen achirnja mengarti djoega, orang lagi hendak poelang tida pantas ditoetoep djalannja. Dan mereka minggir boeat kasih kita liwat.
Diesok paginja djam 10 tepat saja naek loteng kongkwan Hong Gie Soen, seorang diri. Saja anggep itoe semoea sentrogantol tjoema bisa gertak, tida berani berboeat. Kedatengan saja diterima dengen baek oleh twako, djiko dan shako Hong Gie Soen dan mereka di djaga oleh itoe perkoempoelan poenja Ngo Ho (lima matjan) alias toekang poekoel, djagolah namanja!
Saja sengadja anggap mereka sebage angin. Memang begitoe kita haroes bersikap terhadep orang2 dari kwalitet tjoema begitoe saja. Saja oetaraken pendapet saja tentang perselisihan paham kemaren dan terangkan sekali keinginan dan pengharepan saja agar Hoo Hap dan Hong Gie Soen bisa saling bantoe membantoe boeat kebaekan pendoedoek oemoemnja. Djadi berdirinja doea perkoempoelan ini tida dengen pertjoema.
Sebelon saja berpamitan saja ingin hadjar mereka dengen “gertak londo”. Saja bilang, boleh djadi mereka heran kenapa saja berani datang sendirian. Boeat saja kongkwan Hong Gie Soen ada kongkwan biasa, boekan goa matjan. Dan ..........(inilah gertak londo saja), kalaoe sampe ada apa2 pada diri saja, twako, djiko dan shako, ploes itoe 5 Ngo Ho pasti akan diringkoes oleh polisi. Karena pada polisi saja soedah kasih tahoe tentang niat saja boeat koendjoengin kongkwan Hong Gie Soen. Tetapi ini tjoema gertak londo sadja. Tentoe sadja saja tida kasih tahoe polisi jang akan datang di kongkwan Hong Gie Soen, nanti polisi anggap apa tentang ini “gekke Chinees”?
Dari pertjakepan pendek di kongkwan saja bisa tarik kesimpoelan bahwa antara Hoo Hap dan Hong Gie Soen makin menroentjing, semoea disebabkan oleh si Siauw Hie jang mendjadi tjoemi2nja. Maka itoe saja ambil poetoesan akan bitjara dengen Siauw Hie dengen goenakan satoe matjam bahasa jang ia tentoe akan mengarti. Ja itoe bahasa bogem mentah!
Dan kebetoelan pada soeatoe pagi, selagi liwat di djalanan di belakang Hotel Semarang, saja berpapasan dengen si Siauw Hie jang ditemanin seorang Tionghoa jang saja tida kenal. Siauw Hie berbadan besar dan keliatan sehat sekali. Saja tahan ia dan saja tanja apa benar ia siarkan matjam2 omong kosong tentang diri saja. Bermoela ia tjoba poengkir, tetapi karena didesak, achirnja sembari peloek tangan ia dengen sikap sombong tanja: “en wat wil jij?”
Apa jang goewa maoe?.......INI....! djawab saja sembari tondjok moeloetnja dengen bogem kanan sementara bogem kiri tjari peroetnja sebage sasaran. Siauw Hie tida kira jang saja akan goenakan ini bahasa. Waktoe moekanja toendoek karena peroetnja dihamblek, bogem kanan saja hadjar ia dibagean matanja. Siauw Hie keliatan sempojongan dan ini digoenakan oleh saja boeat hadjar djidat, djanggoet, hidoeng, moeloet dan mana sadja dengen “roffel bogem kiri kanan. Achirnja ia djatoh doedoek.
Saja bilang padanja, saja bersedia boeat segala akibatnja dan kamoedian tinggalkan si koentjoek sendirian. Sobatnja soedah lama ngatjir tak tahoe kemana.
Pada djam 2 lohor dari hari itoe saja dapet panggilan dari kantor polisi dideket masdjid di Aloen-aloen. Ketika saja sampe disana, oleh inspectoer politie, jang memang saja kenal, saja dikasi tahoe Siauw Hie mengadoe jang saja poekoel ia dengen goenaken “krakeling” atawa boks beugel.
Ini ada bohong baroe, kata saja. Saja belon pernah hadjar orang dengen goenakan krakeling. Tjoba toeloeng pereksa tangan saja, nanti saja hadjar ini orang dihadepan toean. Bisa di tjotjokan apa bendjol sebesar telor ajamdi djidat akan sama besarnja atawa tida dengen jang baroe. Boekan salah saja djika ternjata bogem saja ada lebi keras dari koelitnja si semproel ada lebi lembek.
Achirnja Siauw Hie mengakoe salah soedah sengadja siarkan segala omong kosong tentang saja. Perkara djoega diachirkan sampe disini sadja. Kadang2 bogem mentah ada bahasa jang paling bisa dimengerti, teroetama oleh mereka jang berkwalitet seperti hengtee saja jang TERTJINTA. (TAMAT)

Kalaoe Semproel Djadi Ratoe

INDONESIA RAYA
Kwee Thiam Tjing bertjerita
Kalaoe Semproel Djadi Ratoe
Soedah dibilang dalem tjatetan saja doeloean, tanggal 8 Maret 1942 tentara Djepang moelai masoek dan doedoeki kota Malang. Hari itoe boleh ditjap dalem boekoe hikajat sebage hari djempol jang diatjoengken keatas, baek oleh pihak Nippon sendiri, maoepoen oleh pihak kita. Boleh dibilang Malang dibandjiri oleh tentara Djepang dari banjak pendjoeroe hingga dalem tempo tida lama ibarat kata tida bisa bertindak barang satoe djangka atawa soedah mesti kesandoeng soedara toea kita.
Saja sampe diroemah dan tentoe sadja keloearga banjak girang hati kendati poelang saja sebage petjoendang, berpijama, dan kaki ajam. Sesoedah ganti pakean saja keloear lagi. Keadaan kota masih lebi ramai dari waktoe di Malang banjak terdapat serdadoe Amerika, Ostrali, dan Inggris, sedikit waktoe sebelon Belanda tekoek loetoet, toko2 pada diboeka, toekang2 djoealan hilir moedik, katjoeng2 pendjadjah rokok pada lari sana sini. Sesampenja di Pandhoeistraat (sekarang djalan pegadean) saja nampak satoe barisan pemoeda Indonesia bawa bamboe roentjing dan bendera merah poetih. Mereka roepanja hendak toeroet merajakan djatohnja Belanda dan bangoennja Dai Nippon jang toch mendjadi soedara toewa, pemimpin, pelindoeng dan tjahaja Asia, paling tida menoeroet sirkoelernja sendiri.
Tetapi kita orang jang toeroet saksiken mendjadi sanget ketjewa ketika liat bagaimana satoe opsir Djepang jang lewat dengen Jeep serta bawa serdadoe-serdadoe bersendjata komplit, mendadak berenti dan rampas bendera jang dibawa dan semoea bamboe roentjing, kamoedian perentahken pemoeda2 itoe haroes boebar. Baik opsir maoepoen serdadoe masing2 pake kaen poetih dengen hoeroef Djepang warna merah dilengan kiri.
Bermoela kita tida ambil poesing sama tanda kaen poetih dengen hoeroef merah begitoe, tetapi tida laam hoeroef merah itoe lebi ditakoetin dari pada segala djerangkong dan demit, sebab hoeroef merah itoe tanda dari Kempetai, pembatja!. Polisi militer Djepang!
Saja teroesin perdjalanan saja sesampe didepan Rex bioscoop, saja liat satoe pandoe Indonesia, komplit pakean seragam dengen tali leher jang beroepa kaen merah poetih. Ia mendatengin satoe serdadoe Djepang jang berdiri dengen kedoea tangannja pegang senapan ploes bajonet dalem “aanvals positie”, menoeroet istilah resminja.
Itoe pandoe kasih “saluut”-nja tetapi didjawab dengen perkataan “khoerah......khoerah......” kembali pandoe kita madjoe beberapa tindak dan “saluut” lagi .....”khoerah..........khoera......... kata si serdadoe. Tetapi waktoe liat pandoe itoe masih sadja datang lebi dekat, ia pegang senapan dengen tangan kiri dan tangan kanannjasetjepat kilat digoenaken boeat tempeleng si pandoe jang sial itoe.
Roepanja tempelengan itoe tjoekoep keras djoega karena pandoe kita djatoh tjelentang dan seperti orang lagi lingloeng liat kanan kiri seolah-olah hendak tanja apa jang soedah terdjadi. Kita kaokin ia boeat pergi sadja, nasehat mana tentoe ditoeroet.
Ja .... Goesti, siapa jang waktoe itoe taoe bahwa “khoerah...khoerah” dalem bahasa Djepang sama sadja artinja seperti “pergi....pergi....”
Tetapi masih ada lain kadjadian jang lebi tragis. Di trotoar depan roemah gadai di Pandhoeistraat ada satoe serdadoe Djepang, djoega dengen bawa senapan dan bajonet terhoemoes. Dari djoeroesan aloen-aloen ada mendatengin satoe hadji jang naek sepeda, boeat merajaken hari gembira berhoeboeng sama datengnja sang soedara toewa, sepeda dibagean stir dihiasin dengen doea bendera ketjil, satoe merah poetih , satoe bendera Djepang. Ketika datang dekat si serdadoe, pak Hadji toeroen dari sepedanja jang ia toentoen sembari saban2 mendjoera dalam ke djoeroesan dimana serdadoe Djepang itoe berada. Ketika soedah dateng dekat serdadoe Djepang itoe tahan sepedanja pak hadji dan bendera merah poetih itoe ia tjaboet dan robek-robek, tetapi ia tida marah, barangkali tjoema hendak kasih taoe soesoenan warna merah poetih dibendera jang di robek-robek tadi ada kliroe.
Meliat ini boeroe2 pak hadji tjaboet bendera Dai Nippon jang ia kontan djoega robek2......... (mampoes nga toeh ?); barangkali ia pikir bendera tida boleh ditantjepken disepeda.
Meliat ini si serdadoe tida bilang apa2 lagi, hanja balikin senapan dan dengen gagahnja ia habek iga pak hadji sampe doewa kali dan kamoedian teroes mengelojor pergi, seolah-olah tida ada kedjadian apa2. Tinggal pak hadji dengen merintih dan napas sengal2 dibantoe boeat menjingkir kelaen tempat.
Di djalan Indoestristraat, tida djaoeh dari Kotalama, saja liat dengen mata kepala sendiri bagaimana banjak orang lagi berkroemoen di sekiteran majat seorang lelaki Indonesia jang beroesia kira-kira 30 taon, majat itoe dibediriken dengen diikat kedoea lengannja pada pager kawat berdoeri. Dadanja toendjoeken satoe loeka padjang bekas goresan bajonet. Di dekat kepalanja jang terangkat naek sebab ramboetnja diikat keatas terdapat papan dengen toelisan “Hoekoeman orang jang berani tjoeri”. Dari lobang hidoeng, moeloet dan koeping majat itoe ada keloear banjak semoet hitam. Itoe majat soedah 2 hari diikat disana, tetapi jang mengherankan, jalah tida berbaoe boesoek atawa bengkak, masih tetep keliatan rapih dan langsing. Poen dari potongan romannja orang bisa tebak moestahil jang di hoekoem masoek golongan pentjoeri biasa.
Di Wilheminaplaan (sekarang djalan Dr Tjipto kalaoe tida salah) dibekas sekolah MULO ada ditempatkan golongan opsir Belanda jang ditawan. Dari djalan besar orang dengen moedah bisa liat siapa sadja jang ada didalemnja. Pada soeatoe hari ada liwat disana satoe wanita Belanda dengen naek sepeda (zaman mereka maen Aoeto-aoetoan soedah lewat). Apa maoe, sethoe siapa jang ia gapein tetapi selagi tangannja masih diatjoengken diatas boeat kasih tabe, perboeatannja dapat diliat oleh serdadoe djepang jang lagi djaga.
Itoe wanita diperentah berenti dan kamoedian diikat dipoehoen pinggir djalan jang menghadepin roemah sekolah dengen lebi dahoeloe ditelandjangin boelat2. Dan ini boeat doea hari doea malem lamanja. Pembatja bisa bajangken sendiri bagaimana sengsaranja itoe wanita dan orang2 Belanda jang ditawan dalem roemah sekolah itoe. Mala orang jang kebetoelan liwat toeroet merasa terharoe dan sakit hati meliat bagaimana boewas dan kedjemnja sang semproel beriken hoekoeman pada pelanggaran jang begitoe tida berarti. Kendati sepoeloeh............... lagi berperang. (TAMAT)

Wednesday, November 16, 2005

Bahasa Bogem Mentah (V)

(V)
Pekerdjaan di Mata-hari djalan seperti biasa. Ada kalanja repot, ada kalanja sepi. Tjoema kadang2 seperti biasa, saja kalaoe dirasa perloe, djewer djoega koepingnja “DJAWA TENGAH” dan “Warna Warta” doea soerat kabar Tionghoa-Melajoe jang terbit di Semarang.
Belakangan sekali, waktoe tinggal di Djakarta saja pernah berkenalan dengen seorang dokter gigi, she Be, asal Semarang. Dengen ketawa ia bilang, saja doeloenja sering kali maki maki ajahnja Be, directoer dan hoofdredactoer “Djawa Tengah” terangken ia ketika liat aer moeka meroepakan satoe tanda tanja, saja ketawa waktoe diingatkan pada itoe tempo selagi “taroeng” dengen koerang adjarnja ba “Be” seperti jang saja seboet ajahnja.
Saja tjoema bisa hiboerken dokter gigi jang simpatiek orangnja bahwa sebenarnja orang jang saja maki, haroes bersoekoer jang nasibnja baek. Kalaoe orang dimaki di soerar-kabar, oemoemnja orang djadi marah, djengkel, sakit-hati, enz, enz, does waktoe itoe ia menderita, dan djoesteroe adanja penderitaan lebi dahoeloe, diatas dosanja akan dikoerangin. Dan saja , karena kasih djalan boeat orang jang bersangkoetan dipotong dosanja saja poen berdjasa dan poen akan dikoerangin dosa saja.
Boekan itoe ada sama baiknja boeat berdoea pihak?
Kembali pada itoe “bentoeknja jang sekarang”, djika diwaktoe pagi saja sisir ramboet didepan tjermin, seperti makin lama makin tegas saja liat hoeroef2 di djidat saja “Opportoenist”. Poen dari Soerabaia dan dari beberapa tempat lain saja kadang2 terima soerat dari kawan2 seperdjoeangan saja jang pada kasih selamat dan diharapkan agar peroet saja bisa lekas gendoet dan badan gemoek sehat walafiat; soepaia lekas mirip satoe kapitalis sedjati. Ada djoega jang kirim kartoe pos sadja dengen dibelakangnja ditoelis “Hidoeplah Chung Hua Hui”!
Tentang isi semoea saja bisa tida ambil poesing, tetapi jang lebih mengelisahkan jalah perasaan sendiri, seolah-olah saja ini seperti “overlooper” sebage penghianat jang lari masoek barisan moesoeh; jang djilat kombali segala apa jang pernah saja oetarakan, baek dalem toelisan maoepoen dalem pidato. Karena adanja ini perasaan, tentoe saja itoe “bentoek” jang soedah ditjor dengen beton makin lama makin “mereteli”. Dan achirnja tjopot djoega si gigi jang soedah oglak-aglik. Tjoema saja keloear dikasih etiket bagoes, ja itoe “reorganisatie”.
Begitoelah saja si “landlooper” dengen bawa keloearga mengelondong lagi, kali ini ke Bandoeng, dimana saja bermoela tinggal di Gardoedjati, akan kamoedian pindah ke Toeindorp deket Grote Lengkong. Dan kombali saja djadi djoernalis merdeka boeat beberapa soerat kabar. Oleh sobat2 saja diminta boeat mendjadi anggota “Hoo Hap” jang kantornja ada di Gardoedjati djoega.
Hoo Hap ? saja tahoe; Hoo Hap ini masoek golongan perkoempoelan jang salem masjarakat Tionghoa dikenal sebage Thien Tee Hwee (perkoempoelan langit dan boem), djiplakan dari Thien Tee Hwee begitoe jang moelai didirikan di Tiongkok ratoesan taon berselang. Asalnja memang sedari zaman Bwantjioe takloekin dan doedoekin Tiongkok dan oesir pamerentahan bangsa Han. Didirikan dan didjiwain oleh 5 orang jang diperingati sebage Ngo Tjo (lima orang tertoea). Oleh ini 5 orang pentjinta bangsa dan negara perkoempoelan rahasia begitoe disebarkan disegala pelosok Tiongkok oentoek dengen kekoeatan bersama tjoba toembangken pemerintahan Bwantjioe, si pendjajah tadi.
Bwantjioe jang paksa bangsa Han, sebage tanda penakloekan, pake koentjir boeat jang lelaki dan kaki jang sedari masih ketjil diikat kentjeng2 boeat jang perempoean.
Maksoed pendirian Thien Tee Hwee memang moelia, tetapi dalem prakteknja, perkoempoelan2 rahasia ini meroepakan pesaing maha hiebat oentoek saling reboet kekoeasaan dan pengaroeh dalem sendiri. Hingga atjap kali sampe timboelken penjerangan dan pertoempahan darah; toedjoean asal diloepakan saking tergila-gilanja pada pemoedjaan dan keagoengan oentoek diri sendiri.
Baroe taon 1911, dengen dioesirnja kaisar Bwan jang penghabisan, swan Thong, dari tachta, Tiongkok mendjadi Repoeblik dengen Dr. Sun Yat Sen sebage presiden jang pertama.
Seperti diatas soedah dibilang, Thien Tee Hwee djoega tersebar sampe keloear Tiongkok, dimana sadja ada hidoep orang2 Tionghoa. djoega tentoe sadja poen di Indonesia. Bisa dimengerti jang di loear Tiongkok seperti di Indonesia, persaingan oentoek reboet kekoeasaan dan pengaroeh anatar Thien Tee Hwee2 begitoe tida sampe menjadi bentrokan setjara besar2an. Karena djoemlah orang Tionghoa terlaloe ketjil dan kedoea tentoe sadja oleh pamerentah jang bersangkoetan kekatjaoean sematjam itoe akan ditindas selekas moelai moentjoel. Tetapi toch persaingan dan penjerangan gelap atawa terang, setjara ketjil2an tida bisa dibasmi sama sekali.
Menoeroet pendapat saja, ini semoea disebabkan karena oemoemnja orang Tionghoa, jang dari kelas bawahan dalem hal pendidikan, kadoedoekan dalem masjarakat, dan keoewangan, ada koekoeh sekali hingga tida gampang bisa boeang hal2 jang oleh pikiran sehat soedah tida bisa diterima lagi, karena soedah tida tjotjoek dengen perobahan zaman.
Dan perobahan2 begini, menoeroet pendapat saja, jang haroes dilakoeken dalem kalangan Thien Tee Hwee begitoe agar pendoedoek Tionghoa dimana sadja mereka berada, bisa djoega bergoena boeat masjarakat oemoemnja. Djangan biasakan diri tjoema bisa terima dan telan sadja segala apa jang baek oentoeknja zonder satoe-satoe kali pernah oendjoeken boedi timbal balik.
Dan tersoeroeng ini kainginan achirnja saja terima baik tawaran dari sobat saja. Ang Tjin Eng jang waktoe itoe mendjadi twako (ketoea) dari Hoo Hap Bandoeng oentoek mendjadi anggota.
Tapi belon tjoekoep doea boelan sedjak saja dengen resmi dalem oepatjara sembajang di depan gambar Ngo Tjo disoempah sebage hengtee (saoedara) dari Hoo Hap, menoeroet kebiasaan jang berlakoe dalem kalangan Thien Tee Hwee, atawa dalen sidang anggota, saja dengen soeara terbanjak dipilih sebage “Djiko” (wakil ketoea) boeat isi lowongan jang terboeka berhoeboeng dengen halnja djiko jang dahoeloe Loa Kioen Poh, oendoerken diri.
Dalem sidang itoe doea kali saja tolak dipilih sebage djiko, dengen alesan saja masih orang baroe dan belon tahoe banjak soal perkoempoelan seperti Hoo Hap, Hong Gie Soen dan lain2 perkoempoelan begitoe memang jang mendjadi ketoea (saoedara jang paling toea), wakil ketoea ada djiko (saoedara toea jang kedoea) serta kepala dari badan commissaris diseboet “shako” (saoedara toea jang ketiga). Dan sebage twako, djiko dan shako memang kita poenja pengahoer besar kendati tjoema dikalangan sendiri.
Di Tiongkok dahoeloe, dalem kalangan perkoempoelan rahasia, begitoe, satoe kali sang twako atawa djiko gebrak medja bisa berarti dipenggalnja kepala dari anggota jang dianggap bersalah melanggar ketentoean jang soedah ditetapkan dalem kalangannja. Tentoe sadja di Bandoeng tida pernah ada kepala anggota jang menggeloendoeng sebab twako atawa djiko gebrak medja. Tetapi toch perintah atawa pengoedjoek jang diberiken oleh twako atawa djiko tida gampang ada anggota jang berani langgar.
Dan djoesteroe karena adanja ini pengaroeh maka keangkatan saja, si orang baroe, timboelken banjak iri hati. Diantaranja terdapat djoega satoe anggota jang memang soedah lama mengiler ingin diangkat sebage djiko. Ini hengtee, saoedara bernama Oh Siauw Hie dan masoek golongan terpeladjar djoega. Ia pandai goenakan bahasa Belanda dengen lantjar sekali dan berasal dari keloearga jang berada, terpeladjar dan terhormat, tjoema sajang, Siauw Hie roepanja dibikin kaloet oleh pikirannja oleh napsoe ingin “mendjagoin”
Didepan saja ia berlakoe baek sekali, tetapi dibelakang saja ternjata ia soeka djoeal moeloet sana sini boeat djelekin nama saja jang ia sangat bentji. Karena kebetoelan saja dipilih boeat itoe lowongan sebage djiko dan boekan ia.
Begitoelah ia djoeal obrolan diloearan, kenapa djoesteroe saja, orang baroe, jang diangkat, kendati..... Thiam Tjing itoe, katanja badjingan, toekang tipoe, toekang angglap dan laen2 tjatjian lagi.
Bermoela saja, ketika dikasih taoe sepak terdjangnja si Siauw Hie terhadap saja diloearan, ganda tertawa sadja. Tetapi makin saja diam, makin Siauw Hie lebi koerang adjar lagi. Ia dibikin panas hatinja oleh orang2 dari Hong Gie Soen, djoega seroepa perkoempoelan seperti Hoo Hap, dengen maksoed agar dalem kalangan Hoo Hap bisa timboel keretakan dan permoesoehan, soepaia Hong Gie Soen poenja pengaroeh bisa terpentang lebi loewas dalem kalangan pendoedoek Tionghoa di Bandoeng.
Tjilaka apa tida....? antara Hoo Hap dan Hong Gie Soen kendati sama2 Thien Tee Hwee, memang dari doeloe soedah timboel gandjelan jang berasal saling iri hati jang di tjap oleh setahoe twako dan djiko jang mana?????.